"Ke mana adegan romantisnya? Di sini jawabannya."
An : kata kata frontal sedikit vulgar.
.
.
.
Bekasi, September, 2004.
Mari beralih ke tengah malam, di mana Danur tiba - tiba terbangun sebab lapar. Ia mengerjap sejenak, baru menyadari kalau Yaswa tak ada di samping Ira, membuat dirinya jadi sedikit panik, tapi kala mendengar suara Hesta dan Yaswa di luar, membuat ia sedikit lega juga.
Danur baru sadar pintu kost nya terbuka lebar, pantas dingin sekali kala ia bangun, dapat ia cium juga bau mie instan yang menguar, siapa yang masak mie instan tengah malam begini? Kan ia jadi ingin.
"Untung ada warung yang selalu buka dua puluh empat jam, kamu ini aneh aneh aja tiba - tiba pengen mie instan, untung aku lagi begadang."
Suara Hesta terdengar kala ia keluar dari kamar kost, sejujurnya tak tega karena harus meninggalkan Ira, tapi ia penasaran, masa ia harus membangunkan Ira?
Danur melihat ke belakang sejenak, menatap ke arah Ira yang mulai menggeliat dan terbangun, terlihat juga Ira yang langsung menangis kala tak menemukan Danur maupun Yaswa di sampingnya. Ah pas sekali, Danur jadi bisa kembali ke dalam dan mengambil Ira, tapi baru Danur menggendong Ira, Yaswa dengan wajah paniknya langsung menghampiri mereka.
Yaswa menghela nafas lega kala melihat Ira sudah ada di gendongan Danur, "huh, Puji Tuhan udah digendong sama mas, mie ku langsung tak tinggal tadi, sini aku yang gendong, mas kalau mau balik tidur ga papa tidur aja."
Danur menggeleng tak setuju, "sana kamu yang lanjut makan aja, Ira biar sama mas, dia belum nangis ini, kalau nanti dia lapar baru mas kasih ke kamu, mas juga udah ga ngantuk lagi."
"Bener, ya? Aku balik dulu ke rumah kak Yukti, mau ngambil mie, biar aku bawa aja ke sini, sekalian nanti mas juga bisa nyobain inovasi baru dari kak Yukti."
Jujur, perasaan Danur mendadak tidak enak mendengar kata 'inovasi baru dari kak Yukti.'
Danur hanya menganggukkan kepala, membiarkan Yaswa mengambil apa yang ia katakan. Jangan lupa, kost Danur berdekatan dengan rumah Yukti, jadi tidak heran kalau ada Hesta yang menemani Yaswa makan mie instan.
Tak lama Danur menunggu, akhirnya Yaswa datang dengan semangkuk mie instan yang... ya, Danur akui isinya aneh. Ya bagaimana tidak, siapa yang mau mencampurkan susu full cream ke dalam mie instan? Mana mie instan goreng pula, kalau rebus masih wajar saja, ini mie instan goreng.
"Ini enak, asin asin creamy manis gitu, pas banget aku lagi pengen sama ini, ayo coba."
Danur menatap ragu ke arah mie instan yang melilit garpu itu, tapi pada akhirnya ia menerima suapan Yaswa, dan tentunya di awal ia merasa sedikit mual, tapi rupanya enak juga. Yaswa tersenyum senang karena Danur menerima suapannya, senang karena suami kesayangannya itu menjadi tumbal dari hasil eksperimennya.
Begini, yang ingin Yaswa, tapi yang membuat Yukti.
"Enak?" Danur menganggukkan kepalanya seraya tersenyum miris, baru sampai leher mendadak mie nya ingin keluar lagi, ia mendadak tak jadi lapar pula.
"Ayo satu lagi." Danur menggeleng cepat, membuat Yaswa mengernyit bingung.
"Udah, dek, kamu aja yang makan, mas udah kenyang."
"Tapi kan mas belum makan malam."
Sial, kenapa mendadak Yaswa lebih pintar darinya?
Tapi nyatanya, Yaswa memang pintar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Violin and Guitar | Jongsang [END]
Diversos"Orang ganteng main gitar, orang cantik main biola, cocok." Yaswa si pemain Biola dan Danur si pemain Gitar, bertemu dalam suatu festival lantas mulai saling bercerita dan dekat. ! note ; jongho as dom, lokal au dengan nama lokal. ! cw//tw ; bxb-mpr...