BAB 26

424 17 3
                                    

Langkah kaki Kayra menuju kamar Reza yang terbuka lebar, dia bisa melihat cowok itu terbaring di atas kasur. Wajah pucat Reza terlihat walaupun tidak sepucat tadi malam, tadi juga dia sudah mengecek suhu tubuh Reza, suhu tubuhnya tidak tinggi lagi.

Kayra duduk di pinggir kasur. Beruntung sekolah sudah libur, jadi dia tidak perlu repot-repot untuk meminta izin tidak masuk sekolah. Kayra menatap jam di atas nakas Reza sekilas, sudah menunjukan pukul 16.00, dan Olive belum pulang juga dari rumah Alden?

Kayra menepuk pipi Reza pelan seraya memanggil nama cowok itu. Reza harus bangun untuk makan dan minum obat karena tadi siang cowok itu melewatkan makan siang dan obat. Kayra berhenti membangunkan Reza setelah melihat Reza melengguh kemudian mengerjapkan matanya.

"Makan Rez," ucap Kayra mengambil nampan yang ada di atas nakas, lalu menaruhnya di pahanya.

Reza menyugarkan rambutnya seusai duduk dan bersandar di headboard. Dia sudah tidak merasakan pusing lagi walaupun sedikit. "Hp mana?" tanya Reza menatap Kayra yang akan menyuapinya.

Cewek itu berdecak, tangannya masih setia menunggu Reza memakannya. "Makan dulu baru main hp, lagian lo masih sakit jangan hp dulu."

"Hp gue dulu, baru gue mau makan." bujuknya pada Kayra.

Oke sabar Kayra, ingat. Reza sedang sakit, waktunya sangat tidak pas untuk menonjok wajah Reza. Berakhir Kayra memberikan ponsel yang ada di atas nakas pada sang pemilik. Lalu setelahnya dia mulai menyuapi Reza dengan tatapan matanya yang fokus pada ponselnya.

"Udah bilang bokap lo, kalau lo sakit terus di apartemen?" tanya Kayra.

"Udah," jawabnya. "Olive kemana?"

"Main bareng Alden sama Rere juga kayaknya. Tapi udah jam segini belum di anter juga, abis ini gue mau jemput Olive." jelasnya.

Reza menatap Kayra sekilas. "Lo di sini aja, biar bodyguard atau sopir di rumah yang jemput Olive,"

"Ck, ngerepotin mulu. Lagian sekalian–"

"Ngerepotin apanya coba? Udah deh lo jangan pergiiiiii," rengeknya.

Kayra kembali berdecak mendengar rengekan Reza. Reza yang selalu merengek hanya saat dia sakit, kalau tidak sakit, tidak ada rengek yang keluar dari bibir cowok itu, yang ada hanya bacotan yang membuat naik darah. "Iya, bawel lo." Reza tersenyum, setelahnya dia kembali bermain ponsel.

" Reza tersenyum, setelahnya dia kembali bermain ponsel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
REZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang