Bab 4. The Announcement

31 19 0
                                    


Januari, 6 2022

Angin panas malam itu, membuat wanita dengan rambut panjang semir coklat agak kegerahan. Dia barusaja pulang dari kantornya, sebagai agensi penulis ghostwriting yang cukup membuat dia tidak setengah pengangguran dari kegiatannya sebagai author romance. Sepertinya wanita itu memilih menjadi ghostwriter karena dilemanya yang akhir ini dirasakannya.

Sudah tiga bulan lamanya dia menunggu jawaban untuk novel garapan yang diikutsertakan ke sebuah event cukup besar. Karena novel garapan dia kali ini bukan main-main dari sebuah novel lainnya yang dibuatnya dengan sesekali research cerita pasaran.

Genre romance adalah kesukaannya. Dan wanita itu juga biasa membubuhi karya novelnya dengan beberapa kisah romance yang biasa terlewat di imajinasinya.

Untung saja angin malam yang hangat itu usai saat dia sudah masuk ke dalam sebuah basement apartment yang dibelikan kedua orangtuanya menetap di Ibu Kota Jakarta. Apartment tidak terlalu luas hanya berukuran 50 m persegi saja.

Sesampainya dia di basement selalu ada satpam penjaga towernya yang menyapa Clarine. Wanita yang bernama Clarine ini disapa oleh Pak Asep. Sudah tiga bulan dia bekerja sebagai ghostwriter dan membuat tiga bulan lamanya Pak Asep mengetahui tindak tanduk salah satu penghuni tower Apartment ini.

"Mbak Clarine ? Sudah pulang? Kali ini ngelembur ya Mbak?" sapa Pak Asep menyapa Clarine pulang agak telat dua jam dari jam biasa dia pulang.

"Malam, Pak Asep. Iya, Pak. Nggak mau juga saya begini terus pak. Ternyata jadi Ibu-Kota fighter itu susah juga ya pak." rancu Clarine dengan tepat dia mengatakan keaadan dia selama bekerja selama dua bulan lamanya ini.

"Yalah Mbak. Sudah malam Mbak, mending Mbak Clarine siap-siap istirahat di atas. Selamat istirahat Mbak," balas Pak Asep begitu pun dengan Clarine yang akhirnya pergi menuju ruang dalam di mana lift berada. Tidak lama selama 3 menit Clarine berjalan dia sampai juga di dalam Apartmentnya.

"Klikkk, Klikkk,," bunyi sekelar yang dinyalakan membuat ruangan Apartmentnya menjadi terang kembali. Tidak lama saat ini Clarine pun ingin menyudahi harinya dengan badan super lengketnya menjadi harum lagi. Setelah itu seperti biasa dia akan melanjutkan membuka segala notiv pada ponselnya. Karena kerjaannya yang padat, dia jarang membuka ponsel di kantornya.


Tetapi Clarine merasa ada tarikan panggilan untuk membuka ponselnya. Dia lakukan itu karena dia masih berharap pekerjaan dia sebagai ghostwriter kali ini bisa rampung.

Beberapa aplikasi di bukanya, meninggalkan Gmail yang menjadi akhir Clarine akan memantau. Pandangannya masih biasa saja. Tetapi dia tidak lupa jeli melihat kotak spam yang sekiranya ada satu saja email masuk di sana. Karenya, Clarine menyiapkan dirinya mandi. Daripada berharap tidak-tidak dari isi spam yang belum diketahuinya.

Ketika dia mandi, harapan untuk bisa terpilih selebihnya semakin pupus. Tapi rasa penasaran apa isi spam itu masih menenungkan baginya. Mandi malam pun diakhiri pada sekiranya belasan menit sehingga dia sudah berada di atas nakasnya.

Sekali lagi Clarine pun membuka Gmail dia. Tapi serasa ada aliran darah yang kembali menjalar di sekujur tubuhnya. Dia mendapat email diterima sebagai salah satu kandidat terpilih pada perusahaan publishing yang disukainya.

Karena merasa senang, Clarine langsung berkehendak agar besoknya dia bisa langsung resign saja dari pekerjaannya sebagai ghostwriter. Dia besok akan mengirimkan surat resignnya ke pihak Hrd tempatnya bekerja.

Setelahnya, Clarine yang lupa karena saking semangatnya langsung berdiri dari nakas merampas tas kerjanya dan mengeluarkan iPad miliknya. Secara pasti. Dia tidak ingin menyia-nyiakan event privilege untuk bisa mendebutkan novel yang terpilih saat di submit sudah hampir tiga minggu yang lalu.

One And Only Where stories live. Discover now