13. Pengen Motor

3.5K 427 5
                                        

Awalnya Jevian menolak tentang banyaknya kasih sayang yang berlebihan untuknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Awalnya Jevian menolak tentang banyaknya kasih sayang yang berlebihan untuknya. Apalagi sikap Ayah yang selalu membuatnya terlihat seperti anak kecil berusia lima tahun. Tapi lambat laun, Jevian menikmatinya. Menempatkan dirinya sebagai bungsu yang manja dan menerima limpahan kasih sayang untuknya.

Ternyata, dibalik sikap Ayah, Bunda, juga saudara-saudaranya yang berlebihan, memyimpan banyak kekhawatiran besar. Kata Bunda, mereka hampir kehilangan Jevian sampai tiga kali. Sebanyak itu. Maka dari itu, mereka tak akan pernah lalai dan membuat mereka hampir kehilangan Jevian untuk yang ke-empat kalinya.

Pertama, Jevian itu lahir prematur. Umurnya waktu itu baru dua puluh lima minggu. Kelahirannya dipenuhi rasa panik dan was-was. Bahkan Ayah tak henti-hentinya menangis waktu itu. Jevian bahkan hanya menangis dengan sangat pelan. Anak itu bahkan harus tinggal lebih lama di rumah sakit.

Lalu yang ke-dua, anak itu pernah hampir saja kehabisan nafas di dalam air. Waktu itu umurnya baru saja menginjak lima tahun. Anak itu sangat amat aktif. Membuat Ayah dan Bunda sangat kewalahan. Waktu itu, Jevian kecil merengek kepada kakak-kakaknya yang sedang asik berkumpul di ruang bermain untuk mengajarinya berenang. Tapi karena waktu itu si kembar terlalu malas meladeni si adik bungsu, tak ada satupun dari mereka menggubris perkataannya.

Dan sialnya, Jaffar yang waktu itu masih ada latihan futsal tak ada di sana. Jadi dengan lesunya, Jevian berlari menuruni tangga. Mengaggalkan baju berkarakter Spongebob kesukaannya di pinggir kolam. Awalnya anak itu hanya memainkan bebek karet berwarna kuning miliknya. Membuat bebek karet itu seperti kapal pesiar dangan menggerak-gerakkannya di atas air.

Namun karena rasa penasarannya yang tinggi, anak itu nekat masuk ke dalam kolam berenang yang waktu itu sebatas dada milik Ayah. Awalnya berjalan lancar karena Jevian dapat berenang dengan bebek karet yang berada di lengan kirinya. Dengan senyum yang merekah, anak itu menggerakkan kakinya seolah mendayung. Hingga sampai pada tengah-tengah kolam, anak itu panik. Dan naasnya, Jevian kecil tenggelam.

Hingga dua menit awal, tak ada yang menyadari. Karena jarak kolam dengan ruangan dibatasi oleh pintu kaca. Ayah juga masih berada di kantor waktu itu. Bunda dan Mbak sedang berbelanja untuk acara ulang tahun si kembar. Beruntung Ayah pulang cepat. Karena setiap pulang Ayah akan selalu mencari putra-putranya, Ayah langsung beranjak ke atas.

Berniat langsung ke ruangan bermain yang khusus dibuatkan untuk jagoan-jagoannya. Namun baru saja hendak menapaki kakinya pada anak tangga pertama, jantung Ayah terasa seperti ditarik dengan kasar. Kedua matanya membulat mendapati sang putra bungsu sudah hampir kehabisan nafas di dalam air. Ayah langsung berlari ke arah Jevian. Tak perduli dengan tas yang berisi laptop mahal miliknya yang tak sengaja terlempar.

Menolong si bungsu dan langsung membawanya ke pinggiran kolam. Lalu berteriak dengan suara bergetar memanggil seluruh bawahannya yang berada di rumah. Ayah melakukan pertolongan pertama pada Jevian. Membuka mulut Jevian dan memeriksa saluran pernafasan. Menekan dada si bungsu kesayangannya agar air yang tertelan dapat keluar.

meilleurs amis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang