Bab 18. Datang Lebih Awal

22 16 1
                                    




Khusus schedule hari ke-4 di minggu pertama event INHS di lakukan dengan materi pelatihan menulis dari pihak publisher. Khusus hari ini juga semua peserta diperbolehkan masuk kerja di jam yang lebih agak siang, karena para karyawan seperti editor senior dan co-editor akan menyiapkan beberapa materi yang akan mereka berikan ke seluruh peserta debut novel INHS.

Pemberian materi pembelajaran di minggu pertama adalah cara membuat ide novel dan cara mengembangkannya. Dan kegiatan ini akan dilakukan di ruangan rapat di mana di sana muat kapasitas dari seluruh peserta juga beberapa karyawan publisher ini yang akan mempresentasikan jatah materi di minggu pertama ke banyak peserta.

Sekarang waktu sudah menunjukkan empat puluh menit sebelum paparan materi akan dimulai. Ada beberapa peserta yang sudah datang saat ini. Salah satunya adalah Clarine. Dia datang agak pagi hari ini karena keinginannya.

Dia sekarang sedang menunggu di ruangan chilling room, sambil ditemani dengan pop mie dan juga sebotol teh kemasan. Untung saja sedari tadi pagi dia datang dan sedang berkeliling di area gedung perkantoran publisher ini, dia tidak menemukan Kana di manapun.

Sebenarnya Clarine punya keinginan datang pagi karena dia mau lebih dekat lagi dengan editor seniornya, Mas Bram. Dia tau dia kemarin malamnya mengirim pesan kepada editor senior itu mengenai bagaimana perasaannya. Tanpa mengatakan kalau dia tertekan karena adanya competitor di event ini yang adalah Kana. Clarine hanya menyampaikan jika dia akhir-akhir ini lelah dan punya masalah dengan novel yang dia buat karena novelnya itu menyinggung masa dia di waktu SMP.

Pesan yang dikirimnya kemarin malam itu tidak sempat dijawab oleh Mas Bram karena dia sibuk dengan persiapan untuk kegiatan penyampaian materi mingguan di hari ini. Maka dari itu Clarine menyempatkan datang pagi, bermaksud bisa punya waktu sebentar untuk bisa berbicara dengan editor senior di publisher "Pustaka Himalaya".

Clarine tidak menyangka juga jika dia kemarin saling berciuman dengan si Mas Bram. Dia masih tidak percaya kenapa bisa-bisanya kejadian yang sudah terjadi kemarin itu membuat Clarine jadi berdebar. Hal yang terjadi dengan tidak disengaja itu membuat dia kemarin jadi lebih tenang. Jadi bisa dikatakan perasaannya sekarang campur aduk juga. Dia tau pasti nanti Mas Bram akan menanyakan mengenai pesan Whatsapp darinya yang belum sempat dibalas oleh sang editor seniornya itu.

Karena urusan dengan pop mie dan teh botol kemasan sudah tandas kemudian Clarine pun meninggalkan chilling room menuju ke luar di mana dia akan melihat bagaimana keadaan ruangan rapat. Dan saat dia sudah hampir datang menuju ke ruangan rapat tak terasa dia dipanggil oleh salah satu co-editor yaitu Mbak Dita dan Mbak Lola. Yang di mana keduanya menanyakan apa Clarine bisa membantu beberapa pihak yang menyiapkan presentasi di ruangan rapat.

"Clarine, pagi. Untung ada kamu. Boleh nggak minta waktu sebentar bantuin kita semua di ruangan rapat? Kegiatan presentasi materi akan dimulai, tapi semua persiapan belum selesai. Kamu ikut kita semua ke ruangan rapat, yuk," pinta Mbak Dita saat bertemu dengan Clarine serta mendapat perhatian dari Clarine.

"Oh, Pagi juga Mbak Dita. Iya aku datang lebih awal. Kalau minta bantu, aku setuju aja kok, Mbak." Clarine menyanggah dengan dia yang sudah ikut bersama dengan kedua editor itu untuk masuk ke dalam ruangan rapat.

Di sana sudah ada Mas Bram, Mbak Lola dan juga Pak Anugrah yang sedang mempersiapkan materi untuk presentasi juga dengan beberapa keperluan lainnya yang belum selesai. Ternyata mbak-mbak editor itu menyuruh Clarine untuk mengeprint lembaran kertas dan menjilidnya. Itu nanti akan dijadikan sebagai summary book di mana akan dipergunakan nanti saat di minggu kedua.

"Clarine, bisa kesini sebentar nggak? Jadi kita mau minta tolong ke kamu buat mengeprint beberapa lembaran untuk summary book. Di file yang ada tersimpan di flashdisk ini. Nanti kamu pergi ke ruangan desk Mas Bram buat ngeprint juga nanti sekalian dijilid di mesin yang ada ya. Biar Mas Bram aja ya yang bantu kamu buat ngeprintnya. Biar jilidannya rapih semua dan urutan filenya benar." Mbak Lola menyerahkan sebuah flashdisk kepada Clarine dan kemudian seketika saat Mas Bram terpanggil untuk membantu Clarine, mereka berdua pun langsung saja menuju ke desk tempat di mana Mas Bram biasa bekerja.

One And Only Where stories live. Discover now