HIS ANGEL 09

455 42 5
                                    

       DENGAN pantas aku keluar dari kereta. Tidak lupa aku lock. Pintu utama ditolak. Melihat keadaan rumah senyap. Mungkin Fareed tengah tidur , sebab hari ini dia cuti. Cuti sendiri katanya.

       Pintu bilik tidur ditolak. Melihat sosok pertama yang aku lihat adalah Fareed dengan apron yang dipasang pada tubuhnya. Apa yang dia buat? Dia tengah bersihkan bilik ke ?

       " Abang ? Kenapa abang berdiri depan pintu ? Nasib saya tak tolak kuat tau. Kalau tak
memang sakitlah belakang abang nanti " Kataku.

       " Betulke abang bergaduh dengan Inayat ? Kenapa ? Apa sebab ? " Terusku ajukan soalan.
Kerana aku ingin tahu sebab kenapa mereka berdua bergaduh.
Fareed melepaskan apron yang terpasang pada badannya.

       " Nak abang bagitahu ? " Soalnya . Aku semestinya mahu tahu. Laju kepala mengangguk.

       " Hah , ingat tak malam abang buatkan bakso untuk bidadari abang nie ? "

       " Malam tue abang tengah pergi ke kedai beli bahan - bahan bakso, untuk pujuk sang
bidadari tengah merajuk. "

       " Masa abang nak balik masuk kedalam kereta , abang terus dipukul dekat muka , belum
sempat abang nak sedia , terus kena pukul "

       " Abang tanya kau siapa , dia jawab nama dia Inayat"

       " Dia cakap dekat abang kalau abang rampas first love dia , siapa lagi kalau sayang , bidadari abang nie "

       " Dahtue abang bawa dia ke lorong yang gelap , abang memang geram masa tue , abang
paling pantang dipukul dekat muka yang kacak , macho nie kalau abang tak tahu apa sebab "

       " Abang pukul - pukul dia , kami berdua berlawan sampai lebam , and yeah dia lari "

       " Nasib bahan bakso yang dibeli abang sudah diselamatkan dahulu letak didalam kereta "

       Ouh , macam tue ceritanya , bagus , straight to the point .

       " Tapi bagus juga budak Inayat tue eh , siap perkenalkan diri lagi " Kataku , tapi lawak.

       " Satu lagi , nah , awak suka kan ? " Aku menghulurkan sekeping surat. Surat yang aku
ambil dari peti surat sebelum nak masuk rumah.

       " Apenie ? " Fareed tanya .

       " Tak tahu . Sebelum saya masuk rumah tadi tengok benda nie dalam peti surat " Jelasku
sambil tersenyum .

       " Surat cinta dari abang postman . Bacalah . " Kataku. Buka surat cinta melainkan surat biasa. Saja nak gurau.

       " By the way , bagus juga kalau awak tumbuk si Inayat tue , geram pulak saya .. " Kataku . Marah .

.
.
.
.
.

       " Aku rindu kau lah Reen " Eh ?
Bukannya kita berdua baru jer
bertemu ke semalam ? Lepak makan buah mangga lagi tue .

       " Tak pucat lagi eh muka kau ? Dah pergi klinik ? " Tanyaku . Aku melihat wajah Zumi lain daripada yang lain .

       " Zumi , dekatkan sikit telinga kau boleh ? Aku nak bisik sesuatu" Kataku , takut pula orang dalam restoran nie terdengar .

       " Your breasts look a little big "
Aku bisik ketelinga kanan Zumi . Zumi sedikit terkejut.

        " Kau niekan .. jangan lah cakap macam tue , tak senonoh betul lah " Jawab nya . Apa yang tak senonoh nya ? Betullah kan ?

       " Kau yakin ke kau okay ? Dah pergi klinik ? " Tanyaku lagi . Dia mengganguk kepala jer .

       " Klinik mana ? " Aku tanya kepada Zumi.

