"Tuh liat, cowok lo!" ucap Kanaya pada Kayra dengan wajah sinis menatap gerombolan di parkiran.
Kayra memutar bola matanya malas. Sebenarnya, Reza pake pelet apa sampai cewek-cewek selalu deketin? Gak dulu, gak sekarang, sama saja. "Biarin aja, capek sendiri gue." Kayra kembali melanjutkan langkahnya yang tertunda karena membahas Reza.
Kanaya mengikuti Kayra. "Cowok lo Kay. Tengah malam nelpon gue anjir!" omel Kanaya kesal mengingat tadi malam Reza menelponnya.
Kayra menoleh ke arah Kanaya sebentar. "Kenapa? Minta sumbangan?"
"Sumbangan pala lo, dia anak tunggal kaya raya gitu minta sumbangan!" sunggutnya. "Dia cuma nanya besok hari apa! Padahal di hpnya ada!"
Kayra tertawa kecil. Reza tidak berubah. Sampai kapanpun tidak berubah.
"KAY!" Teriakan itu membuat Kayra dan Kanaya berdecak malas. Reza. Suara itu suara Reza, dia sudah berhasil kabur dari cewek-cewek yang mengerumuninya.
"Gue chat gak di bales? Gue telpon gak di angkat! Kemana aja lo? Mau selingkuh?" tanya Reza beruntun.
Hanya saja, saat mereka menjadi mahasiswa. Reza mulai menjadi posesif pada Kayra.
"Rok lo gak bisa panjang sedikit? Kenapa di kuncir? Mau pamer lo?" sinisnya.
Kanaya memilih meninggalkan dua sejoli itu, dia lebih memilih menghabiskan makanan di kantin fakultas.
"Tadi gue buru-buru, gak sempet pilih outfit." jawab Kayra.
"Alesan aja lo!" omel Reza. "Kemarin, setelah lo post foto di Instagram, banyak yang nge-DM lo! Itu cowok semua! Besok-besok gak usah post foto, kecuali sama gue."
"Gue gak tau, Rez. Gue gak buka Instagram lagi." Jujurnya. Memang Kayra tidak membuat Instagram lagi setelah memposting fotonya di Instagram. Dia tidak tau kalau Reza membuka akun Instagram, kalau tau, dia juga akan menghapus DM-DM tidak penting itu. Bukannya dia ingin menutupi, tapi Kayra hanya bosan mendengar omelan Reza.
"Sehabis kita wisuda, kita langsung nikah!" ucap Reza membuat Kayra membelak matanya.
"Rez!" tegur Kayra.
Yang harua kalian tau, saat mereka semester dua awal, Reza dan Kayra bertunangan. Yang pasti Reza yang memaksa Kayra mau bertunangan dengannya.
"Ya lo gak usah caper sama cowok-cowok!"
"Lo sadar diri ya anjing!" umpatnya kesal.
Reza mengecup bibir Karya singkat, lagi membuat Kayra menatap tajam Reza. "Your language baby."
Kayra mengeram tertahan. Ini yang tidak di sukai Kayra, Reza tidak melihat situasi, mereka masih di kampus, dan ada banyak orang yang lalu-lalang.
"Bacot anjing! Sono urusin cewek-cewek gatel lo!" Kayra langsung pergi dengan kaki yang sesekali dihentakan.
****
"Ayah, Kay gak mau keluar."
"Kalau lo gak ikut, lo gak takut ada cewek yang nempel gue?" kata Reza.
"Bodoamat! Lagian lo-nya juga ngebiarin cewek-cewek deketin lo!" dengkus ya kesal.
Reza memutar bola matanya malas. Kini beralih menatap pria yang sedari tadi menyimak perdebatan Reza dan Kayra. "Boleh 'kan, Yah?" izin cowok itu.
Malam ini, ulang tahun perusahaan Evan, mau tidak mau, Reza harus pergi ke sana. Dan dia harus pergi bersama Kayra.
"Ayah terserah Kay saja. Kalian bicarakan saja, Ayah ada jadwal ronda malam ini. Ayah pamit."
Kayra mendengkus melihat Ayahnya pergi meninggalkannya dengan Reza. "Gue males banget, Rez." ucapnya memelas.
"Gue gak terima penolakan atau bantahan. Ganti baju atau gue yang gantiin lo baju?" kata Reza seraya memaksa Kayra menerima paperbag yang berisikan dress yang dia pilih.
"Cewek lo banyak, kenapa gak ajak mereka aja?" tanyanya sewot.
"Cewek gue cuma lo, dan hanya lo." sahut Reza mutlak.
Dengan terpaksa, Kayra mengganti pakaiannya dan ikut ke acara ulang tahun perusahaan Papa Evan. Di sana, dia hanya minum dan makan saja, tanpa melakukan apapun. Itu sangat membosankan. Ah Kayra harap Jehan, Kendra, dan Kanaya ikut menghadiri acara itu.
Dan di sini, di tengah-tengah keramaian. Kayra duduk sendiri. Reza sedang ke toilet. Kata Papa Evan, tadi beberapa menit sebelum mereka sampai, ada Kanaya dan keluarga ikut menghadiri, tapi mereka pulang lebih awal karena ada acara keluarga. Jehan dan Kendra? Mereka entah kemana, sepertinya Kendra mengajak Jehan untuk berkeliling menyicipi berbagai desert.
"Gue lama?" tanya Reza yang duduk di sebelah Kayra.
"Mau pulang...." rengeknya pada Reza.
"Sebentar lagi, gak enak sama Papa Kay." ucap Reza pelan agar Kayra mengerti. "Mau apa?" tawarnya.
"Pulang." jawabnya singkat.
"Lima belas menit lagi, oke?"
Kayra berdecak, "padahal kata Papa kalau kita pulang ya pulang aja."
"Kay–"
"Reza?"
Kedua sejoli itu kompak menoleh ke sumber suara. Reflek keduanya juga berdiri karena seorang pria paruh baya menghampiri mereka–ralat, menghampiri Reza.
"Om." sapanya dengan sopan.
"Wah sudah lama saya tidak bertemu kamu, sudah besar ya. Ngomong-ngomong, kamu sudah lulus kuliah?"
"Belum, Om. Baru skripsian."
"Wah, bisa dong setelah wisuda nikah dengan anak saya, anak saya juga lagi skripsian. Anak saya masih sendiri, loh."
Kayra berdeham, yang membuat pria paruh baya itu menatap Kayra. "Maaf ya, Om. Tapi Reza sudah menjadi suami saya." Reza tertawa geli mendengar penuturan Kayra, dan juga melihat ekspresi Om Damar yang terlihat kaget. "Lebih baik Om cari cowok lain, memangnya Om mau ada kabar, kalau anak Om jadi istri kedua?"
"Loh saya gak denger Reza sudah menikah." sahut Damar berusaha tidak percaya apa yang di ucapkan Kayra.
"Makanya Om. Update info keluarga Reagantara. Lagian acaranya juga cuma keluarga dekat saja."
****
"Hai istri."
Kayra menyugar rambutnya frustasi. "Istri pala lo, berhenti panggil gue istri!" sentaknya kesal.
Reza masih mempertahankan senyumnya. "Kan lo yang bilang sendiri, kalau lo udah nikah sama gue dan lo istri gue."
"Bodoamat! Jangan panggil gue istri, Rez!" omelnya dengan wajah merah padam, dia kesal campur malu. "Mending sana nikahin anaknya si Om-om itu!"
Reza tersenyum geli, dia menarik Kayra untuk duduk dipangkuannya. "I'm only your."
Kayra memutar bola matanya malas. "Lo nikah sama anak tuh Om juga gakpapa."
"Kay?" tegur Reza.
"Apa?" tantangnya.
Tanpa aba-aba Reza mencium bibir ranum Kayra, melumatnya dengan lembut, seolah mengungkapkan perasaannya lewat ciuman itu.
"I love you." bisik Reza setelah menjauhkan bibirnya dari bibir Kayra. Menatap intes Kayra yang masih menghisap oksigen di sekitarnya.
Ah iya, sekarang Reza sudah menurunkan gengsinya.
"REZA GUE KASIH TAU, DI KAMAR INI BANYAK SETAN!" teriak Kendra dari luar kamar hotel.
****
aku baik hati kan karena udah spill cerita reza-kayra semasa kuliah😌
dipersilahkan untuk kalian membaca lapak sebelah. jangan lupa ramaikan lapak sebelah yaaa.
oke thank you<3
sekian.