Story XV

1.1K 69 25
                                    

"terkadang... seseorang tidak mengerti apa penyebab sikap yang ada pada diri kita, mereka hanya bisa menilai dan mengambil hal negatif tentang sikap kita, tanpa tahu mengapa kita bersikap seperti itu"

-----------------------------------------------------------------------

Ketika jihan membuka pintu kamar rumah sakit bintang, ia mendapati aaliesha yang sedang menenangkan beby. Jihan benar-benar merasa bersalah pada beby, jihan berpikir pasti beby cemburu dengan dirinya.

"Emh maaf yah gue gatau kalo bintang udah punya jodoh, dia gapernah cerita" ucap jihan.

Sontak aaliesha langsung melototi sahabatnya itu, astaga jihan benar-benar ceplas ceplos.

Jihan yang mengerti akan pelototan aaliesha menutup mulutnya.

"Maksudnya karena kita gapernah nanya jadi dia gapernah bahas soal jodohnya" ucap jihan lagi.

Beby diam, ia tak merespon. Ia masih menangis. Jihan benar-benar merasa bersalah.

"Maafin gue yah beb" ucap jihan.

Akhirnya beby mengangguk.
"Iya gapapa" jawabnya.

"Beby masuk yuk, jangan nangis lagi. jadi tadi tuh suster dateng bawain bubur buat bintang, karena tangan bintang jadi bantalan buat kamu alhasil bintang jadi kesusahan buat makan, jihan cuman mau bantuin nyuapin bintang aja kok, jangan ngambek yah" ucap aaliesha, ia benar-benar merasa bersalah jika beby dan bintang bertengkar, karena ini semua kesalahannya.

"Gue mau pulang sha, lo aja yang jagain bintang yah, gue lupa kalo gue udah izin selama 3 hari buat gak sekolah" ucap beby sembari mengusap air matanya.

"Tapi beb-"

Beby langsung masuk kekamar bintang dan mengabaikan bintang.

"aku pulang dulu kamu dijagain aaliesha sama temen kamu dulu" ucap beby ketika ingin membuka pintu.

"Beby" belum sempat melanjutkan panggilannya, beby sudah menutup pintu dan bergegas pulang.

"Jadi ini yang lo bilang kemaren sha?" Tanya jihan, ia sudah menangis.

"Maaf han, gue sebenernya ga tega sama lo tapi mau gimanapun lo tetep harus tau" ucap aaliesha.

"Iya sha, gue paham kok situasi lo, lo sahabat gue dan kayaknya lo sahabat beby juga, gue tau posisi lo sulit" ucap jihan, ia menghapus air matanya.

"Maafin gue yah han, gue benar-benar bingung sama pengakuan lo kemaren, gue benar-benar kaget sama apa yang lo akuin kemaren" ucap aaliesha.

Jihan mengangguk. Ia tidak menyalahkan aaliesha yang memang tidak bersalah disini. Jihan hanya malu karena sudah menyukai bintang. Ia malu karena selama ini bintang hanya menganggapnya teman.

"Han, mau masuk atau pulang?" Tanya aaliesha.

"Masuk, gue gapapa kok sha" ucap jihan, ia tidak ingin aaliesha khawatir.

"Oke" ucap aaliesha.

"Oke" ucap aaliesha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jel"

"Hm"

"Gimana, seru gak film nya tadi?"

"Seru" jawab azely antusias.

Zio tersenyum sumringah, pasalnya ia tidak pernah melihat jodohnya senang dan tersenyum selebar itu.

Zio dan azely kini tengah menikmati makan mereka diresto mariposa yang cukup terkenal dijakarta. Resto dengan balutan warna pink pastel dan ungu pastel membuatnya tampak sangat aesthetic.

Ketika azely sibuk makan, zio justru malah memandangi wajah dirinya yang sedang mengunyah.

"Kok gak makan?" Tanya azely.

"Liat lo aja gue udah kenyang jel" jawab zio.

Azely tersenyum canggung.
"Apaan sih" ucapnya.

"Makan" suruh azely pada zio. Zio pun memakan makanannya.

Setelah mereka sudah memakan semua pesanan mereka, azely izin untuk kebelakang sebentar.

"Gue kebelakang dulu yah" ucap azely.

"Iya" balas zio.

Ketika azely pergi menuju toilet, seseorang yang tengah memperhatikan mereka sedari tadi juga ikut menyusul azely kedalam toilet.

Azely yang tengah bercermin sontak kaget, melihat sesosok gadis seumuran dengannya yang sedang memasang smirk dan melirik dirinya. Gadis itupun maju dan mendekati azely.

*Argh
"Udah berani yah lo jalan sama zio" ucap gadis itu setelah mendorong tubuh azely.

Azely memegangi tangannya yang membiru karena benturan diujung meja.

Azely kemudian membalas mendorong gadis itu hingga ia hampir terjatuh.

"Udah berani yah lo sama gue" amuknya.

"Kenapa gue harus takut sama lo?" Tanya azely.

"Kurang ajar"

*Argh
Gadis itu menarik rambut azely dan melemparnya ke lantai hingga azely meringis kesakitan.

"Jangan coba-coba deketin zio, lo tau kan sekolah yang lo tempati sekarang dan sekolah yang kakak-kakak lo tempati sekarang itu donatur utamanya adalah papa gue" ucap gadis itu lalu melepaskan tarikannya pada rambut azely.

Azely bangkit dan ingin membalas gadis itu tapi,

"Berani lo nyenggol gue, gue bisa aja ngeluarin dan ngeboikot kalian dari sekolah yang ada dijakarta" ucap gadis itu dengan angkuh.

'brengsek' ucap azely dalam hati.

"Jadi, gausah deketin zio kalo lo gamau sodara kembar lo gue boikot dari seluruh sekolah dijakarta" ucap gadis itu.

"Udah mending sikap lo selama ini dingin, jutek, cuek sama judes kesemua cowok termasuk zio, kenapa malah berubah? Mau gue boikot beneran?" Tanya gadis itu.

Azely diam, ia tidak bisa berbuat apa-apa. Ia tidak bisa membalas perlakuan gadis itu kepadanya, ia benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa.

"Inget, kembali ke sikap awal lo, dingin, jutek, cuek, judes, kalo lo gamau sodara lo gue boikot dari sekolah yang ada di seluruh jakarta" ucap gadis itu sembari memegang dagu azely.

Setelah melontarkan kalimat itu, ia pergi meninggalkan azely sendiri didalam toilet. Azely mencoba untuk berdiri walaupun tubuhnya sedang sakit. Ia melipat lengan bajunya dan melihat bekas yang sudah membiru karena terbentur sudut meja. Ia merutuki dirinya sendiri. Ia membenahi rambutnya yang berantakan karena gadis itu.

"Coba aja kalo dia ga nyenggol jela, gue bakal abisin dia dari dulu" ucap azely sembari melihat dirinya di cermin.

"Cukup gue yang sakit, jela jangan" ucapnya lagi.

Setelah dia merasa sudah tenang, azely pun keluar dan menghampiri zio. Untung saja dia memakai baju lengan panjang sehingga bekas biru yang ada ditangannya tidak terlihat oleh zio.

"Kok lama banget jel?" Tanya zio.

"Iya, pulang yok zi" ajak azely.

"Oke" ucap zio.

Mereka pun pulang dengan perasaan senang satu sama lain. Zio senang karena bisa menghabiskan waktu berdua dengan azely, dan azely pun begitu. Ia berpikir jika kesempatan ini tidak akan datang lagi. Karena ia...
Tidak bisa melakukannya lagi.

★★★

terimakasih yang udah baca ceritanya.
jangan lupa untuk vote dan komennya yah.

ig : aalieshacndrmy
ig : jihan_zfnnyh
ig : azelamrgrth

AALFAKASHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang