Reza mengendarai motornya pelan, kedua motornya menatap tajam sekelilingnya berharap ada Olive. Lain halnya dengan Kayra yang sudah menghembuskan napasnya berat, kedua matanya yang tadinya menatap sekeliling sekarang kedua matanya menyorot lurus ke depan dengan matanya memanas. Tangan Kayra yang berada di perut Reza meremas jaket cowok itu.
Lolos. Air matanya mengalir begitu saja karena tidak bisa di bendung. Reza yang melihat dari spion lantas mengusap punggung tangan Kayra yang masih meremas jaketnya. Reza lebih memilih menepikan motornya, dia langsung turun dari motornya dan melepaskan helmnya. Dapat di lihat Kayra yang sudah turun mengusap air matanya, dengan telaten Reza membukakan kaitan helm yang terpasang di kepala Kayra, lalu menaruh di jok.
Kayra menenggelamkan wajahnya di dada bidang Reza. Suara isakkan Kayra terdengar, Reza hanya mampu mengusap punggung Kayra. Banyak pasang mata yang mengarah ke duanya dengan pandangan berbeda-beda, namun Reza lebih mengabaikan banyak pasang mata itu.
"Olive hilang, Rez..." lirih Kayra di sela-sela tangisannya. "Gue takut kalau Olive kenapa-napa..."
"Semuanya baik-baik aja, Kay. Percaya deh, semuanya baik-baik aja." ucap Reza berusaha menenangkannya sang kekasih.
"Gue takut..."
"Buang pikiran negatif lo, gak akan terjadi apapun sama Olive."
Beberapa menit setelahnya, tidak ada isakkan dari Kayra, hanya sesegukan kecil dari cewek itu. Karya menjauhkan kepalanya dari dada bidang Reza. Reza bisa melihat jelas hidung merah Kayra, kedua mata sembab Kayra. Sial! Kenapa kecantikan Kayra bertambah?
"Sial, kenapa lo cantik banget sih bangsat!" gumam Reza menyugarkan rambutnya.
Kayra mendongak, menatap Reza polos. "Apa Rez?" Kayra tidak bisa mendengar jelas lirihan cowok itu.
Reza menggelengkan kepalanya cepat. "Mau lanjut nangis?" tanya Reza. Pertanyaan itu membuat Reza mendapatkan cubitan maut di perutnya. "Sakit, Kay." adu Reza meringis.
"Ayo!" ajak Kayra.
"Ayo kemana?"
"Cari Olive lagi Rez!" jawab Kayra kembali memakai helmnya.
"Gak mau minum dulu?" Kayra menggeleng, menolak tawaran Reza. Dia hanya ingin cepat-cepat bertemu Olive.
****
Reza menajamkan penglihatannya, setelah di rasa itu sosok yang ia cari, Reza langsung menambah kecepatan untuk menyamai motor besar itu, dengan cepat dia langsung menghadang motor itu. Kayra sebenarnya bingung karena Reza yang tiba-tiba berhenti, tapi saat pekikan itu membuat Kayra turun dari motor dan memeluk sang adik. "KAK RARA!"
Dalam hati Kayra terus bersyukur karena Olive baik-baik saja. Kayra memeluk erat Olive, seolah tidak ingin Olive menghilang lagi. "Kamu kemana aja, Liv?" tanya Kayra melepaskan pelukannya dan memeriksa setiap tubuh Olive.
"Tadi Olive di ajak jalan-jalan sama Kak Aldo," jawab Olive seraya menunjuk ke arah cowok yang berada di belakang Olive.
"Aldo?" beonya.
"Hai?" sapa Aldo tersenyum manis, hal itu membuat Reza berdecih. Apa-apaan cowok itu?
"Lo–"
"Pulang dulu, Kay. Lo gak liat Olive capek banget?" ucap Reza memotong ucapan Kayra yang ingin berbicara panjang dengan Aldo.
Berakhir ketiga remaja dan satu anak kecil itu pergi dari sana, dengan Reza yang memimpin jalan menuju rumah Kayra, sedangkan Aldo bersama dengan Olive yang terus mengikuti Reza.
Membutuhkan waktu dua puluh menit untuk sampai di rumah Kayra. Di ruang tamu terdapat Reza dan Aldo yang duduk tanpa membuka suara. Kayra tengah mengurusi Olive untuk bersih-bersih.
" Thanks." Reza membuka suaranya duluan.
"For what?" kerutan halus di dahi Aldo tercetak. Dia menatap Reza di depannya bingung.
"Jagain Olive." Aldo tersenyum mengangguk.
Kayra membawa nampan dengan dua gelas untuk dua orang yang sekarang tengah duduk di sofa ruang tamunya, Kayra meletakkannya di depan Aldo dan Reza. "Di minum,"
"Repot-repot banget lo Kay." Kayra tertawa kecil.
"Bang Reza!" suara pekikan antusias itu berhasil membuat ketiga remaja di sana menoleh ke sosok anak kecil yang berlari dengan handuk yang melilit di kepalanya.
"Abang Reza mau liat gambar Olive gak?" tanya Olive menatap Reza berbinar. Reza tersenyum dan mengangguk. "Mau."
Olive menggandeng tangan besar Reza untuk ikut dengannya. "Kak Aldo juga mau liat?" tawar Olive menatap Aldo.
"Maaf ya, Kakak harus pulang sekarang. Lain waktu ya?" Olive mengangguk mengerti. Kedua orang itu pergi dengan Reza yang menggendong Olive masuk ke kamar anak itu.
"Bener pulang sekarang, Al?"
"Iya, udah di suruh pulang nyokap. Gue balik ya?" Kayra mengangguk.
Kayra menghantarkan Aldo sampai di depan rumahnya.
****
Kayra berjalan ke ruang tengah, di sana Reza dan Olive sedang menggambar di kanvas masing-masing, pensil warna yang berserakan, cat air, kuas, bahkan krayon juga ikut berserakan, padahal mereka hanya menggunakan cat air saja, tapi semuanya ikut keluar. Kanvas berserta antek-anteknya itu di belikan Reza, ah cowok itu!
Kayra duduk di karpet bulu di sebelah Olive. "Rez, udah mau Maghrib, lo gak pulang?" tanya Kayra melirik jam di dinding.
"Emang kenapa sih kalau gue gak pulang?" Kayra menggeplak lengan Reza kesal, dia tidak tau apa tetangga-tetangganya yang suka berghibah dan bermulut pedas.
"Gak enak sama tetangga, Rez!"
"Ck, iya-iya. Habis Maghrib gue pulang deh, sekalian Maghrib di sini." kata Reza yang fokus memberi warna pada gambarnya. "Sekalian mau gue imanin gak? Itung-itung latihan jadi imam buat besok?" tawar Reza beralih menatap Kayra dengan kedua alisnya naik-turun.
Kayra berdecih mendengar itu. "Sana sholat di masjid," ucap Kayra saat adzan Maghrib sudah berkumandang.
"Lo juga ikut ke masjid lah!" seru Reza.
"Rez..." Kayra menatap Reza malu. "Gue lagi." cicitnya, dia meringis.
"Udah ada stok pembalut?" tanya Reza.
Kayra membelak matanya, "apa sih Rez!" sentak Kayra malu.
Reza menatap Kayra berdecih. "Gayaan banget lo pura-pura malu kalau lo lagi datang bulan. Yang sering dimintain beli pembalut lo siapa lagi kalau bukan gue?" Kayra tersenyum paksa. Sebenarnya Kayra sering lupa kala dia ingin menyetok pembalut, dan berakhir harus meminta tolong Reza. Sebelum dia dengan Reza pun Kayra sudah seperti itu, dia akan meminta tolong Olive untuk membelikan pembalut di warung.
"Oh jadi lo gak ikhlas?" Kayra menatap Reza nyalang. "Kalau gak ikhlas bilang!" Kayra pergi dari sana, kedua orang yang ada di ruang tengah mengelus dadanya karena kaget pintu yang di banting Kayra.
Susah kalau ngomong sama cewek PMS.
"Olive ikut abang ke masjid gak?" Olive mengangguk antusias.
****
14 Desember 2022