STORY XXXXXXIV

45 2 0
                                    

"Jihan, Asha mana?"

"Asha lagi pergi sebentar, Beb. Nanti Asha balik kok" jawab Jihan.

Jihan mengelus kepala Beby.
"Masih sakit gak, Beb?" tanya Jihan.

Beby menggeleng.
"Udah enggak, kok. Makasih ya" jawab Beby.

Sebenarnya Jihan sangat khawatir dengan keadaan Aaliesha. Karena, sampai sekarang Aaliesha belum juga pulang. Tapi bagaimanapun, Beby tidak boleh curiga.

"Yang lainnya mana yah? kok mereka gak ada di sini? jengukin gue" tanya Beby.

"Mereka pasti lagi ada urusan, nanti juga ke sini kok" jawab Jihan.

"Jihan, gue masih bingung banget deh..." ucap Beby.

"Bingung kenapa, Beb?" tanya Jihan.

"Waktu itu seinget gue, gue cuman pingsan karena kedinginan, tapi kok malah bisa koma di rumah sakit sih, sebulanan lagi" tanya Beby dengan bingung.

Ia juga kembali mengingat moment di mana ia harus sendirian ditengah hutan karena Bintang yang terlalu fokus pada Aaliesha. Sampai ia harus ditinggalkan di hutan karena Bintang yang lupa padanya. Saat itu memang kondisinya mengkhawatirkan, Aaliesha ditinggal sendirian oleh Alfaka. Jadi, Bintang sangat khawatir sampai melupakan Beby.

"Kamu ada alergi dingin, Beb?" tanya Jihan.

"Aku?" tanya Beby, memastikan.

"Iya, Kamu" jawab Jihan.

"Seinget aku, aku gak ada alergi apa-apa" ucap Beby.

"Kamu terlalu sibuk ngurusin jodoh kamu sampe lupa buat ngurusin diri sendiri" ucap Jihan.

"Jihan kamu-" ucapan Beby terpotong oleh seseorang yang tiba-tiba datang.

"Bintang" ucap Beby dan Jihan.

"Gue keluar dulu, ya" Jihan pun pergi meninggalkan mereka berdua.

"Kamu bawa apa itu, Bin?" tanya Beby dengan sumringah.

Bintang tersenyum tipis. Sifat Beby masih sama, masih menjadi Beby yang manja untuknya. Sikap dingin Beby selama ini hanya gimmick, dicap sebagai wanita tomboy yang jutek dan keras kepala, padahal itu hanya sikap yang dia ambil saat dia merasa tertekan. Sifat aslinya adalah pemalu dan manja. Cengeng dan cerewet. Serta, lembut dan penyayang. Tapi, itu semua dipatahkan oleh Bintang.

"Apalagi kalo bukan buah kesukaan kamu" ucap Bintang.

"Waaaaa, melon!" Beby sangat senang, sudah lama ia tidak makan melon.

Senyuman yang telah lama pudar itu, kembali lagi, bahkan lebih bersinar dari sebelumnya. Cahaya dan binar mata yang sempat hilang dari gadis kecil berkulit kuning langsat itu, sekarang sudah kembali dan hidup. Membuat wajah cantiknya semakin bersinar. Seumpama dengan nama yang dipatenkan padanya Beby Cantika.

Bintang menaruh melon itu di samping ranjang Beby. Ia kemudian mengeluarkan pisau, piring dan garpu untuk mengupaskan melon itu. Sebenarnya, Beby ingin melakukannya sendiri.. Tetapi, Bintang tidak membolehkan, karena takut jika tiba-tiba melon itu jatuh mengenai perutnya, apalagi melonnya besar dan Beby juga masih lemah untuk bergerak.

Beby menunggu cukup lama untuk Bintang selesai mengupas melon untuknya. Tapi, tidak masalah, asal ia bisa makan melon sepuasnya.

"Bintang, kenapa lama banget deh" ucap Beby sembari cemberut.

Bintang terkekeh melihat wajah imut Beby.
"Iya sebentar lagi, sayang" balas Bintang.

Beby agak shock saat Bintang kembali memanggilnya dengan panggilan sayang. Sudah cukup lama ia tidak mendengar Bintang memanggilnya seperti itu. Beby tersenyum tipis, ia merindukan panggilan itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AALFAKASHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang