14

136 4 0
                                    

"Join me, Sky!" Teriak Evelyn yang sedang berendam di kolam renang di area belakang mansion milik Sky.

Wanita yang dipanggil namanya itu hanya duduk bersandar di gazebo tak jauh dari kolam tersebut sambil menutup wajahnya dengan majalah, seperti tidak peduli dengan ajakan Evelyn.

Kejadian kemarin masih tak terlupakan olehnya. Bukan hanya harus menerima kenyataan pahit itu, Sky tidak bisa berhenti memikirkan sosok pria tampan dan dingin yang lagi-lagi menyelamatkannya dari maut. Kalian tahu siapa bukan?

Di tambah, ia hampir mati jika Nick terlambat menyelamatkannya beberapa detik saja.

Stupid Sky!

Sky mengerut kesal saat Evelyn mengambil majalah itu dari wajahnya lalu melemparnya dengan asal.

Setelah melingkarkan handuk di tubuh-nya, Evelyn ikut bergabung dengan Sky di gazebo dan berbaring di sebelah wanita itu.

"How's your feeling?"

Sky memutar bola matanya dengan malas karena sudah berkali-kali Evelyn menanyakan hal itu.

"I'm fine, Eve."

Evelyn hanya mengangguk asal setelah mendengar jawaban Sky walaupun ia yakin keadaan Sky sedang tidak baik-baik saja.

"Hm... you know... karena aku baik, aku akan mengijinkan kamu untuk libur beberapa hari ke depan."

"I don't need your permission." Sanggah Sky membuat Evelyn tertawa kecil.

"So, are you ready to talk? You can share it with me, Sky." Evelyn merubah posisinya yang tadinya ia berbaring, ia sekarang duduk bersila tepat di hadapan Sky. Ia menggengam kedua tangan sahabatnya yang masih terbalut oleh perban putih.

Sky menatap Evelyn lalu menghebuskan nafas dengan kasar. Apakah ia sudah siap untuk bercerita dan meminta pendapat Evelyn? Okay let's try!

"Apakah sudah saatnya aku harus merelakan mereka?"

Kata 'mereka' yang keluar dari mulut Sky tentu saja Evelyn tahu dengan benar siapa yang wanita itu maksud.

"Hm.... Listen to me. Aku tahu itu sangat berat bagi kamu Sky, walaupun aku tidak tahu apa yang kamu rasakan karena aku tidak pernah berada di posisi kamu. I know it's hurt. But you have to let them go."

"I tried.. but.. i... i just..." Oh Gosh! Sky sangat benci saat matanya sudah siap mengeluarkan buliran air mata.

"Come here." Evelyn refleks memeluk sahabatnya dan mengusap punggung wanita itu dengan pelan.

"Do it slow, seeetheart. Don't push yourself too much. Aku, Adam, dan Echo akan selalu ada untuk kamu. You are not alone, okay?"

Akhirnya tangis Sky pecah dipelukan Evelyn. Ia hanya bisa membalas pelukan sahabatnya tak kalah erat.

"Don't cry. Sky yang aku kenal adalah strong women." Bisik Evelyn sambil tertawa jahil membuat Sky tersenyum kecil.

Mungkin tidak ada salahnya mendengar nasihat Evelyn. Sky akan mencoba untuk merelakan kepergian Ayah dan Kakek-nya! Perlahan pastinya! Ia juga sudah lelah dengan semua-nya. It's time to move on! Ia juga yakin bahwa Ayahnya di alam sana tidak ingin melihat dirinya seperti ini.

"Thank you, Eve."

"Okay! Karena besok aku akan lelah bekerja seharian karena menghandle pekerjaan kamu, bagaimana kalau kamu meneraktir aku makan? I'm hungry Sky! Aku bahkan belum makan sedari pagi!" Celoteh Evelyn panjang lebar setelah melepaskan pelukannya pada Sky.

Depth Of Despair | on going ✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang