Bilik ruangan rapat yang luas itu masih sepi. Sekiranya sekarang waktu menunjukkan pukul setengah sembilan pagi. Pagi seperti ini tidak dengan kondisi kantor yang ramai dengan para peserta team maupun karyawan tetap dan intern di publisher "Pustaka Himalaya". Walaupun beberapa diantaranya mulai berdatangan. Pada waktu yang masih pagi, tidak ada yang mengira pertemuan Clarine dan Kana saat mereka berpapasan dengan cara tidak disengaja.
Keduanya berpapasan secara tidak sengaja saat Kana pertama kali ada di dalam chilling room yang adalah ruangan khusus bagi banyak karyawan publisher "Pustaka Himalaya" beristirahat. Di sana terdapat sebuah café mini bar dengan seorang penjaga yang menjual beberapa snack dan juga minuman kemasan serta sesekali jajan basah atau roti dan makanan dalam mika yang dititipkan. Sedangkan itu di sana tempat duduknya ditata seperti podium yang bertingkat lima membujur dari sudut sampai sudut ruangan lainnya. Lengkap dengan beberapa bantalan dudukan serta banyak pillow yang lembut juga empuk.
Kana ada di sana sesaat dia sedang membeli sarapan karena dia datang pagi dan belum sempat sarapan. Karena café mini bar itu ada di bagian sudut pojok ruangan dan dia menghadap kebelakang dari pintu keluar-masuk chilling room. Clarine yang akan masuk ke dalam dan berjalan santai menuju ke café mini bar itu tidak mengetahui kalau sosok wanita dengan pemandangan belakang punggung adalah Kana. Sehingga saat Kana sudah selesai membeli dan berbalik badan, keduanya saling berpandangan satu sama lainnya.
Timbul rasa kikuk antara keduanya saat itu juga. Namun, Clarine masih berlagak sewajarnya. Dia berjalan dengan santai melewati Kana yang berangsur juga berjalan selangkah. Clarine yang saat itu sudah sampai di depan café mini bar itu tampak sedang memilah dan memilih apa snack yang dibelinya. Perhatiannya menuju ke salah satu rak berisi makanan bukan kemasan yang adalah jajanan basah.
Saat Clarine sedang mengambil beberapa jajan basah yang hendak akan dibeli, Kana memutar badannya. Keinginannya untuk bisa mengajak Clarine berbincang dan menanyakan bagaimana dengan kabar temannya dulu saat ada di bangku SMP, membuat Kana tidak langsung menghampiri Clarine yang sedang memilah makanan yang akan dibelinya. Kana menunggu di kursi podium paling bawah di bagian tengah. Hanya untuk menunggu Clarine sudah selesai membeli makanan di café mini bar tersebut.
Empat menit Kana menunggu agar bisa menyapa Clarine yang sudah selesai membeli makanan itu membuat Kana akhirnya berdiri dan berjalan ke arah Clarine yang sudah hampir berjalan keluar dari chilling room di sana. Kana pun menyapa Clarine.
"Clarine. Tunggu sebentar." Kana mencegah Clarine berjalan lebih jauh menuju ke arah luar pintu chilling room. Clarine yang mendengus kesal pun membalikkan badannya melihat sosok wanita yang tidak dia inginkan ada juga di sini menjadi salah satu yang bernasib sama dengannya. Dia enggan untuk menoleh tapi tidak ada yang bisa dilakukannya selain menjawab sapaan Kana.
"Kenapa manggil?" sesederhana itu Clarine menjawab Kana. Hati Kana bak sesak saat Clarine saat itu menjawabnya dengan ketus. Tidak seperti yang biasanya dia kenal di masa lalu itu. Clarine yang dulunya ramah dan ceria saat masih ada di bangku SMP. Meskipun juga ternyata dia punya cerita tersendiri di masa-masa Clarine masih ceria.
"Ayo kita bercerita sebentar. Omong-omong kenapa kamu tidak menyapa aku? Sudah dua hari kita saling paham posisi sebagai peserta INHS." Kana menanyakan hal yang dia tau sebenarnya apa jawabannya. Iya. Karena Kana dulunya pernah punya sebuah isu dengan Clarine. Dan bagaimana juga Kana pasti tau, tidak ada yang mau jika musuh kita sama-sama menyukai hobby bahkan sudah menjadi pekerjaan yang ada di satu hal. Menulis novel.
"Apa saling menyapa penting kalau dulunya saja aku dan kamu sudah saling bermusuhan? Sudahi basa-basimu, tidak ada yang perlu dibahas lebih lanjut." Tidak mau ambil pusing lagi bagi Clarine dia langsung saja berjalan dengan angkuh berbalik arah agar menjauhi Kana.
YOU ARE READING
One And Only
RomanceDia adalah Clarine, perempuan itu memang masih belum patah semangat dengan keinginannya yang selalu dia ingin kisahkan. Seseorang menanyainya akan apakah novel yang digarapnya itu. Seseorang lelaki yang dikenalnya baru-baru saja dan dekat dengannya...