Bab 16. Ditanya Guru Konseler

19 15 0
                                    


12 tahun yang lalu

Sudah sebulan semenjak bulan bahasa berjalan. Clarine semakin bersemangat agar dia bisa suatu hari mendapat hati banyak teman-temannya. Hari ini cukup menyebalkan bagi Clarine. Karena dia masih melihat Kana baik-baik saja. Namun dia cukup bahagia, karena Kana semakin menunjukkan keinginannya untuk sama-sama menulis. Hanya karena pengaruhnya yang memenangkan juara pertama lomba menulis cerpen.

Karena ini adalah hari ketiga sesudah ujian semester pertama berlangsung. Clarine memiliki janji dengan banyak teman-temannya. Dia mau mengadakan pesta tengah malam di rumah salah satu temannya. Dan dia semakin tidak percaya dengan rasa bahagia lainnya karena temannya tidak mengajak Kana. Pesta akan berlangsung dalam dua hari lagi, dari hari ini yang ingin dijalaninya.

Hari ini dia masih harus berkegiatan di sekolah. Sebenarnya waktu sekolah memang tinggal dua hari lagi. Kemarin ada sebuah class meeting mengenai lomba olahraga sesama teman satu sekolahannya. Dan hari ini dia masuk ke sekolah karena ada urusan dengan salah satu guru yang memanggilnya.

Sebenarnya Clarine juga punya satu urusan lagi. Kali ini adalah seorang lelaki. Lelaki ini yang paling mengerti Clarine. Dan dia tumpuan Clarine di saat Clarine merasa dia butuh teman bicara. Namanya Fiqri. Dan kabarnya mereka saling suka satu sama lainnya.

Namun Clarine selalu saja menolak Fiqri dengan tabiat dia malu Fiqri mengetahui kalau dia tidak suka dengan perempuan di kelasnya bernama Kana. Sedangkan Kana sendiri pernah didekati oleh Fiqri. Jadi sama saja melompat di tebing curam jika saja Kana tau dia berpacaran dengan Fiqri.

Clarine sudah sampai di sebuah tempat di mana dia punya urusan selain dengan Fiqri. Hari ini dia akan menemui salah satu guru yang tidak salah menyuruhnya datang ke dia. Dan guru itu adalah guru bimbingan konseler. Clarine sudah sampai di depan bilik pintu ruangan konseling yang terbuka menampakkan Bu Tanti duduk di salah satu meja.

"Siang Bu Tanti. Apa saya boleh masuk? Sesuai janji saya kata Bu Tanti mau panggil saya siang ini." Ketok pintu dari Clarine saat ini menjadikan dia hampir masuk ke tembok curam. Jadi, sebenarnya Bu Tanti ingin mengajak bicara Clarine. Hanya karena Kana yang akhir-akhir ini suka bicara mengenai perasaannya ke Bu Tanti mengenai Clarine.

Sebenarnya Bu Tanti ingin bertanya ke Clarine beberapa. Tetapi Kana mengatakan dia tidak mau Bu Tanti benar-benar mengatakan siapa gerangan perempuan yang dibicarakan oleh Bu Tanti. Kana hanya mau Bu Tanti mengetahui apa saja kabar dari Clarine. Apakah hipotesisnya benar mengenai perasaan Clarine ke Kana. Tentu Bu Tanti tau kalau diantara keduanya pasti menyimpan cerita satu sama lain.

"Masuk, cantik. Clarine, silahkan duduk di kursi depan saya ya." Bu Tanti langsung menyuruh Clarine untuk duduk di kursi depannya itu. Bu Tanti punya kedok memanggil Clarine, dia mau mengatakan kalau ada salah satu lomba cerpen anyar yang perlu diikutinya. Serambi bertanya apa sebenarnya perasaanya ke Kana, murid bimbingan konselingnya.

"Ada apa, Bu. Kok memanggil saya?" tanya Clarine yang merasa tidak ingin membuang-buang waktunya saat Fiqri juga mau bertemu dengan dia.

"Jadi, Bu Tanti mau mengucapkan selamat ke kamu ya. Sudah berhasil menanyangkan cerpen kamu di koran. Jadi ada satu macam poster yang harus kamu bawa. Ini berisi ajakan untuk ikut lomba nulis cerpen. Kalau kamu mau bawa saja posternya dan kalau kamu mau ikut bisa hubungi saya ya, Clarine," papar Bu Tanti dia dengan sigap berbicara seraya menyembunyikan apa tujuan mengajak ketua kelas dari kelas VII.3 ini. Tangannya pun menyalurkan sebuah poster ke meja di depan Clarine.

"Oh.... Wah pasti saya bisa ikutan Bu. Kalau begitu boleh saya bawa pulang ya bu brosurnya. Apa hanya itu saja Bu? Saya ada janji ketemuan sama teman saya lainnya Bu Tanti. Kalau tidak ada, saya permisi dulu Bu." Karena merasa Bu Tanti hanya ingin memberikannya brosur lomba cerpen. Tidak lama ketika Clarine hampir menaikkan pantatnya untuk tidak dalam posisi duduk berhenti bergerak ketika Bu Tanti berkata sesuatu.

One And Only Where stories live. Discover now