Story XXXXIX

260 24 3
                                    

"gila gila gila" Gilang benar-benar tidak bisa percaya dengan apa yang mereka lihat.

"Han, cepet ambil baju, kalo gak ada beli deh dimana aja" ucap Bintang, yang dengan sentiasa masih mendekap tubuh Aaliesha.

"Iya" dengan segera Jihan mencari beberapa baju yang bisa dipakai oleh Aaliesha, untungnya dilemari itu banyak baju yang bisa Aaliesha pakai.

Selama riuh piruk didalam kamar itu, Gilang menyempatkan untuk menelepon ambulance.

"Han, kalo udah kesini, gue sama Gilang bakal keluar" ucap Bintang.

"Iya iya" ucap Jihan, ia pun bergegas kearah ranjang Aaliesha.

"Ayok keluar" ajak Bintang pada Gilang, dan mereka pun keluar.

Tak berapa lama dari situ, ambulance datang dan segera membawa Alfaka kerumah sakit, dan Aaliesha beserta Jihan pun keluar.

Mata Aaliesha cukup sembab, ia menangis semalaman, dan benar-benar tidak tahu harus bagaimana.

"Sha, lo gapapa?" tanya Jihan.

"Lo kenapa Sha, ayo cerita" bujuk Jihan.

"Udah, Han" ucap Gilang.

"Aaliesha masih shock itu, lo juga harus liat kondisinya" ucap Gilang, dan dibalas anggukan oleh Jihan.

Saat mereka hendak pulang, mereka baru tersadar jika Beby tidak ada.

"Eh, Beby kemana?" tanya Jihan.

"Lah iya anjir, tadi kan dia bareng sama kita" ucap Gilang.

"Kalian serius, Beby juga kesini?" tanya Bintang, khawatir.

"Iya" jawab Jihan dan Gilang.

Bintang yang mengerti dengan situasi dan kondisi saat ini, bergegas melangkah menuju arah pintu hotel, menampilkan suara rintik hujan yang melebat, tak lupa sebelum pergi ia meminta agar Jihan dan Gilang mengantarkan Aaliesha pulang kerumahnya.

"Beby pasti marah banget sama gue" ucap Aaliesha sembari menunduk.

"Gak Sha, please jangan mikir macem-macem" ucap Jihan.

"Dia pasti cemburu, gue harus minta maaf sama Beby" ucap Aaliesha.

"Udah Sha, kondisi lo lagi begini masih aja mikirin yang lain" ucap Gilang.

★★★

"Beby kamu kemana sih, kenapa hp kamu gak aktif argh!" emosi Bintang meluap, sudah hampir setengah jam ia melajukan kendaraan beroda 4 itu, tapi ia tetap tidak menemukan sesosok orang yang ia cari.

"Kamu kemana sih, Beb" ujarnya.

"Aku minta maaf" Bintang tampak prustasi, sampai akhirnya ia melihat disalah satu pinggir jembatan, ada sesosok gadis yang benar-benar mirip dengan orang yang ia cari.

Dengan segera, ia pun menghentikan mobilnya dan segera keluar dari mobil untuk menghampiri gadis itu.

"Beby!" ucap Bintang sembari membalikkan tubuh gadis itu.

Beby yang tampak kaget hanya menganga, bagaimana Bintang bisa menemukannya?

"Bintang" lirih Beby.

Dengan segera, Bintang pun memeluk Beby dengan erat.

"Beby aku mau jelasin sesuatu, soal tadi, aku-"

"Gausah, itu bukan kesalahan sampe kamu harus jelasin ke aku soal itu" potong Beby.

"Beby, aku bener-bener gak-"

"Iya, Bintang" ucap Beby.

Bintang menatap manik mata milik Beby, ia bisa melihat binar mata Beby yang sendu. ntah setan darimana yang menggodanya, ia dengan tiba-tiba mencium bibir Beby.

Beby sontak kaget dengan sikap Bintang dan ia pun dengan usaha keras menyudahi ciuman itu.

"Bintang, kamu hmph-"

Bintang semakin membrutal, ia tidak memedulikan penolakan dari Beby, bahkan ia malah menyandarkan tubuh Beby pada tiang yang ada dijembatan itu.

Beby terus memberontak hingga energi dan nafasnya mulai habis. Dan, saat itu juga Bintang menyudahi aktivitasnya.

"Maaf" ucap Bintang.

"Ghilha khamhu Bhin" ucap Beby ngos-ngosan, karena nafasnya yang tidak beraturan.

"Akhu khehafisan nhafaAs" sambungnya.

"Maaf" ucap Bintang dan kembali memeluk Beby.

"Aku sayang sama kamu Beb, please ketahui itu" bisik Bintang.

★★★

"Jely" panggil Zio.

Azely hanya menoleh kearah Zio sekilas, lalu kembali memainkan handphone-nya.

"Jely, gue beli cimory rasa cokelat almond, lo mau?" tanya Zio, lagi dan lagi dirinya hanya diacuhkan oleh Azely.

"Jel, lo dipanggil tuh Jel" ucap Azela sembari menyenggol-nyenggol lengan Azely.

"Iya gue tahu" ketus Azely.

"Terus kenapa dikacangin" ucap Azela.

Azely pun beranjak dari duduknya, ia pergi menuju kamarnya, sementara Azela hanya bisa menatap Zio dengan wajah yang sendu.

Lagi dan lagi, Zio hanya bisa menghela nafas.

"Lo kenapa sih, Jel?" tanya Azela.

"Kenapa?" tanya-nya balik.

"Lah malah balik nanya nih anak" ketus Azela.

"Apaan sih" ucap Azely.

"Lo yang apaan" ucap Azela.

"Lo kenapa sih?"
"Ada masalah apa sama Zio, sampe lo sebegitu gak maunya ngobrol sama Zio?" tanya Azela.

"Gak semuanya bisa gue bagi ke lo Han, kalo misal gue gak cerita, berarti emang gak harus diceritain" ucap Azely.

"Gue cuman mau minta pengertiannya, gak semuanya kalian harus tau alesannya" sambungnya.

"Gue cuman minta pengertiannya, udah itu aja, soal masalah Zio, udah lama gue suruh dia berhenti, tapi dia sendiri kan yang gamau?"

"Gue bingung, gue gapernah ngapa-ngapain tapi kenapa dia sebegitunya suka sama gue, gue gak suka sama dia, ntah harus berapa kali gue bilang sampe dia paham dan ngerti" kata-kata terakhir itu menjadi penutup penjelasannya pada Azela.

★★★

wah wah wahhhh, bintang makin menjadi-jadi yahhh.
tim yang kesel sama bintanggg!!!.
jangan lupa vote dan komennya yah gess.
see you in the next story.

AALFAKASHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang