Knockturn Alley

156 31 0
                                    

Narcissa menemani Malfoy dan Rosebell untuk menjahit jubah baru, di toko Madam Malkins. Diagon Alley sangat ramai hari ini, tapi tak sedikit orang yang terlihat waspada di sepanjang jalan dan di dalam toko. Tampaknya, berita tentang kembalinya Voldemort membuat orang menjadi cemas.

"Kurasa aku tak butuh jubah baru," celetuk Rosebell sebelum mereka masuk ke dalam toko.

Narcissa memandangnya, "tak butuh? Memangnya kenapa?"

"Jubahku masih muat dan masih bagus. Kurasa aku tidak bertumbuh," jawab Rosebell tersenyum kecil.

"Oh benar. Lagipula, Bell sudah mendapat jubah baru tahun lalu," tambah Malfoy pada ibunya. Ia mengedipkan sebelah matanya pada Rosebell.

"Ya. Aku akan berjalan-jalan sambil menunggu," ujar Rosebell yang dibalas anggukan oleh Narcissa.

Rosebell melangkahkan kakinya menjauh dari toko Madam Malkins, sementara dua Malfoy masuk ke dalam toko.

Sebenarnya, ada yang dicari oleh Rosebell. Ini berhubungan dengan halaman yang dirobek Malfoy dari buku Soul Exchange. Ia masuk ke dalam gang sempit dan gelap yang berkelok-kelok, Knockturn Alley. Rosebell menutup kepalanya dengan tudung jubahnya, dengan tujuan agar orang-orang tidak mengenalnya.

Diantara dua toko yang suram, terdapat gang kecil lain yang tak lain hanyalah gang buntu. Rosebell berbelok ke sana menemui orang yang sudah menunggunya.

"Ku kira kau akan terus terjebak dengan Peter Pettigrew, Profesor," ujar Rosebell sembari membuka tudung kepalanya.

"Seperti yang kau lihat, Sein. Meskipun aku terjebak dengan tikus itu, aku masih datang lebih cepat darimu," cibir Snape menatap Rosebell remeh. Benar, orang yang ditemui Rosebell adalah Snape.

"Apa yang kau lakukan padanya?" tanya Rosebell.

Snape diam sejenak, "mengurungnya di gudang dan memasang mantra agar ia tak bisa keluar. Lagipula, bukankah itu memang tempat tinggal tikus?"

Rosebell terkekeh, "benar, itu memang tempatnya. Syukur-syukur jika ia tak melapor pada Voldemort."

"Ia tak 'kan berani."

"Nah! Lalu bagaimana? Apa kau tahu di mana tempat untuk menemukan benda itu, Profesor?" tanya Rosebell.

Snape tersenyum miring, "tentu saja."

.
.
.

Di sinilah sekarang Sein berada, tempat gelap penuh debu dengan perabotan kayu yang diukir rumit. Ia mengira mereka akan pergi ke Borgin and Burke's, tapi siapa sangka akan ke tempat yang sangat jauh ke dalam Knockturn Alley.

Setelah Malfoy memberikan robekan buku Pertukaran Jiwa itu padanya, ia langsung mengirimkan sebuah surat pada Snape yang kemudian dibalas dengan patronus rusa betina milik pria itu. Rosebell terkejut awalnya, bagaimana bisa cahaya biru berkilauan mengeluarkan suara?

Kembali ke pembahasan tadi, rupanya robekan itu berisi tata cara melakukan suatu ritual untuk pergi ke dunia lain. Tentu saja bukan ritual yang biasa para penyihir dengar, bahkan Snape pun tidak begitu tahu soal ritual itu. Ritual ini nantinya akan membawa jiwa seseorang berkelana di dimensi empat—tempat di mana orang yang telah mati berada, dengan tujuan, jiwa tersebut dapat menemukan raganya di waktu dan tempat yang berbeda.

"Ini rumit," celetuk Rosebell. "Kupikir bisa dengan mantra-mantra tertentu, ternyata harus dengan media lain ya? Jadi seperti film horor saja," keluh Rosebell dengan ekspresi kesal.

"Tentu saja. Lagipula, ini menarik, aku sendiri belum pernah melakukan ritual seperti ini. Ini pasti akan sangat menantang," ujar Snape dengan mata berbinar dan senyum sumringah.

LestrangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang