7

180 7 0
                                    

"Thank you." Ucap Sky pelan sambil melepaskan seat belt yang melindungi tubuh rampingnya.

"Ya." Nick hanya menangguk pelan dan tidak tau harus berkata apa, karena wanita di sampingnya ini sangat berbeda dengan wanita manapun yang pernah ia kenal. Sky sangat pendiam dan tidak terlalu banyak bicara, dan begitu pula dengan dirinya. Bahkan sepanjang jalan tadi hanya ada keheningan di antara mereka.

Karena tidak tau ingin mengucapkan apa lagi, Sky membuka pintu white superfast car berlogo banteng milik pria tampan itu dan segera keluar.

"See you tomorrow, Sky."

Deg!

Kenpa jantung Sky bermarathoon hebat mendengar itu. Tomorrow?

"Aku rasa kita tidak memiliki janji apapun." Sanggah Sky dengan halus.

Dan tatapan datar Sky berubah seketika menjadi sedikit kaget karena pria tampan itu hanya melemparkan senyum sangat tipis padanya lalu melesetkan white superfast car tersebut dengan sangat kencang.

Really?!

Sky hanya menghela napas pelan dan memutuskan untuk masuk ke dalam mansion.

Tentu saja malam ini tidak ada bedanya sengan malam-malam sebelumnya. Sky tidak bisa tertidur tanpa meneguk setidaknya satu shot alkohol, dan walaupun ia tertidur, ia akan terbangun dengan mimpi buruk yang selalu menghantuinya tiap malam.

Apa Sky harus pergi ke psikiater agar ia diberikan obat tidur dan bisa tertidur nyenyak? Mungkin nanti Sky akan mencobanya. Yap! Ia sudah mulai lelah dengan semua ini. Yang hanya ia inginkan adalah tertidur tanpa mimpi buruk itu!

Sky menyeka keringatnya dengan kasar dan mengatur napasnya agar kembali normal. It's 4.30 AM! Dan ia baru tertidur selama tiga jam.

Sky memutuskan menyikap selimut dan turun dari kasur. Ia melangkahkan kakinya keluar dari kamar dan berjalan menelusuri tangga yang membawa nya ke lantai dasar, tepatnya ke arah dapur.

"Echo?"

Sky mengeryitkan dahinya melihat bodyguard pribadinya itu sedang berada di area dapur dan meneguk segelas air.

"Good morning, nona Sky."

"What are you doing here?"

"I'm thirsty." Ucap Echo sambil mengangkat gelasnya dan memperlihatkannya pada Sky.

"No. I mean... aku sudah mengatakan padamu tidak perlu menjagaku hingga 24 jam." Kenapa Echo sangat keras kepala? Padalah ia sangat sering meminta pria itu agar pulang ke rumah-nya sendiri dan beristirahat di saat jam tidur dan kembali bekerja saat matahari mulai bersinar. She's not a baby!

"Echo, do you hear me?" Sky maju selangkah dan berdiri tepat beberapa sentimeter dihadapan pria itu karena Echo hanya terdiam dan lebih anehnya lagi, pria itu tidak menatap Sky, melainkan menatap ke arah belakang wanita itu.

Dan respon Echo sama sekali tidak terduga! Pria itu menutup mulut Sky dan menyembunyikan badan mereka di balik meja bar yang terletak di dapur mansion.

Sky melotot ke arah Echo dan pria itu hanya menempelkan jari telunjuknya di bibir seperti meminta Sky tidak mengeluarkan suara apapun.

"Apa maksudmu?"

"Detektif itu mencurigaimu?"

Sky mengernyitkan dahinya mendengar suara wanita yang ia kenal dengan baik. Wandah! Suara itu adalah milik kepala mansion miliknya.

"Jangan katakan apapun lagi dan jangan pernah menguhubungiku. Aku tidak ingin membuat nona Sky curiga. Mengerti?"

Refleks Sky berniat untuk berdiri dan menghampiri wanita paruh baya itu yang sepertinya berbicara lewat telepon tetapi Echo menahan tubuh Sky dan menggelengkan kepalanya dengan pelan sebagai isyarat 'Nona Sky tidak boleh keluar dari persembunyian ini!"

