12 tahun yang laluUpacara setiap hari Senin di hari itu baru saja selesai. Selain ada upacara juga ada pengumuman pemenang bulan bahasa. Dan benar mengenai tebakan kita kalau-kalau kelas VII-3 mendapatkan banyak penghargaan yang disabet dalam beberapa cabang lomba.
Ada sekiranya lima tropi yang didapati oleh murid kelas itu. Walaupun tidak semuanya ternyata tropi juara pertama, namun sekiranya ada satu tropi yang cukup mengesankan datang dari Clarine. Dia memenangkan lomba nulis cerpen. Mengalahkan banyak kandidat lainnya yang sama-sama berpotensi.
Suasana kelas VII-3 meramai. Karena biasanya situasi semenjak sesudah upacara menjadi bebas bagi semua murid karena ada waktu longgar sekitar tiga puluh menit sebelum jadwal mapel pertama. Suasana yang meriah itu dikarenakan murid kelas itu sedang merayakan kemenangan dari lomba bulan bahasa.
Seperti kemenangan Clarine salah satunya, dia juga mendapat bingkisan snack yang cocok di makan kala memeriah kemenangannya. Begitu juga dengan anak kelas lainnya yang juga menang beberapa cabang lomba bulan bahasa. Yang pada akhirnya mereka juga merayakan moment yang cuman ada sekali dalam setahun itu.
Namun tidak ada Clarine di kelas saat itu, padahal dia ditunggu-tunggu oleh seluruh anak kelas VII-3. Clarine yang saat selesai upacara kala itu tidak bisa langsung ke kelasnya, dia harus pergi ke ruang guru. Karena wali ekstrakulikuler jurnalistik Pak Graha meminta Clarine datang karena cerpennya ditunjuk untuk menjadi karya yang akan dipajang di koran kota tempat tinggalnya.
Clarine yang diajak bicara dan diberi ucapan selamat dari Pak Graha akhirnya keluar dari dalam ruang guru dengan membawa bingkisan snack yang didapatnya karena menang lomba.
Tetapi di persimpangan jalan dia bertemu dengan Kana yang sepertinya dia barusaja keluar dari ruangan BK. Clarine yang melihat keberadaan Kana pada saat itu juga menanyakan kehadirannya yang ternyata masuk sekolah.
"Kana,, kamu masuk? Katanya Rotul kamu sakit? Apa sudah sembuh? Kok lagi di ruangan BK? Kenapa kamu nggak ikut upacara tadi?" tanya Clarine. Kana yang mengetahui Clarine di sana tampak terkejut dan pandangannya menatap ke arah bingkisan snack yang di bawa Clarine alih-alih dia menjawab pertanyaan gadis temannya yang baru saja bertemu tanpa sengaja di area sekitar ruang guru.
"Oh, iya. Aku baru saja datang saat upacara selesai, Clarine. Aku ke ruangan BK, karena memang aku ada urusan ke sana. Aku dan Bu Tanti suka mengobrol akhir-akhir ini, dia tanya kenapa aku nggak jadi mewakili kelas kita di ajang teater," acap Kana yang bisa memfokuskan menjawab Clarine dengan menatap wajahnya.
Namun, matanya lagi-lagi melihat bingkisan yang di bawa Clarine. Karena merasa bingkisannya diperhatikan, Clarine pun mengatakan jika bingkisan itu ada karena dia memenangkan lomba bulan bahasa cabang tulis cerpen.
"Hei,, kamu kok daritadi lihat bingkisan ini? Aku menang lomba tulis cerpen Kana. Juara pertama," ujar Clarine yang kemudian mendapat reaksi dari Kana yang mengerti dengan mengangguk ke hadapan gadis temannya itu.
"Jadi, apa kamu juga yang kemarin gantiin aku buat ajang pemilihan casting teater? Gimana hasilnya?" Kana kembali bertanya dengan Clarine yang malah mengajak mereka berdua kembali berjalan menuju ke ruang kelas mereka di lantai dua. Sedari tadi itu mereka hanya berdiri di persampingan jalan di mana mereka bertemu.
"Iya, tapi aku belum tau juga gimana hasilnya," balas Clarine dengan berjalan bersama dengan Kana. Dan di sisa perjalanan mereka terdiam.
Tidak bisa dipungkiri kalau Kana memang merasa jika Clarine adalah anak yang beruntung. Menurut Kana, Clarine adalah anak yang pandai bergaul dan juga bersenang-senang dengan masa remajanya. Itu terbukti dari bagaimana pembawaan Clarine yang selalu ceria setiap saatnya.
YOU ARE READING
One And Only
RomanceDia adalah Clarine, perempuan itu memang masih belum patah semangat dengan keinginannya yang selalu dia ingin kisahkan. Seseorang menanyainya akan apakah novel yang digarapnya itu. Seseorang lelaki yang dikenalnya baru-baru saja dan dekat dengannya...