Gangsal : Obat dan Bibir

368 51 22
                                    

"Ini sih pertemuan paling awikwok sepanjang masa."

                         .

.

.

Bekasi, Februari, 2004.

"Izinkanku bercerita tentangnya, sosok manis yang kutemui tempo.."

"ANJING SENAR GUA COPOT BANG."

"DANUR, MIC NYA NYALA!"

"EH IYA, EH GIMANA CARA MATIINNYA TOLONG."

Keributan terjadi dalam studio karena Danur tiba - tiba mengumpat karena senar gitarnya lepas saat suara Sambara baru saja keluar, apalagi mic studio menyala dan Danur juga Umbara malah berteriak tidak santai, jadilah umpatan dan teriakan mereka itu masuk dalam berkas rekaman.  Hestamma-kekasih Yukti sekaligus pemilik studio-yang lebih akrab disapa Hesta itu hanya menggelengkan kepala lantas menghapus rekaman terakhir band nyeleneh dari kekasihnya itu.

"AH ILAH SERIUS DIKIT NGAPA, GUA ITU CAPEK MAU TIDUR!" Hesta berteriak ke arah mereka yang ada dalam studio, membuat mereka sontak menoleh ke arah Hesta yang sudah melengkungkan bibir bawahnya.

"Iya sayangku! Bentar ya, ini mau ganti senar gitar Danur dulu! Apa kita break bentar?!" Yukti menyahut perkataan Hesta, membuat Hesta mendengus.

"Break bentar deh yang, aku capek mau tidur.." Hesta mengerucutkan bibirnya, lantas hanya dibalas kekehan dan acungan jempol oleh Yukti, membuat Hesta tersenyum senang lantas langsung merebahkan dirinya di sofa studio.

Memang terlihat lucu di depan pacar itu perlu.

Sejujurnya, mereka bisa lanjut setelah Danur mengganti senar gitarnya, tapi melihat Hesta yang nampak kelelahan karena tumpukan tugas kuliah dan harus mengurus mereka pula walau hanya mengurus bagian bungkus membungkus dan rekaman, tapi tetap saja itu melelahkan dan membuat Yukti tidak tega sendiri melihat honey bunny sweetie nya merasa kelelahan.

Mereka keluar dari ruang rekaman tanpa membuat suara berisik setelah mengganti senar gitar Danur karena melihat Hesta yang tertidur dengan begitu nyenyak hingga membuat Yukti ingin rasanya memasukkan Hesta ke dalam dompet tebalnya. Agak lebay memang, tapi Yukti berkata apa adanya, ia benar - benar gemas dengan kekasih hatinya yang begitu manis itu, buat segenap anggota Flying In Love jadi geleng - geleng kepala sendiri.

"YUWA DAT-eh." Sosok berisik bernama Yuwa yang masuk ke dalam studio seraya membawa gorengan dan es cendol itu langsung menutup mulut kala melihat Hesta yang tertidur di sofa.

"Aduh aduh gatau gua ada si boncel tidur, ini ada gorengan sama es cendol buatan ibu, dimakan deh, gua dah gumoh setiap hari ketemu nih dua produk." Yuwa berkata seraya menaruh pangan yang ia bawa di meja yang ada di dekat sofa, tapi sama saja akan di bawa ke lantai oleh Umbara sebagai pecinta gorengan dan es cendol buatan ibu Yuwa.

"Makasih, Yuwa, tau aja kita lagi butuh asupan." Yuwa hanya mengacungkan jempol setelah mendengar ucapan Umbara lantas duduk dan menempel pada Sambara.

Tak ada yang berani bicara setelahnya, karena Hesta yang sedang tertidur tak akan suka dengan suara berisik dan pastinya akan mengamuk jika sampai terbangun karena mereka. Mereka sibuk pada kegiatan masing - masing, Umbara yang tengah bermain sudoku, Yukti yang terlihat tengah main facebook, Sambara dan Yuwa yang terlihat tengah saling menempel, sedang Danur sendiri tengah bermain juga dengan ponselnya.

Danur agak terkejut pula kala tiba - tiba nama Yaswa terpampang di layar ponselnya, membuat ia cepat - cepat mengangkat panggilan dari Yaswa itu. Ada apa sore ini? Padahal kalau ingin telpon juga pasti di malam hari.

Violin and Guitar | Jongsang [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang