Bab 24. A Shout-out

7 0 0
                                    

Sebuah layar berisikan materi tentang penjelasan novel serta suara sedang mic yang keluar dari beberapa banyak peserta, menjadi salah satu tanda jika di kala ini sedang diselenggarakan sebuah aktivitas presentasi oleh banyak peserta event INHS. Suasana di ruangan rapat itu seketika khidmat karena menyaksikan presentasi diselingi oleh suara satu narator di depan ruangan, menjelaskan materi karya novel mereka.

Di lengkapi oleh adanya unsur mencekam dari para judges yaitu pihak co-founder, Pak Anugrah serta beberapa co-editor serta senior editor yaitu Mas Bram. Sedang duduk memanjang dengan bangku yang di setting paling belakang dari meja rapat berisikan peserta INHS yang duduk di sana. Sepertinya memang di setting seperti itu agar seluruh peserta melupakan jika presentasi mereka sedang dinilai. Namun tetap saja jika nuansa yang terjalin masih penuh dengan ketegangan yang timbul akibat mereka tau jika unsur presentasi menjadi salah satu penilaian apakah novel karya mereka akan diterbitkan.

Seperti yang sudah berlangsung sampai detik ini, jika Clarine sekarang yang mendapati giliran untuk presentasi. Dia sudah menamatkan point presentasi di unsur intrinsik dan eksentrik, dan sekarang presentasi berjalan sampai di point tentang alur novel dengan konsep piramida freytag.

Sepanjang presentasi Clarine mendapati kemudahan dalam menyampaikan point pertama, tetapi dia agak tegang saat menyampaikan point kedua yang adalah alur berkonsep piramida freytag ini. Adanya alasan jika dia menyinggung Kana memang menjadi alasannya. Di pembahasan alur tertentu, dia bercerita mengenai unsur realita dari cerita di novelnya. Yaitu saat dunia remajanya nan bahagia yang diceritakan di bagian awal itu kemudian diganti dengan bagian klimaks ketika itu ketahuan jika semua hanyalah sebagai imajinasi belaka.

Jadi pada konsep alur menurut piramida freytag di bagian klimaks sampai akhir, novel Clarine yang berjudul "If I were Mine" itu adalah bagian realita di mana dia menambahkan satu pemeran lainnya yang bersifat antagonis. Diam-diam pemeran itu sendiri adalah Kana. Clarine yang hampir selesai menjelaskan konsep alur di bagian tanjakan, kemudian menjelaskan bagian yang sebenarnya adalah rahasia dia dari Kana.

Bagaimana tidak jika dari alur pendahuluan, peristiwa pemicu sampai dengan tanjakan semuanya bercerita tentang kejadian menyenangkan yang Clarine harapkan. Ada adegan dia sebagai siswa populer yang paling famous dan terkenal dengan kebaikannya. Ada pula adegan saat-saat dia mendapat kejutan dari banyak teman-temannya karena prestasinya juga. Serta beberapa hal lain yang menurut Clarine adalah pengharapan besar menurutnya.

Namun apa daya jika presentasi ini harus berupa informasi cerita novel yang lengkap, mengingat presentasi ini akan menjadi unsur penilaian dari kebolehan author di event INHS agar novel mereka terpampang nantinya di toko buku terkenal. Clarine sebagai narator sekarang ini sedang menjalankan slide selanjutnya yang adalah bagian ter-nighmare dari kenapa cerita dia berisi imajinasi dan realita.

"Next, kita beralih menuju ke alur selanjutnya yaitu alur Klimaks." Clarine mengubah kursor next pada laptopnya sehingga layar berubah menjadi cakupan alur cerita di bagian klimaks.

"Di bagian alur ini mengkisahkan tentang sebuah plot twist yang sebenarnya adalah bagian yang krusial keberadaannya karena menjadi tolak ukur kebalikan dari alur yang sebelumnya. Jika dari pendahuluan sampai ke tanjakan cerita mengalir mengenai kehidupan remaja seorang pemeran utama tanpa banyak diwarnai konflik, maka di alur klimaks ini adalah realita dari cerita sebenarnya pemeran utama. Bisa dinyatakan jika alur pendahuluan sampai tanjakan itu adalah cerita mengenai imajinasi pemeran utama belaka. Ini dinyatakan dengan akhir novel pada Bab 30 dengan sebuah cliff hanger di akhir Bab." Clarine berpresentasi, dia akhirnya menyelesaikan apa cliff hanger yang menjadi pengait antara bagian imajinasi dengan realita belaka.

"Jika ada sebuah paparan kalimat menyebut 'Gadis remaja itu. Yang berselang beberapa menit sedang bersama dengan banyak temannya yang mengerubunginya, saling bercanda tawa satu sama lainnya. Berangsur memilih pergi menuju ke dalam kelasnya kembali sendirian saja. Dia berjalan sampai ke ujung dari kelas di lantai dua di mana dia melihat ke arah pemandangan luar jendela itu. Aura hangat menguar saat itu ketika ada cahaya mtahari menyinari, sehingga membuat gadis itu serasa meragu sesaat. Tidak lama kemudian, dengan kecemasan dia mengetahui ada sebuah bayang samar yang terpasang di sudut pojok matanya. Bayang seorang yang dia takutkan itu datang. Membuatnya membelalak. Gadis itu sudah muncul kembali!'." Clarine membacakan apa yang merupakan cliff hanger dari ceritanya itu. Peserta lainnya yang menyimak pun serasa terbawa oleh presentasi Clarine yang telah sampai di klimaks ini pula. Dan Clarine pun melanjutkan.

One And Only Where stories live. Discover now