       " Klinik yang biasa aku pergi tuelah " Ouh , baiklah. Lain macam jer Zumi nie , macam ada
sesuatu yang dia sembunyi kan . Cara dia bercakap pun lain macam .

       " Zumi , aku sepupu kesayangan kau kan ? Kalau betul aku sepupu kesayangan kau , kau
bagitahu jer apa - apa cerita yang kau nak mengadu dekat aku .. jangan simpan seorang diri, aku sentiasa ada untuk kau .. Shira dan Ain juga ada untuk kau " Kataku , mana tahu memberi kata semangat akan membuat kan
Zumi nie mahu bagitahu sesuatu yang membuatkan dia tak selesa ke , apa ke .

       " Betul eh kau okay ? Tak ada apa - apa penyakit? " Tanyaku lagi buat kali ketiga . Risau
pula aku .

       " Kau dengan Fareed dah lama kahwin kan ? Kalau aku tanya nie jangan marah pulak , aku tanya jer" Soalan apa pula yang Zumi nie
nak tanya ?

       " Kau bila lagi nak ada anak ? " Aku terkaku apabila ditanya soalan seperti mak cik bawang .

       " Lama ape benda nya ? Baru jer 3 minggu . " Ujarku .

       " Ma-macam mana nak ada anak kalau aku sekarang nie tengah study , sabar lah , tunggulah aku habiskan semester sembilan dulu .. baru boleh ada anak .. kalau boleh anak kembar tiga hahahaha " Wah wah wah , bukan main lagi eh aku nie , siap cakap boleh ada anak
kembar tiga . Aku ketawa .

       " Euk- " Ketawaku terus terhenti apabila melihat Zumi seperti mahu memuntahkan
sesuatu .

       " Ka-kau okay tak ? Jum pergi tandas , jangan muntah dekat sini pula " Aku terus memapah Zumi berjalan ke tandas milik restoran
nie . Risau pula aku kalau dia muntah atas lantai , nanti menyusahkan tukang bersih lapkan lantai nanti .Aku mengurut belakang Zumi .

       " Kau okay tak ? Jom pergi klinik.. pergi sekali lagi .. " Ajakku . Zumi sekadar menggeleng .

       " Kau tolong ambilkan minyak angin dalam sling beg aku boleh ?" Aku mengangguk.

       Aku mencari minyak angin didalam beg Zumi , melihat sekeping kertas daripada klinik
A.N.

       Aku membuka kertas tersebut tanpa minta izin Zumi , mataku membulat besar , terkejut
melihat apa yang tertulis pada atas kertas tersebut .

       " Reen ! " Zumi memanggil namaku . Aku menoleh kearah Zumi . Menghulurkan surat itu
kepada Zumi .

       " Betulke apa yang aku baca nie ? " Tanyaku . Serius aku tak sangka.

       " A-aku .. " Zumi menggenggam erat surat itu . Air mata nya mula mengalir .

       " Siapa lelaki tue ? " Tanyaku .

       " Siapa yang rogol kau ?! Kau kena rogol kan ?! Jom aku ajak kau report polis " Kataku , betullah kan ? Zumi belum lagi berkahwin ,
tetapi mengandung?! Anak siapa ?!

       Aku menarik paksa tangan Zumi . Sekarang nie air mata aku pun ikut mengalir juga , siapa yang sanggup buat macam nie dekat Zumi?

       " Tak ! Aku tak kena ROGOL ! " Aku berhenti menarik tangan Zumi .

       " Kalau betul kau tak kena ROGOL, kenapa kau mengandung?!! " Aku sedikit
tinggikan suara . Nasib baik tak ada pelanggan perempuan yang datang ke tandas .

       " A-aku dah - " Zumi pengsan ?!

       " Zumi ! Bangun , jangan pengsan dulu .. TOLONG ! " Zumi pengsan , air mataku semakin deras mengalir.

My Sweet Shuben [ C ]Where stories live. Discover now