Suara Wandah masih terdengar tetapi tidak jelas apa yang dikatakan olehnya dan kemudian terdengar suara langkah yang kian menjauh hingga tak terdengar suara apapun lagi.

Echo melepaskn sekapan tangannya dari mulut Sky dan membantu wanita itu berdiri.

"What are you hiding from me?" Sky menatap tajam kepada Echo dan pria itu hanya menghela napas pelan. Apa pria itu menyembunyikan sesuatu darinya mengenai Wandah?

"Oh my God. Jangan katakan bahwa Wandah terlibat dalam kecelakaan itu!" Sky mencengkram lengan Echo dengan kuat. Sudah jelas Sky mendengar wanita paruh baya itu mengatakan sesuatu tentang detektif dan mengatakan bahwa ia tidak ingin Sky curiga.

"Answer me, Echo." Ucap Sky dengan tatapan tajamnya.

"Aku tidak menyembunyikan apapun dari, nona."

"Liar."

Echo menghela napas panjang dan melepaskan cengkraman tangan Sky di lengannya. "Aku tidak tahu apakah Wandah terlibat atau tidak. Tetapi wanita itu seperti menyembunyikan sesuatu karena aku pernah melihatnya bertemu dengan seseorang yang tidak di kenal saat tengah malam di gerbang mansion. Dan belakangan ini ia juga terlihat mencurigakan."

"Mencurigakan?" Sky mengangkat alisnya sebelah tanda tak mengerti.

Echo mengangguk pelan. "Ini ketiga kalinya aku melihat wanita itu berbicara di telepon dengan pembahasan yang sama."

"Pembahasan yang sama?"

"Ya. Tentang kecelakaan satu tahun yang lalu."

"What?" Sky shock dengan apa yang baru saja dikatakan oleh Echo. Ia maju selangkah dan semakin menatap tajam ke arah pria itu. Jadi selama ini Echo menyembunyikan hal penting ini darinya?

"Aku akan menemui wanita itu sekarang juga!" Nada biacara Sky sudah meninggi menandakan bahwa ia sedang emosi. Ia membalikkan badan dan berniat untuk melangkahkan kakinya tetapi Echo mencekal tangan Sky.

"Don't. Please."

Sky berbalik dan menghentakkan tangan Echo dengan sedikit kasar. "What do you mean? Bisa saja dalang dari semua ini adalah Wandah."

"Kita tidak tahu apakah wanita itu berbahaya atau tidak, Nona. Saya mohon biarkan saya dan detektif Zeph yang mencari tahu terlebih dahulu."

"You wasting my time." Ucap Sky tajam dan lagi-lagi Echo mencekal tangan Sky.

"Nona tidak memiliki bukti dan tidak bisa menuduh Wandah begitu saja. Biarkan saya yang mencari tahu nona."

"Bagaimana jika wanita itu memang pelakunya?" Oh gosh! Mata Sky mulai berkaca-kaca. Jika memang Wandah terbukti berkaitan dengan kecelakaan itu, Sky sungguh bodoh karena selama ini ia membiarkan seorang pembunuh tinggal serumah dengannya.

"Saya akan pastikan ia akan mendapatkan hukuman yang setimpal, nona. You just have to trust me."

"Oh God." Sky menyeka air matanya dengan kasar.

"Please, nona. Do you trust me, right?" Echo memegang kedua pundak Sky berusaha menguatkan wanita itu, karena ia sudah menganggap dan menyayangi Sky seperti adiknya sendiri. 24 jam bersama dengan Sky selama 6 tahun tidak bisa dipungkiri bahwa rasa sayang Echo kepada Sky mulai menumbuh sejak awal walaupun hanya sebatas seperti kakak dan adik.

Sky mengangguk pelan dan menghembuskan napas dengan panjang. "Ya."

TBC

.
.
.

Happy reading🥰

Love y'll🫶🏻

Depth Of Despair | on going ✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang