Happy reading ✨
****
Kayra turun dari motornya setelah menaruh helmnya di jok motor, dia maju selangkah. Kayra tidak ada niatan untuk melangkahkan kakinya lagi karena Reza menghampiri. Saat tangan Reza ingin menyentuh pundaknya, Kayra langsung memundurkan langkahnya, berniat menghindari kontak fisik dengan Reza.
"Lo ada di sini?"
"Dia siapa?" Kayra bertanya balik. Dia menggigit bibir dalamnya karena takut dengan jawaban Reza.
"Temen gue," jawabnya.
"Dia siapa?" tanya Kayra lagi dengan nada rendahnya. Teman katanya? Kayra baru tau Reza menghantarkan cewek itu pulang dengan mobil Reza. Kayra memalingkan wajahnya sekilas kemudian kembali menatap Reza nyalang, tidak ada jawaban dari Reza yang membuat Kayra kesal. "SIAPA? GUE NANYA SAMA LO!" sentak Kayra menunjuk jarinya ke wajah Reza.
"Temen gue, Kay." balas Reza.
"Bacot! Temen kata lo?" Kayra berdecih. "Gue tanya sekali lagi. Dia siapa, Reza?" Kayra menepis tangan Reza dengan cepat saat cowok itu ingin memegang pundaknya lagi.
Reza menghembuskan napasnya, kedua matanya menatap kedua manik hitam milik Kayra dalam. "Dia tunangan gue," jawabnya pelan.
Kayra tercekat mendengar jawaban Reza. Tunangan? Kayra tertawa kecil, namun kedua matanya mulai memanas. "Tunangan? Anjing banget lo, Rez!" umpat Kayra.
"Kay?" tegur Reza.
Plak
Kayra menampar pipi Reza dengan keras, yang membuat pipi cowok itu memerah. "BRENGSEK LO!" teriak Kayra di depan wajah Reza.
Reza langsung kembali menatap Kayra kesal. Tadinya ingin mengucapkan sesuatu, tapi suara anak kecil membuat Reza membisu. Jujur saja, Reza ingin memarahi Kayra karena mengumpat.
"KAKAK OLIVE!"
Kayra menghapus air mata yang berhasil lolos keluar, dia menunduk karena anak kecil itu memegang tangannya sambil mengerjakan matanya polos. "Kakaknya Olive, 'kan? Kak Rara?"
Kayra tersenyum seraya mengangguk. "Iya, kamu Rere 'kan?" Anak kecil itu mengangguk antusias karena cewek remaja yang berstatus sebagai Kakak temannya mengenalinya. "Ada apa?" tanya Kayra pada Rere. Sekarang dia mengabaikan Reza yang ada di depannya. Tidak mungkin 'kan kalau mereka tetap bertengkar di saat ada anak kecil yang melihat?
"Kak Rara kenapa nangis?" tanya Rere.
"Engga, Kakak gak nangis. Kata siapa Kakak nangis?" ucap Kayra sambil berjongkok, menyamai tinggi anak kecil itu.
"Tadi aku liat Kakak nangis abis marah-marah sama abang Reza." sahut Rere. "Kak Rara sama abang Reza jangan berantem ya? Kata Kak Jen kita gak boleh berantem tau," jelas Rere pada kedua remaja yang ada di hadapannya. Dia mengambil satu tangan Kayra dan satu tangan Reza untuk membuat mereka bersalaman. "Harus baikkan ya?"
Kayra menarik kembali tangannya yang bertautan dengan tangan Reza, dia berdiri. "Kak Rara harus pulang, Olive udah nunggu. Kakak pulang dulu ya?"
"Yah, padahal aku mau ajak Kakak main ke rumah aku," ucapnya lesu.
"Kapan-kapan Kakak ke sini, sekali ajak Olive, gimana?" Rere mengangguk antusias.
"Oke Kak. Aku tunggu ya? Dadah Kak Rara?"
Kayra bergegas naik ke motornya, tanpa berkata apa-apa, Kayra langsung pergi dari sana. Kayra ingin buru-buru pergi dari komplek ini, jadi sekarang dia harus segera pergi ke rumah Kanaya. Reza terus memanggilnya, tapi dia menulikan pendengarannya.
****
Kayra menikmati angin dingin karena gerimis datang, setelah dia memberikan novel pada Kanaya dia langsung pulang, tadi saja Kanaya melihat mata sembabnya membuat cewek itu bertanya, tapi dengan cepat dia berpamitan pulang. Namun Kayra tidak benar-benar pulang ke rumah, dia memilih singgah di halte karena gerimis, sebenarnya bukan masalah, tapi hatinya sedang tidak baik-baik saja. Kayra sudah menitipkan ke neneknya Jehan untuk menjaga Olive dengan alasan dia ada kerja kelompok. Setidaknya Olive tidak sendirian di rumah.
Otaknya terus memutar suara Reza seperti kaset rusak. Lagi, Kayra tidak bisa menahan air matanya. Kalau di pikir-pikir dirinya semakin cengeng saat beranjak dewasa.
Dia tunangan gue
Tunangan? Wow cewek itu statusnya dengan Reza lebih di atasnya yang hanya sekedar pacar. Jadi kalau di pikir-pikir dia jadi selingkuhan? Gila memang, Kayra tidak tau dari kapan Reza dengan cewek itu bertunangan.
"Lo bener-bener brengsek, Rez." ucap Kayra lirih.
Kira-kira, Reza akan memutuskan hubungan dengannya kapan? Sakit sih, tapi dia harus menerimanya 'kan? Mana mungkin Reza rela memutuskan pertunangannya dengan cewek itu dan memilih dengannya saja. Pada dasarnya juga, Reza dan cewek itu sederajat.
Kayra menunduk dalam, menyembunyikan wajahnya pada kedua telapak tangannya yang kedua tangannya bertompang di pahanya. Suara isakkan terdengar samar karena lebih dominan air hujan yang saat ini sudah mulai deras.
Kayra tersentak karena tiba-tiba dia merasakan ada jaket yang tersampir di pundaknya, perlahan Kayra mendongak melihat sang pelaku. Kayra memalingkan wajahnya sebentar untuk menghapus air matanya, lalu kembali menatap cowok yang ada disebelahnya.
"Nangis aja, gak papa."
Suara lembut itu berhasil membuat Kayra kembali menumpahkan air matanya di hadapannya cowok remaja yang duduk di sebelahnya.
"Gak ada yang liat lo nangis, kecuali gue. Jadi nangis aja sampai hati lo lega." ucap Aldo mengusap puncak kepala Kayra lembut. Kalau Reza ada, sudah di pastikan Aldo akan mendapatkan bogeman dari Reza saat itu juga. Ya sepertinya.
Kayra tidak tau sudah sejak kapan Aldo ada di halte yang sama dengannya
****
6 Januari 2023
