BAB 28

427 17 0
                                    

Happy reading ✨

                                         ****

"Bang Reza!" pekik Olive antusias melihat Reza datang.

Reza duduk di sebelah Olive, "Olive udah sarapan?" tanyanya.

Olive mengangguk semangat. "Udah, sama nasi goreng buatan Kak Rara!" jawabnya.

Reza pura-pura memasang wajah sedih, kedua netranya menatap layar tv yang menampilkan kartun di sana. "Abang gak di ajak?"

Olive ikut memasang wajah sedih juga. "Abang belum sarapan?" tanyanya yang diangguki Reza lemas. "Ya udah kita sarapan, Olive sarapan lagi. Tapi nasi goreng yang Kak Rara bikin udah abis, Kak Rara bikinnya dikit." jelasnya sedikit sedih. "Olive bilang Kak Rara ya? Buat bikin nasi goreng lagi?"

Reza menggelengkan kepalanya, kedua senyum terbit. "Abang bawa makanan ke sini, Olive mau 'kan?" Reza mengeluarkan dua Tupperware yang dia bawa dari rumah ke sini, lalu cowok itu membuka semua yang isinya ada roti dengan selai cokelat dan strawberry.

Reza memberikan roti yang di selai strawberry pada Olive karena Olive suka sekali dengan apapun yang berkaitan dengan strawberry. Sedangkan dia memakan roti selai cokelat.

"Kak Rara kemana, Live?" tanyanya di sela-sela makan rotinya. Dia tidak melihat Kayra.

"Kak Rara ada di kamar, siapin baju-baju Kak Rara sama Olive untuk pulang," jawabnya menatap sekilas pada cowok remaja di sebelahnya lalu kembali fokus menonton kartun.

Pulang? Reza mengerutkan dahinya. Cowok itu beranjak dari duduknya, langkah kakinya masuk ke dalam kamar yang Kayra dan Olive pakai selama mereka di sini. Benar apa yang di katakan Olive, Kayra sedang mengemasi pakaian mereka.

"Mau kemana?"

Kayra yang membelakangi pintu dan mengemasi pakaian terkejut mendengar suara bariton milik Reza yang tiba-tiba saja masuk ke dalam indera pendengarannya. Kayra menoleh kebelakang, mendapati Reza yang bersandar di ambang pintu.

"Pulang." jawabnya.

"Lo udah pastiin kalau Ayah sama Ibu lo gak akan berantem lagi di depan Olive?" Reza khawatir dengan Kayra ataupun Olive, mereka belum memastikan itu, dia takut Kayra atau Olive yang terkena imbas pertengkaran antara Ibu dan Ayah mereka.

Kayra menaruh tas yang sudah siap di sisinya, dia berpindah posisi menghadap Reza. "Gue udah tanya Nenek, katanya Ayah sama Ibu gak pulang ke rumah setelah mereka berantem di rumah." jawabnya. Memang benar, tadi dia menelpon Nenek Jehan, bertanya tentang kedua orangtuanya yang ada di rumah atau tidak.

"Besok aja pulangnya, lagian rumah lo udah di bersihin dari pecahan-pecahan?" tanya Reza.

Kayra mengangguk. "Udah, waktu lo nyari Olive dan gue di suruh nunggu bodyguard lo buat jemput gue, gue bersihin kekacauan itu." jelasnya.

Reza tidak bisa menahan Kayra lebih lama lagi, cowok itu menghembuskan napasnya berat. "Mau pulang kapan?"

"Siang ini."

Reza mengangguk. "Gue bawain roti, ada di ruang tengah, siapa tau perut lo lapar lagi karena nasi goreng lo cuma bikin dikit." ucap Reza. "Lain kali bikinnya yang banyak, biar gue bisa makan masakan lo."

"Oh lo mau makan masakan gue nih, cerita?" tanya Kayra.

"Kak Rara pinter banget deh!" jawab Reza setelahnya pergi dari sana. Sial, Reza tidak tau apa saat cowok itu memanggilnya dengan sebutan itu pipinya akan memanas, cara cowok itu memanggilnya sangat lucu.

                                           ****

"Gue pake motor gue aja deh, Rez."

Reza menutup bagasi mobilnya setelah menaruh barang-barang Kayra dan Olive ke dalam sana, dia membukakan pintu mobil untuk Olive, juga membantu bocah itu naik.

"Motor lo ntar di anter bodyguard gue, lo masuk mobil!" perintah Reza mutlak, cowok itu masuk ke dalam mobil.

Kayra mencebik bibirnya kesal. Dengan berat hati dia masuk ke dalam mobil, duduk di sebelah kursi pengemudi–yang ada Reza di sana. Tanpa ingin membuang waktu lagi, Reza menjalankannya mobilnya keluar dari basement apartmentnya.

"Kak, Ibu sama Ayah ada di rumah?" tanya Olive menatap Kayra di depannya.

Kayra menoleh ke belakang, dia menggelengkan kepalanya. "Kakak juga gak tau, ntar kalau sampai kita tau Ibu sama Ayah udah pulang apa belum?"

"Olive udah kangen banget sama Ayah, Ibu! Kenapa Kakak gak coba telpon aja?" tanyanya dengan antusias. Kayra mengangguk kaku, tangannya mengambil ponsel di tas selempangnya.

"Olive mau jajan gak?" tawar Reza yang fokus menyetir. Kayra menghembuskan napasnya lega karena Reza mengalihkan perhatian Olive, cewek itu kembali memasukan ponselnya.

"Jajan apa?" tanyanya sambil mengerjapkan matanya polos.

"Olive mau jajan apa emang?"

Olive berpikir. "Tadi Olive liat Upin Ipin makan es krim, jadi Olive pengen es krim aja deh! Boleh bang?"

"Boleh, mau beli sepabriknya juga Abang beliin deh kalau buat Olive."

"Rez?" tegur Kayra seraya menatap galak cowok itu.

"Gak mau, ntar Olive berubah jadi es krim karena banyak makan es krim!" balas Olive.

Reza mengerutkan dahinya, "kata siapa?"

"Kata Kak Rara," jawabnya polos.

Reza tertawa, "Kak Rara bohong tau!" bisiknya pada Olive walupun Kayra masih bisa mendengar jelas. "Ayo turun, kita beli es krim!" Reza membuka seatbelt dan keluar.

"Gue di sini aja ya, Rez?" Reza mengangguk kemudian menutup pintu mobilnya, beralih membantu Olive turun dari mobil.

Reza masuk ke dalam supermarket dengan menggendong Olive. Setelah sampai di tempat es krim berada, Reza menurunkan Olive, membiarkan bocah itu memilih apa yang dia mau. Cowok itu juga memasukan minuman yang ada di dekatnya ke dalam troli yang dia bawa. Reza memasukan Olive ke dalam troli yang terus memeluk es krimnya, sedangkan Reza berkeliling supermarket seraya memasukan barang apa yang dia mau.

"Cantik banget sih kamu."

"Makasih."

Reza yang sedang memilih roti menoleh sekilas melihat ada seorang perempuan yang memuji Olive. "Adiknya ya?" tanyanya pada Reza.

Reza menggelengkan kepalanya. "Anak saya." jawabnya sambil memasukan roti ke dalam troli.

"Kok gak mirip ya, Mas?"

Rasanya Reza ingin membanting tubuh perempuan itu. "Yang ini memang mirip sama Mamanya."

"Loh Mamanya gak ikut? Emang udah punya anak berapa Mas?"

Bacot! Reza harus sabar, karena ini tempat umum. "Dua. Mamanya di mobil, kasian kalau ikut, soalnya lagi hamil." Perempuan itu langsung berpamitan meninggalkan Reza dan Olive. Tadinya dia ingin mendekati Olive supaya Bapaknya juga suka eh ternyata keluarganya masih harmonis, dia tidak jadi menyalonkan diri.

"Olive bukan anak bang Reza," ucap Olive menatap Reza polos. Reza tersenyum paksa. Olive tidak bisa di ajak kerjasama sama, untung saja perempuan itu sudah pergi.

                                         ****

7 Februari 2023

REZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang