Sejak kejadian malam itu, hari-hari Aaliesha benar-benar suram, ia tidak pernah keluar dari kamarnya, bahkan untuk makan sekalipun.
Sampai ada yang mengetuk pintu kamarnya.
"Siapa?" tanya Aaliesha."Ini Bunda, sayang" ucap Alina.
"Sebentar, Bunda" balas Aaliesha.
Aaliesha segera menyeka air matanya, dan menambahkan sedikit riasan agar wajah dan matanya tidak terlihat sembab.
Dia pun membuka pintu dan menyambut Alina dengan senyum manis yang terukir indah diwajahnya.
"Bunda, ayo duduk" ajak Aaliesha.
Alina pun masuk dan segera duduk diatas kasur milik Aaliesha, begitupun Aaliesha.
Alina menyeka sedikit rambut Aaliesha yang menutupi wajahnya.
"Sayang, maafin Bunda yah" ucapan itu tiba-tiba keluar dari mulut Mertuanya, Aaliesha tampak shock, kenapa Bundanya minta maaf?"Bunda, kenapa Bunda minta maaf? Bunda gak salah" ucap Aaliesha.
"Bunda, salah sayang" balas Alina.
"Enggak, Bunda gak salah" ucap Aaliesha.
"Bunda, Asha gapapa kok" ucap Aaliesha meyakinkan, tapi apakah Bundanya yakin? Jelas tidak!
"Kamu selalu ngomong kayak gitu Sha, sampe kamu nyimpen trauma dan luka ini sendirian" ucap Alina.
"Bunda, Alfa gak salah kok, Bunda juga gak salah, dia kan cuman nuntut haknya aja sebagai seorang suami, aku gapapa kok Bund" ucap Aaliesha.
"Bunda jangan nangis lagi yah, Asha jadi ikutan nangis karena selalu bikin Bunda nangis" ucap Aaliesha.
"Enggak sayang, kamu gapernah bikin Bunda nangis" ucap Alina.
★★★
"Beby" panggil Bintang yang tampak khawatir.
"Ada apa?" tanya Beby dengan bingung.
Dengan segera Bintang memeluk Beby dengan erat. Beby semakin bingung dengan sikap Bintang yang tiba-tiba ini.
"Bintang, ada apa?" tanya Beby.
"Maaf karena udah banyak nyakitin kamu" ucap Bintang.
"Kata siapa?" tanya Beby.
"Semua orang" jawabnya.
"Rasa sakit yang aku dapetin, itu semua bukan dari kamu, Bin. Itu semua terjadi karena ekspektasi aku ke kamu, yang pada akhirnya bikin aku jatuh dengan sendirinya" ucap Beby.
"Maaf, udah lancang cemburu setiap liat kamu berdua sama Asha" ucapnya lirih.
"Enggak, Beb" ucap Bintang.
"Kamu istri aku, wajar kalo kamu cemburu" ucap Bintang.
Beby hanya tersenyum tipis. Ia tidak menanggapi apapun perkataan Bintang.
"Beb, aku mohon, izinkan aku buat ngeyakinin hati aku sebentar lagi yah? Aku yakin banget, kalo aku beneran cinta sama kamu" ucap Bintang.
"Bin, aku gabisa" tolaknya.
"Kenapa?" tanya Bintang, ia melepas pelukannya pada Beby, lalu menggenggam kedua tangan gadis yang sudah berstatus sebagai istrinya itu, dan menatap mata Beby dengan intens.
"Bintang, Kita adalah sepasang Benua yang terhalang Samudera, dan kita bagaikan Bulan dan Matahari yang menunggu untuk disatukan oleh Takdir"
"Kamu udah tau hati dan cinta kamu berhenti dimana dan sama siapa, kamu udah tau itu, Bin. Jadi tolong, berhenti nyiksa diri kamu sendiri hanya karena takut gak enakan sama aku, jangan. Hati kamu, berhak jatuh dengan utuh, dihati orang yang kamu sukai dari dulu" Beby menghentikan ucapannya, hatinya sangat sakit, bahkan Bintang juga ikut meneteskan air mata.
Dengan susah payah, ia mengeluarkan kalimat terakhirnya.
"Dimana ia harus berlabuh, disitu kau harus menunggu, jangan sampai kau kehilangan rasa mu. Karena aku, tidak ingin perasaan mu berakhir seperti ku, cukup aku Bintang, cukup aku" suaranya bergetar, ia bahkan menangis dihadapan Bintang. Baru kali ini, ia berani meneteskan banyak air mata dihadapan Bintang.Bintang kembali memeluknya, kenapa setiap kali mereka menangis, selalu turun hujan dengan deras, malam itu terasa sangat dingin, bahkan sangat-sangat dingin.
"Beby" lirih Bintang.
"Maafkan aku....."
★★★
yeayyy, kali ini aku gak ngaret kali updatenya.
vote komennya yah.
see you in the next story.
KAMU SEDANG MEMBACA
AALFAKASHA
Teen Fiction---> DIHARUSKAN FOLLOW SEBELUM BACA <--- ==================================================== Aaliesha Candramaya seorang gadis remaja yang sedang berusaha mendapatkan cinta dari jodohnya. Ia tidak tahu kapan jodohnya bisa membalas perasaanya...