Bab 12. Kegiatan Awal INHS

16 15 0
                                    


Anak panah jam menunjukkan pukul sebelas siang. Tepatnya hari ini adalah hari kedua dari event INHS. Agenda hari ini adalah membuat dan mengedit kelima Bab dari novel masing-masing peserta. Uniknya hari ini semua peserta dari ketiga team yang ada di satukan di sebuah ruangan yang paling luas yaitu di ruangan rapat.

Kelimabelas dari mereka sudah berkumpul di sana semenjak dua jam yang lalu. Meninggalkan awal pertemuan dari masing-masing editor atasan tiap team yang menyuruh mereka semua untuk berkumpul di ruangan itu selama empat hari kedepannya. Hanya untuk masalah pengerjaan 15 bab awal.

Ruangan itu disinggahi oleh peserta terpilih yang saat mereka saling mengerjakan, juga sesekali mereka saling bercengkerama satu sama lainnya. Sehingga suasana tidak terlalu dirundung dengan ketegangan peserta INHS yang saling mengerjakan tugas mereka.

Hari kedua, tidak ada yang berbeda bagi Kana dan Clarine yang saling mengetahui kalau mereka peserta event INHS. Berpura-pura tidak saling mengenal adalah hal yang patut dilakukan. Tapi tetap saja ketegangan ada di sarat muka keduanya. Siapa sih yang nggak akan tegang kalau ketemu sama teman lama yang punya kisah tersendiri dan membekas? Seperti itulah, kenyataan yang terjadi pada Kana dan Clarine. Yang untuk saat ini mereka berdua belum mengerti apa cerita dari kedua novel yang sedang dikerjakan keduanya saat ini.

Suara keyboard yang menyatu dengan keheningan akibat semuanya sedang fokus untuk deadline 15 bab dalam waktu seminggu saja ini, sudah tidak lagi menjadi satu-satunya suara yang terdengar saat suara pintu masuk ke ruang rapat terbuka. Menampakkan sosok Mas Bram, editor senior di "Pustaka Himalaya" yang masuk ke dalam ruangan tersebut dalam diam semenjak sudah satu jam meninggalkan kesemuan dari peserta INHS untuk bebas bekerja di ruangan rapat.

Lelaki tampan yang adalah Bram itu, rupanya memiliki maksud kenapa dia kembali masuk ke dalam ruangan tempat semua peserta event bertempat. Dia harus memberi informasi kepada peserta mengenai schedule selama sebulan kedepan dan beberapa kepentingan lainnya. Karenanya dia juga datang dengan membawa selembaran yang nantinya disebar ke-15 peserta. Berupa keterangan schedule selama sebulan ini.

"Boleh minta perhatiannya sebentar? Sebelum jam makan siang, saya mau membagikan schedule kegiatan sebulan ini ke kalian semua. Mohon jika sudah ada waktu senggang untuk membaca dan memahami schedule-nya." Bram selaku editor berbicara dengan juga mulai membagikan selembaran dari schedule itu ke masing-masing peserta. Dan kemudian setelah semua sudah kebagian lembaran schedule itu, Bram melanjutkan penjelasannya. Terkait tugas harian di hari kedua ini.

"Oke. Karena semua sudah dapat lembaran schedule-nya, sekarang saya akan memberikan satu hal lagi kabar ke kalian semua. Berhubung hari ini kalian sudah mengerjakan lima Bab, saya akan meminta kalian untuk make sure atas naskah synopsis kalian. Saya meminta kalian mengumpulkan outline dari novel kalian. Dan kalian masih bisa mengganti plot cerita novel kalian. Sudah bisa dikumpulkan mulai besok hari Rabu selama jam kerja berlangsung." Perintah dari Editor Senior Bram sedang ditelaah oleh keseluruhan peserta. Semua yang masih mencoba mencerna pernyataan dari senior editor mereka itu membuat Bram menanyakan apakah ada diantara mereka yang akan mengajukan pertanyaan.

"Sampai di sini apa masih ada yang bertanya?" acap Bram menunggu giliran peserta INHS akan bertanya.

Pertanyaan demi pertanyaan berlalu. Kebanyakan dari mereka bertanya mengenai naskah synopsis dan plot yang mereka kerjakan itu. Kebanyakan menanyakan apakah form outline yang dibuat bisa disesuaikan dengan masing penulis dan kebanyakan lagi menanyakan urusan akan deadline di mana dalam sebulan progress naskah novel peserta selama sebulan itu.

Karena editor senior mengatakan jika synopsis dan plot novel bisa diganti dan diedit lagi, Kana pun memikirkan apakah dia harus mengubah ceritanya dengan sedikit membubuhi cerita yang happy ending. Karena di novel yang dikerjakannya itu dia punya ending yang jika ditelaah jenisnya adalah open ending. Di mana akhir ceritanya masih menggantung, membuat pembacanya yang akan menebak apa ending yang tepat.

One And Only Where stories live. Discover now