Story XXXXI

426 38 6
                                    

"Akak Jihan!" panggil gadis kecil yang memiliki tinggi badan seleher dari Jihan.

Yang dipanggil pun menoleh dan tersenyum, ya! Itu adalah keluarganya, Ayah, Ibu, dan Adik perempuannya yang sangat ia cintai.

"Jila!" panggil Jihan.

Yup, gadis itu adalah Zeela Annasfiyah adik dari Jihan Zafanniyah, ia memiliki umur yang sama dengan Azela dan Azely.

Zeela berlari saat Jihan membentangkan kedua tangannya dengan lebar, ia tersenyum sangat senang, lebar senyuman itu tidak bisa diukur, ia sangat sangat sangat bahagia!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zeela berlari saat Jihan membentangkan kedua tangannya dengan lebar, ia tersenyum sangat senang, lebar senyuman itu tidak bisa diukur, ia sangat sangat sangat bahagia!

"Jila kangen banget sama Kak Jihan" ucap Zeela saat sampai dipelukan Kakaknya.

"Kakak juga kangen banget sama Adek" ucap Jihan.

Mereka sama-sama mempererat pelukan, rasanya tidak ingin dilepas, rasa rindu satu sama lain benar-benar membuat mereka bahagia saat bertemu, dan yang pasti, mereka menangis.

"Kak Jihan jangan nangis, Jila juga ikutan nangis" ucap Zeela sesegukan.

Jihan hanya terkekeh mendengar ucapan adiknya, Zeela yang berbicara terbata-bata karena menangis sesegukan sangat menggemaskan, haha.

Mereka menghabiskan waktu bersama, keliling mencoba makanan, minuman, tempat-tempat yang indah bersama, baru akan pulang kerumah. Jihan sangat senang dengan moment ini, benar-benar tidak pernah terukir pada wajahnya, senyuman selebar itu. Jihan sangat bahagia. Keluarga cemara, kaya, pintar, cantik, hidup Jihan sangat sempurna!

★★★

"Kesini lo!" ucap laki-laki yang sudah berdiri didepan ranjang.

"Ngapain?" tanya wanita yang masih berada diluar pintu kamar laki-laki itu.

"Kalo kata gue masuk yah masuk" ucap laki-laki itu.

Wanita itu diam, ia tidak melakukan pergerakan sedikit pun, ia takut jika laki-laki itu akan macam-macam.

Perkataannya yang tidak didengarkan oleh wanita itu, laki-laki itu merasa sangat kesal, ia lalu menarik tangan wanita itu untuk masuk kekamarnya, ia lalu menutup pintu itu rapat-rapat dan memguncinya. Wanita itu semakin takut, ia takut dengan apa yang akan dilakukan laki-laki itu.

"Huh, gue gabakal nunggu semester 5 buat dapetin hak gue, Aaliesha Candramaya" ucap laki-laki itu dengan smirk, ia langsung berjalan pelan kearah Aaliesha.

"Al, Alfa, Alfaka l-lo l-l-lo m-mau ngapain?" tanya Aaliesha yang sudah sangat ketakutan, tubuhnya bergetar hebat, air matanya sudah keluar membasahi pipinya.

"Bisa nangis lo?" Alfaka.

Aaliesha memggeleng saat tubuh Alfaka kian mendekat, ia sangat takut.
"AYAH, BUNDA, ASHA TAKUT!" jerit Aaliesha saat tangan Alfaka sudah menggenggam tangannya.

Suara Aaliesha otomatis terdengar oleh semua orang, sontak semua orang yang tengah berkumpul diruang keluarga itu langsung berlari menuju kamar Alfaka.

"Alfaka! Hei, apa yang kau lakukan?" tanya Afka sembari menggedor-gedor pintu kamar Alfaka.

"Sayang, kamu gapapa kan nak? Asha" tanya Alana.

"BUNDA!!" suara Aaliesha kian menjadi, ia berteriak histeris, seakan-akan Alfaka akan membunuhnya.

Afka yang sudah sangat marah akhirnya mendobrak pintu kamar Alfaka, emosinya memuncak saat ia melihat Alfaka yang menindih tubuh Aaliesha. Dengan secepat kilat, ia langsung menarik tubuh Alfaka dan membawanya keluar kamar. Aaliesha menangis histeris didalam kamarnya dan Alana yang mencoba menenangkannya.

Tamparan keras yang mengenai kulit wajah Alfaka terdengar nyaring, bahkan semua orang yang melihat itu bergidik ngeri, bisa terbayang bagaimana rasa sakit yang diterima Alfaka saat Ayahnya menampar wajahnya. Afka sangat emosi kali ini.

"Kurang ajar, apa saya menyekolahkan mu untuk menjadi mesum?!" tanya Afka dengan teriakan. Suaranya meninggi sekarang.

"JAWAB!" ucap Afka pada Alfaka.

"Memangnya kenapa? Aku sama dia kan udah nikah" jawab Alfaka.

"Jangan melewati batas sampai waktu yang telah ditetapkan Alfaka Wildana" tegas Afka pada Alfaka, jarinya menunjuk wajah laki-laki didepannya.

"Nunggu sampe semester 5 lama banget" celetuk Alfaka, ia pun pergi dari sana dan meninggalkan semua orang, ntah kemana dia pergi.

Afka yang sedang ada dipuncak emosi, berteriak pada Alfaka yang kian menjauh. tapi sepertinya, laki-laki itu bisa mendengarnya.

"PERGI YANG JAUH, BILA PERLU TIDAK USAH KEMBALI!" tegas Afka untuk terakhir kalinya.

"Sayang, kamu gapapa kan?" tanya Alana.

"Apa dia sudah menyentuh mu?" tanya Alana khawatir.

Aaliesha hanya menggeleng, ia sangat takut sekarang, ia takut jika semua orang pergi dan hanya ada dirinya bersama Alfaka, ia takut jika Alfaka akan tetap melakukan itu. Ia takut, ia sangat takut.

Alana yang melihat tubuh Aaliesha masih bergetar dan memucat, langsung memeluknya, berusaha untuk menenangkannya. Dan Alana pun mengantar Aaliesha kekamarnya untuk beristirahat.

★★★

sider oh sider yo ayo vote komennya.
see you in the next story gesss.
waduh! alfaka makin menjadi-jadi yah??

AALFAKASHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang