Bab 19. Interview

25 14 1
                                    

Schedule sesi interview sudah berlangsung hari ini. Berjalan hampir urutan ke-5 di mana adalah gantian nomor peserta yang adalah Clarine. Salah satu peserta urutan sebelum Clarine sudah keluar dari sebuah ruangan interview yang berlangsung di ruangan marcom dari publisher "Pustaka Himalaya" menuju ke chilling room.

Semua peserta INHS yang ada di sesi interview memang menunggu di chilling room. Dan akan mengetahui kapan gilirannya saat salah satu bagian promotor ada di ruangan chilling room sebagai ruang tunggu sementara untuk mengatur giliran masuk ke dalam ruang interview, yang kalau tidak salah berjarak dari ujung ke ujung dengan ruang chilling room.

Kali ini nama Clarine dipanggil oleh Mas Pras untuk bisa melakukan sesi interview mengenai novelnya. Clarine sudah menyiapkan diri menghadapi pertanyaan yang nantinya diberikan. Saat itu dia dituntun ke sebuah ruangan yang ada di bagian pojok kemudian Mas Pras juga mengatakan ke Clarine apa dia sudah siap sebelum Mas Pras membukakan pintu ruang interview.

"Gimana? Sudah siap? Tenangin dulu nervous-nya, biar lebih rileks pas sesi interviewnya." Mas Pras meyakinkan begitu pula Clarine yang mengangguk pasti dia bisa melalui sesi di hari ini.

"Oke." Satu kata jawaban itu menuntun Mas Pras membukakan pintu ruangan interview. Di sana terlihat sudah ada empat orang yang sepertinya menjadi pihak penyanya. Yaitu editor senior, co-founder, marketing and promotion juga co-editor atasan dari team-1. Kedatangan Clarine di sapa oleh Pak Anugrah.

"Selamat pagi Mbak Clarine Yamanika. Silahkan duduk di kursi tengah sebelum kita akan mulai pertanyaannya." Dengan amanat dari Pak Anugrah kemudian Clarine pun duduk di kursi yang dimaksud. Dan dimulailah sesi wawancara mengenai novel on going milik Clarine yang akan didebutkan jika sesi interview Clarine punya feedback bagus dari penilaian penanya.

"Oke, kita mulai interviewnya. Silahkan terlebih dulu sebutkan judul novel anda berserta genrenya dan kelebihan dari cerita di novel Mbak Clarine." Awal mula dari pertanyaan di interview disebutkan membuat Clarine akhirnya menjawab.

"Judul novel saya "If I were Mine". Genre yang saya ambil adalah teen-fiction agak mengarah ke romance. I think my novel has unique story, it contains both of my expectation while I most thinking back to past school era. Has a lot of meaning for me to write such a story, pretends those of better version if I going back to school again.

For some reasons that depend by my worse correction's teenager story and remake it as the newsest version from the expectation itself. Kesimpulannya adalah cerita novel saya menyangkut harapan di saat saya ada dimasa SMP. Karena ada banyak kekurangan dan banyak juga perbaikan yang ingin saya capai dengan alur cerita yang saya buat. The second powerfull reasons why my story is worth to publish is located on the atmosphere that I bring into the story that happiness is settled than the sadness." Clarine menjelaskan apa sebenarnya kelebihan dari novel "If I were Mine".

"So, what kind of the worse moment while happen on your teenager life that should be enhance again on your novel? Is really adding a selling point for many readers that buy your book and publish it in our place?" Pertanyaan dari seorang lelaki pihak marketing and promotion terkuak.

"I really got to know how that'll opportunity with a teen-fiction genre it has a lot readers section or a fanbase. And my story are never going to be failed if it publish at mayor or maybe platform schemes. I agree that my story has appointment while many kind book collector want to read my novel. Because my story relates with market overview.

And the plots are never going to be borring, that I adding those of the relate conflict to makes an imaginary prediction to many readers. Like how the readers thinking why the cast finding that her life is not fair before she has a well-manage life. That is an answer because what almost the well-manage story are just by her imaginary, and whole left over story is by a real conflict. The antagonist one are add while the imaginary has to be done. And the progress story after antagonist is add are more interesting to be read continuously." Clarine benar bisa menjelaskan apa saja kelebihan dari bukunya yang dia harap bisa untuk dipublikasikan.

One And Only Where stories live. Discover now