"Ih, lo tuh cari gara-gara terus ya?" Kayra gemes sekali dengan tingkah Reza yang membuatnya ikut pusing. Bagaimana tidak pusing kalo dirinya selalu kena imbas, banyak guru yang mengadu pada Kayra karena tingkah Reza.
"Gue gak cari gara-gara," elaknya santai duduk dibawah pohon belakang sekolah seraya menyedot jasjus jambu.
"Lo bilang lo gak cari gara-gara? Papan tulis kelas lo kenapa sampai terbelah dua gitu! Hah? Lo pake kekuatan apa emang pas nendang bolanya?" Kayra berkecak pinggang, kedua netra hitamnya menatap wajah Reza yang di hiasi lembam yang agak mengering, tidak separah kemarin.
"Pake kekuatan seribu bayang!" jawabnya.
Kayra semakin geram dengan jawaban ngawur Reza, Kayra menjambak rambut Reza yang sudah menjadi andalannya kala kesal dengan cowok itu. Bagus Reza tidak memakai topi, jadi dia bebas untuk menjambak rambut Reza.
"Sakit Kay!"
"Lo itu cowok ngeselin tau gak?" napas Kayra memburu, kedua tangannya melepaskan dari rambut Reza, "kenapa lo jadi pacar gue?"
Reza mengacak-acak rambutnya, cowok itu meringis "karena gue ganteng, ya 'kan?" Kedua alisnya naik-turun untuk menggoda Kayra.
Kayra menatap tajam Reza, tangannya hampir menjambak rambut Reza lagi, tapi sebelum tangan Kayra mendarat cantik di rambutnya, Reza lebih dulu berdiri dan mencegah tangan Kayra. Cewek itu berusaha melepaskan genggaman tangan Reza di lengannya, tadi tenaga Reza lebih kuat dari pada tenaganya. Kayra semakin memberontak saat Reza membawa pergi.
"Lo mau bawa gue kemana?"
"Gue jambak ya rambut lo, kalo lo macem-macem!" ancam Kayra.
Reza tidak merespon apa yang diucapkan cewek itu, "berisik lo!" Reza membopong layaknya karung beras tanpa minta persetujuan Kayra.
"TURUNIN GUE BRENGSEK!" Kayra terus memberontak ingin turun, kedua tangannya memukul punggung Reza.
Sepanjang koridor, siswa-siswi memperhatikan mereka berdua, itu sudah jadi hal biasa bagi mereka, pasangan yang sering bertengkar itu. Mereka berdua tidak peduli bertengkar di situasi mana saja ataupun dimana saja.
Kayra melihat cewek berambut hitam pekat itu berjalan di ujung koridor, itu Kanaya "KANAYA TOLONG GUE, GUE MAU DI JUAL SAMA OM-OM INI!" teriak Kayra yang melantur membuat Kanaya yang tak sadar keberadaannya menjadi sadar.
Kanaya membelak matanya saat melihat temannya dibopong seperti karung beras, cewek itu berlari mengejar Reza yang membawa Kayra.
"WOY COWOK GILA LO MAU BAWA KEMANA TEMEN GUE!"
Reza mendudukkan Kayra di kursi yang berada di pojok, agar Kayra tidak bisa kabur. Meja pojok itu sudah terisi Reza, Kayra, Jehan dan juga Kendra, jangan lupakan Kanaya yang langsung duduk di samping Kendra.
"Capek banget gue ngejar cowok lo Kay!" ujar Kanaya mengatur napasnya, tanpa meminta izin, cewek itu meminum teh manis Kendra yang masih penuh yang sepertinya belum di minum oleh sang pemilik.
"Woy anjir, itu minuman gue, kenapa lo minum Kanaya?" Kendra menatap nanar teh manisnya yang sudah habis di minum Kanaya.
"Dia gak nyuruh lo ngejar, bego!" celetuk Reza menatap Kanaya malas.
"Eh, temen gue itu minta pertolongan sama gue, biar lepas dari cowok gila kayak lo!" jawabnya sinis.
"Gue gak gila. Lo yang gila!" ujar Reza tak terima.
"Gantiin minuman gue!"
"Gak ma-"
"Lo semua kalo ngomong gak usah ngegas!" ujar Jehan kesal, dia makan sepertinya tidak bisa tenang jika ada Reza, Kayra, Kanaya, dan Kendra. Keempat manusia itu kalo gak ngegas gak afdhol. "Diem, gue mau makan."
****
Cewek dengan sweter abu-abu itu berjalan di atas trotoar dengan langkah yang kecil, rambutnya berterbangan terkena angin. Kayra menekuk wajahnya kesal, bagaimana tidak kesal, sudah setengah jam Kayra menunggu Reza diparkiran, kata Reza dia akan menghantar dirinya pulang dan Kayra mengiyakan lagipula motornya sedang di bengkel, jadi dia menerima ajakan Reza. Tapi nyatanya cowok itu tak kunjung datang, dan Kayra memutuskan untuk pulang sendiri.
Kayra sengaja tidak menunggu kendaraan umum di halte, dia memutuskan jalan kaki, matanya berbinar melihat ada pedagang es buah yang tak jauh darinya. Kayra berlari kecil untuk cepat sampai di pedagang es buah langganannya, cewek itu tersenyum senang dan langsung memesannya. Kayra duduk disalah satu kursi yang masih kosong, ada dua pembeli yang sepertinya sepasang kekasih juga cowok remaja yang kebetulan memakai seragam, tapi itu bukan dari sekolahnya.
"Makasih Mang," ucap Kayra menerima es buahnya.
"Iya-iya sama-sama neng,"
Setelah kepergian pria paruh bayah itu, Kayra menikmati es buahnya, rasanya itu sungguh nikmat.
Grek
Kayra menoleh melihat kursi yang digeser menjadi dekat dengannya, Kayra tidak mempedulikan cowok yang ada disampingnya ya karena yang menjadi objeknya hanyalah es buah.
"Gue Aldo, lo dari SMA Angkasa 'kan?" ujar cowok bernama Aldi tersebut.
Kayra tetap menikmati es buahnya, ia tidak tau cowok disampingnya berbicara pada siapa.
Melihat cewek disampingnya tidak menjawab, cowok itu kembali mengeluarkan suaranya "nama lo siapa?" tanya Aldo.
Kayra mengedar pandangannya, lalu menatap Aldo bingung, "lo ngajak gue ngobrol?" bukannya menjawab pertanyaan Aldo, Kayra kembali bertanya pada cowok asing disampingnya.
Aldo terkekeh, "iya gue ngajak ngobrol sama lo. Emang siapa lagi?"
"Lah bukannya tadi ada orang selain gu-"
"Udah pada pergi, sekarang tinggal ada gue, lo, sama Mang Udin" potong Aldo. "Jadi nama lo siapa?" tanya Aldo.
Cewek bersweter abu-abu itu mengangguk pelan, "nama gu-"
"Kayra!"
Kedua remaja itu kompak langsung menatap sumber suara itu.
****5 Desember 2022