"Han, Han, Zio, Zio"
"Sha, Sha lo tenang" ucap Jihan sembari memeluk Aaliesha.
"Gak, gue gak bisa tenang" ucap Aaliesha.
Semua orang sangat panik, apalagi Aaliesha. Azela mencoba menelepon jodohnya yaitu Zoa, yang memang sedang berada di dekat Zio.
"Gimana Jel? aktif gak?" tanya Zeela.
"Enggak, Jil" jawab Azela.
"Kalian semua tenang yah, biasanya setiap ada kecelakaan atau tabrak lari, korbannya bakal dilariin ke rumah sakit gue, kita tunggu aja data pasien barunya" ucap Bintang, menenangkan.
"Gue harap itu bukan adik-adik gue" ucap Aaliesha.
Jihan memeluk Aaliesha dengan sangat erat, ia berusaha menenangkan Aaliesha. Ia harap, tidak akan ada masalah baru lagi yang muncul setelah masalah Beby kedepannya.
★★★
Zio dan Zoa mematung di tempat kejadian kecelakaan tersebut. Banyak darah yang muncrat ke wajah dan badan mereka. Gadis itu dinyatakan meninggal di tempat.
"JI, JI CEPET, CEPET KITA BAWA JELY KE RUMAH SAKIT!" ajak Zoa.
"JIO CEPET ANJ" ucap Zoa.
Ya, gadis itu adalah Azely. Orang yang mereka berdua cari. Sekarang bagaimana? Azely meninggal di tempat? Ya Tuhan.
Zoa melakukan semuanya sendirian, ia menyuruh orang-orang di sana untuk menelepon ambulance, mengangkat tubuh Azely, dan menelepon polisi. Ponsel mereka berdua sama hancurnya, Zio yang tiba-tiba melepas genggaman ponselnya dan Zoa yang membanting ponselnya sendiri karena ingin menyelamatkan Azely, tetapi tubuh gadis itu lebih dulu terpental mengenai truk.
"Zio ayo kita ikut ke rumah sakit" ajak Zoa.
Zio tidak mengalihkan atensinya pada jalanan yang menjadi titik terkaparnya tubuh Azely. Ia masih tidak menyangka jika apa yang ia lihat tadi adalah jodohnya sendiri. Jodohnya sendiri yang mengalami kecelakaan tepat dihadapannya. Ia mematung di tempat, saat bayangan kecelakaan itu terlintas dipikirannya.
Zoa berusaha mengguncang-guncang tubuh kembarannya itu, menyuruhnya untuk sadar dan menolong Azely. Sampai di mana, Zoa sudah lelah dan segera menyuruh orang-orang yang ada di sana untuk membantunya. Azely harus cepat-cepat mendapat pertolongan. Zoa benar-benar sibuk melakukan ini itu, mulai dari mengangkat tubuh Azely, mengumpulkan barang-barang Azely dan lainnya. Sementara Zio hanya diam mematung.
"Woi Jio" amuk Zoa.
Mereka pun akhirnya pergi, meskipun ambulancenya pergi duluan, mereka menyusul, Zoa ngebut dan Zio tetap dengan keadaan shocknya. Ia mematung disepanjang perjalanan.
★★★
"Perhatian ada satu pasien tabrak lari yang merupakan gadis berusia sekitar 15 tahun. Menurut data diri, gadis itu bernama Azely Margaretha yang sedang berjalan sembari melamun melintasi jalan raya besar dan ditabrak oleh sebuah truk. Pasien dinyatakan meninggal ditempat. Diharapkan untuk keluarga pasien segera menemui jenazah diruang rawat VIP kamar 7."
Semua orang sangat shock ketika mendengar pengumuman pihak rumah sakit terkait korban kecelakaan yang baru saja mereka khawatirkan. Tidak, ini bukan lagi Zio, tetapi Azely.
"Jely?" tanya Azela seakan tidak percaya.
"Jil, itu Jely?"
"Itu gak mungkin Jely.." lirih Azely.
"Gak, gak mungkin, itu bukan Jely" ucapnya lagi.
"Udah semuanya tenang, ayo kita pergi ke ruang rawat VIP kamar 7" ajak Gilang.
Mereka semua berlari kearah ruang rawat Azely. Semuanya memohon, berdoa dan berharap kepada Allah agar semuanya baik-baik saja.
Di sana sudah ada Zio dan Zoa. Zio masih dengan tatapan kosongnya dan Zoa dengan rasa khawatirnya.
"Dek, dek di mana Jely?" tanya Aaliesha.
"Kak, kakak tenang dulu yah, Jely masih diperiksa" Jawab Zoa.
"Jo, bilang kalo semuanya bohong, Jo" lirih Azela.
"Sayang, kamu tenang ya, semuanya bakal baik-baik aja" ucap Zoa sembari memeluk tubuh Azela.
"Wajah dan baju kalian, banyak bercak darah" ucap Zeela.
"Gimana ceritanya Jo?" tanya Jihan.
"Jadi, tadi aku sama Jio nyari Jely kak, Jely pergi karena gak mau dianter balik sama Jio, Jely mau pulang sendiri, tapi Jio maksa" Zoa menghentikan ucapannya sebentar, ia menarik napas untuk menenangkan dirinya.
"Jely pergi dan kita nyariin dia, Jio khawatir sama dia, pas kita lagi nyari dia, kak Asha telpon, ternyata tepat di seberang ada Jely yang lagi mau ke arah kita, dan nahasnya kita gak sadar kak, Jely ketabrak truk tepat dihadapan kita" jelasnya.
Bohong jika mereka tidak menangis, mereka semua menangis. Dan semua orang tengah menunggu kabar apa yang akan dokter sampaikan, apakah baik atau buruk.
"Gimana keadaan Jely?"
"Alfaka" ucap mereka semua.
"Abang, Jely bang, Jely ketabrak truk" ucap Azela sembari memeluk erat tubuh Alfaka.
"Tenang dek, sekarang gimana keadaannya?" tanya Alfaka, ia membalas pelukan sang adik sembari mengelus punggungnya.
"Jely masih diperiksa sama dokter, aku takut bang, semua orang bilang kalo Jely meninggal di tempat" jawab Azela.
"Gak dek, gak usah dengerin mereka yang sok tahu, dokter jauh lebih tahu dengan kondisi Azely, kita tunggu kabar dari dokter" ucap Alfaka.
Ia melihat ke arah Aaliesha, mata mereka bertemu dan luka itu kembali. Aaliesha benar-benar tidak bisa melupakan malam kelam itu. Jihan menenangkan Aaliesha dengan memegang kedua tangannya, berharap rasa takut Aaliesha bisa mereda dan dia merasa aman.
Alfaka membawa Azela untuk duduk di kursi tunggu, sembari berdoa dan menenangkan Azela tentunya. Sementara Aaliesha dan yang lain tetap setia berdiri di depan pintu kamar rawat Azely. Aaliesha menatap pintu itu dengan penuh amarah dan dendam. Siapa yang berani-beraninya menabrak adik kesayangannya.
"Han, gue gak peduli sama apa yang terjadi kedepannya! gue mau cari siapa dalang dibalik ini semua" ucap Aaliesha.
"Sha, ini udah takdir, ini kecelakaan, musibah" ucap Jihan.
"Gak Han, gue yakin banget ada yang ngerencanain ini semua" ucap Aaliesha.
"Oke Sha, gue bakal selalu nemenin lo, kita cari orangnya sama-sama" ucap Jihan.
"Makasih, Han" ucap Aaliesha.
"Sama-sama, Sha. Kita tunggu dokter ya" ucap Jihan dan dibalas anggukan oleh Aaliesha.
KAMU SEDANG MEMBACA
AALFAKASHA
Teen Fiction---> DIHARUSKAN FOLLOW SEBELUM BACA <--- ==================================================== Aaliesha Candramaya seorang gadis remaja yang sedang berusaha mendapatkan cinta dari jodohnya. Ia tidak tahu kapan jodohnya bisa membalas perasaanya...