4

197 9 0
                                    

"Okay Mr. Del..."

"Just Nick, please." Potong pria tampan yang sedang duduk di hadapan Sky sekarang. Mereka berdua sedang duduk di sofa ruangan Wanita itu dengan posisi saling berhadapan.

"N-nick?"

"Ya, Mrs. Kennedy."

Sky menatap pria dihadapannya dengan datar walaupun dalam hatinya ia merasa heran. Mereka baru saja bertemu dan pria itu memintanya untuk memanggilnya dengan sebutan 'Nick'. So, haruskah ia meminta Nick untuk memanggilnya dengan sebutan Sky? Maybe not yet!

"Fine." Sky berdehem pelan karena merasa sedikit kurang nyaman dengan tatapan tajam pria tampan dihadapannya.

"Tidak perlu tegang. I just want to say thank you."

Apakah ekspresi wajah atau gerak-gerik Sky terlihat sangat tegang? Padahal ia sudah berusaha paya terlihat biasa saja di hadapan pria itu.

"Ehmm." Dehem Sky sekali lagi lalu menatap Nick dengan alis terangkat sebelah. "Thank you? For what?"

"Karena telah menyetujui kerja sama dengan perusahaanku. Because, to be honest, Sangat sulit mencari perusahaan yang ingin bekerja sama untuk membangun yayasan itu."

"I see, Mr. Delano. Satu-satunya hal yang membuat saya menyetujui project itu karena anda berani menjanjikan nama Kennedy's group akan lebih di kenal banyak orang." Yap! Itu adalah faktanya! Sky hanya ingin perusahaan miliknya menjadi terkenal tidak hanya di benua Amerika, tetapi di seluruh dunia. Dan untuk urusan saat Sky masih tetap menyebut nama formal pria tampan itu, jujur saja lidahnya keluh memanggil pria itu dengan nama panggilannya.

"Ya, of course." Oh! Pria tampan itu tersenyum sangat tipis.

Sky pikir pria itu akan menggoda atau setidaknya akan mengajaknya Dinner, or maybe hanya sekedar mengobrol hal yang tidak penting, seperti yang biasa dilakukan oleh kolega bisnisnya yang lain, tetapi kenyataannya...

"Thank you for your time." Nick berdiri lalu mengangguk singkat dan langsung pergi dari ruangan Sky dan secara tidak sadar, Sky menghela napas seperti lega karena pria tampan itu sudah pergi dari hadapannya. Bukannya Sky merasa risih dengan kehadiran pria tampan itu, hanya saja aura Nick begitu mengintimidasinya. Padahal Sky tidak pernah merasa seperti ini kepada kolega bisnisnya atau siapapun itu.

"Dia tampan bukan?" Suara Evelyn begitu mengagetkan Sky! Oh! Sekretaris pribadinya itu beridiri di luar ruangan dan hanya memperlihatkan kepalanya di antara pintu ruang kerja ini sambil menatap Sky dengan senyum lebar.

Bukannya menjawab, Sky hanya terdiam tidak menjawab pertanyaan Evelyn. Apakah Nick tampan? Tentu saja! Bukan hanya sekedar tampan, tetapi sangat tampan!

"No need to answer my question. Aku tahu kamu memuja-nya dalam hati." Tawa Evelyn yang cukup keras membuat Sky menggelengkan kepala dengan singkat sambil menatap wanita itu dengan tatapan datarnya.

"Where is Adam?" Tanya Sky tanpa menatap Evelyn karena ia sibuk memeriksa dokumen-dokumen yang menumpuk dimejanya akibat ia bolos kerja tiga hari berturut-turut.

"Aku tidak melih-..."

"I'm here, Sky." Adam baru saja muncul dari belakang Evelyn dan masuk ke dalam ruang kerja milik Sky.

Karena Evelyn tahu diri dan tidak ingin menganggu percakapan antar dua orang tersebut, ia memilih undur pamit dan pergi ke ruang kerjanya sendiri yang terletak di samping ruangan Sky.

Depth Of Despair | on going ✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang