20. Nyungsep Berjamaah

3.1K 345 19
                                    

Sepulang dari solat Jum'at kemarin, tiga anak Keenan dan Jihan mengalami insiden kecil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepulang dari solat Jum'at kemarin, tiga anak Keenan dan Jihan mengalami insiden kecil. Nggak kecil-kecil banget sih, karena ketiganya malah jatuh tersungkur ke dalam got di depan gerbang komplek rumah Awan. Awalnya, mereka merombak boncengan. Tentunya atas usul Jevian karena anak itu memang biang dari segala keonaran.

Jaffar yang semulanya bersama Jevian dan Dery kini dipaksa pindah oleh Jevian karena kakaknya itu memakan tempat yang banyak. Jadilah Ajun yang harus mengalah dan berpindah. Tentu bukan Jovan karena memang baik Jovan maupun Jevian, keduanya masih sama-sama gensi untuk meminta maaf.

Dan berakhir Jaffar, Luka, dan Jovan menjadi berboncengan di motor bebek keluaran 2016, yaitu Supra X 125. Sedangkan Jevian, Ajun, juga Dery menggunakan Vario 125 Cbs Iss milik Awan yang dibeli cash dua bulan yang lalu. Padahal untuk ukuran, seharusnya Jaffar dan kawan-kawan lebih berhak menaiki motor Vario hitam itu. Namun seperti yang diketahui bahwa Jevian utu memang tamak.

Sewaktu jalan pulang, Keenan memperingati keenam bujang Dirgantara itu untuk tidak kebut-kebutan. Keenamnya hanya mengangguk dan tersenyum. Meninggalkan Awan yang masih ngambek dengan Jevian karena jatah ikan nila gorengnya harus berkurang karena Jevian, Keenan, dan juga Sofyan.

Tapi seharusnya Keenan tahu kalau diantara keenamnya, ada Jevian anak bungsunya. Semua hal aneh diluar nalar bisa saja tiba-tiba terpikir olehnya.

Singkat cerita, keenamnya melakukan balapan. Tentu karena usul Jevian. Sangkin senangnya Jevian memutar-mutar sarung yang ada di bahunya. Lalu menjerit kegirangan. Mumpung tidak ada Jihan pikirnya. Namun naas, memang nasib buruk dihari Jum'at karena mereka melanggar ucapan Ayah juga Bunda.

Ajun, Dery, juga Jevian entah bagaimana bisa masuk kedalam got. Ajun yang paling parah karena anak itu berada diposisi paling belakang hingga terhempas. Hampir seluruh tubuhnya berbalur air hitam nan bau. Sedangkan duo bungsu itu masih diatas motor saat terjatuh. Hanya saja Jevian sedikit oleng sehingga kaki kiri juga bahunya ikut-ikutan kotor.

Hal itu tentu saja membuat Jihan berang. Bukan karena motor baru itu harus pergi ke bengkel. Namun melihat ketiga anak bujangnya harus pulang dalam keadaan kotor bau. Rencana mereka untuk berlibur setelah solat Jum'at harus dibatalkan hari itu juga.

Kelima anaknya ditambah Jovan dan Keenan didiami oleh Jihan. Keenan sudah pasrah saja. Padahal kan ini buka salahnya. Tapi, segala kesalahan Jevian juga menjadi tanggung jawabnya. Sebagai pengawal yang setia dengan pangerannya.

"Bunnn." Keenan melingkarkan tangannya pada perut Jihan yang sedang mencuci piring. Mencoba merayu wanitanya.

"Nggak usah rayu aku. Nggak mempan." Jihan berujar ketus namun tak juga memutus tautan tangan Keenan di perutnya.

"Anak-anak udah gede. Biarin aja mereka nyelesain masalah mereka sendiri."

"Mas—"

"Aku ngerti kamu khawatir, tapi kan si Abang nggak ikut-ikutan. Kalau mau marah-marah jangan sama Abang."

meilleurs amis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang