Story XXXVII

528 53 7
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Begitulah isi percakapan dari Beby dan Deby, Kakaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Begitulah isi percakapan dari Beby dan Deby, Kakaknya.

"Kakak jahat" rintih Beby, ia terduduk disudut kamarnya, menekuk lututnya dan menunduk.

"Kakak jahat" rintih Beby, ia terduduk disudut kamarnya, menekuk lututnya dan menunduk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bintang bakal benci banget sama gue" tangisnya.

Kini, Beby sendiri.
Didalam ruangan persegi empat itu, ia meringkuk dengan lututnya, bersender dengan dinding yang menjadi tumpuan tubuhnya dan berteman dengan sepinya malam yang menjadi saksi sakitnya.

Tok tok tok
"Beby"

"Beby"
Tok tok tok

"Beby Kamu ada didalam?"

Beby tertegun mendengar seseorang yang mengetuk pintu kamarnya, sebelum beranjak dari duduknya, Beby menyeka air matanya dan mulai berdiri, pergi menuju kamar mandi yang menyatu didalam kamarnya.

"Beby, Beby jawab"

"Iya, sebentar" jawab Beby.

Pintu pun terbuka, menampilkan sesosok laki-laki tampan nan manis yang sangat ia cintai.

"Bintang" lirihnya.

"Beby" ucap Bintang sebelum sepersekian detik, ia memeluk erat tubuh Beby.

Beby tidak berniat untuk membalas pelukan Bintang, tangannya seakan mati rasa, sangat lemah dan susah digerakkan. Tapi...

AALFAKASHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang