Story XXXXXIII

279 23 3
                                    

"Maksud lo apaan?! Hah"

"Maksud lo apaan ninggalin Aaliesha sendirian di tengah-tengah hutan malem-malem anjing!"

"Jawab bangsat!, punya mulut kan lo?! Atau mau gue buat lo sekarat kayak waktu itu lagi?"

"Lo gak usah ikut campur, Bintang Antariksa!"

"Gue pantes ikut campur!, Aaliesha Candramaya, wanita yang saat ini berstatus sebagai istri lo, adalah orang yang gue cintai, kalo lo gabisa berlaku baik sama dia! Biar gue yang ngasih kebaikan itu ke dia!" Amarah Bintang benar-benar tidak terkendali.

"Hh terus apa bedanya lo sama gua?" Tanya Alfaka.

"GUE BENCI SAMA WANITA ITU! DIA YANG UDAH NGANCURIN HUBUNGAN GUA SAMA TZOYA, TZOYA MUTUSIN GUA KARENA KEJADIAN MALEM ITU! DAN GUA GAK TERIMA, ANJING" Amarah Alfaka juga tak kalah memuncak, bahkan ia menunjuk-nunjuk Aaliesha yang ada disampingnya.

"CEWEK YANG LO CINTAI INI, UDAH GUA SENTUH, UDAH BEKAS GUA, UDAH GAK SUCI, UDAH GAK ADA HARGA DIRI, BAHKAN SEORANG DUDA PUN, GAPANTES NIKAHIN DIA, JALANG!"

Bugh!

"Berani-beraninya lo!" Pukulan itu terus diarahkan Bintang pada Alfaka, amarahnya kali ini benar-benar memuncak, ia sudah tidak bisa lagi sabar akan kelakuan Alfaka yang seperti seorang iblis, bahkan melebihi iblis.

"Bintang udah, Bintang udah" Aaliesha bergerak untuk memisahkan mereka, tapi apalah daya, tubuh Aaliesha terlalu lemah untuk itu.

Sedangkan Bintang, semakin membrutal dengan pukulannya, Alfaka sudah babak belur, melebihi waktu itu, bahkan disana ada keluarga Alfaka dan Bintang hanya ditemani oleh Ayah dan Ibunya, mereka mencoba menghentikan Bintang, tetapi dihalang oleh Ayah dan Bundanya Alfaka. Bahkan ortu Alfaka pun, sudah lelah dengan sikap dan sifat anaknya selama ini.

"Bintang udah" Aaliesha merengek dihadapan Bintang, hampir 1 pukulan lagi mengenai wajah Alfaka, tetapi Aaliesha langsung memeluk Alfaka dan memangku kepalanya.

"Udah Bin, aku mohon" Lirih Aaliesha.

Aaliesha bergegas meminta Ayahnya untuk membawa Alfaka kekamar, Aaliesha ingin mengobati Alfaka. Tanpa disadari, ada seseorang yang merekam kejadian itu dan mengirimkannya pada seseorang.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Betapa terpukulnya hati Beby, saat ia tahu tentang semuanya, Bintang mengakui perasaannya dihadapan semua orang? Bintang, kau keterlaluan!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Betapa terpukulnya hati Beby, saat ia tahu tentang semuanya, Bintang mengakui perasaannya dihadapan semua orang? Bintang, kau keterlaluan!

"Bintang, lo udah kelewatan, kalo gabisa sayang adek gue, cinta adek gue, kenapa gak lo lepasin aja, Bangsat" Amarah Deby ikut memuncak, atas pengakuan Bintang dihadapan semua orang tentang perasaannya selama ini.

★★★

Saat ini sedang hujan lebat, dan Beby juga tak kunjung pulang, apa yang sedang ia lakukan dihutan itu? Apakah ia berharap akan dijemput oleh Bintang?

"Dingin banget" Ucap Beby, ia duduk sendirian di pondok-pondokan yang ada ditengah hutan itu. Ia hanya berharap ada seseorang yang lewat dan ia bisa menumpang. Ia juga kembali memutar video itu berkali-kali, dimana ia mendengar jelas kata-kata Bintang, yang mengatakan jika ia mencintai Aaliesha dihadapan semua orang.

"Bin, aku gak bohong, ini sakit banget, ini sakit banget, Bin" Beby menangis diantara tangisan langit, ia dan langit seakan-akan beradu kesedihan, langit selalu tahu tentang perasaannya.

Ditengah patahnya hati Beby, ditengah langit yang semakin menggelap, ditengah lebatnya gemericik hujan, ia bersandar sembari melihat ponsel kesayangannya, itu pemberian dari Bintang. Wallpaper, baik home maupun lock screen, semuanya foto Bintang, bahkan case hp nya adalah foto ia bersama Bintang. Ditengah tangisnya, ada sebuah mobil yang berhenti tepat dipinggir pondok atau bisa juga disebut gubuk.

"Mobil siapa itu?" Tanya Beby pada dirinya sendiri. Ia pun bergegas berdiri dan hendak menghampiri mobil silver itu.

"Lang Lang Lang, itu kok kayak ada cewek yah disana?"

"Iya, makanya gue berhenti dulu" Ucap Gilang.

"Tapi Lang, kok kayak"

"BEBY!" Ucap Jihan dan Gilang secara bersamaan.

Mereka pun bergegas turun dari mobil dan menghampiri perempuan yang tampak kebingungan itu, betapa terkejutnya Beby setelah mengetahui jika yang ada didalam mobil itu adalah sahabat-sahabatnya.

"Gilang, Jihan" Ucap Beby tersenyum dan langsung memeluk Jihan.

"Jihan, gue takut" Lirih Beby.

"Beb, lo kenapa bisa ada disini? Hah?" Tanya Jihan, ia sangat khawatir dengan keadaan Beby sekarang.

"Beb, tubuh lo dingin banget" Ucap Jihan panik.

Gilang yang mendengar itu, dengan cepat langsung melepaskan sweaternya. Dan, memberikannya pada Beby.

"Nih Beb, pake yah, biar anget" Ucap Gilang sembari menyodorkan sweaternya.

"Makasih, Lang" Ucap Beby dengan terbata-bata.

"Yaudah, sekarang kita pulang yah, gue anter lo-" Ucapan Gilang terpotong karena tubuh Beby telah lebih dulu ambruk. Jihan semakin panik dengan keadaan Beby saat ini.

"Lang, Lang, Beby Lang" Jihan benar-benar sudah kelewat panik, ia sangat panik.

"Han, Han tenang, kita bawa Beby kerumah sakit, oke?" Ucap Gilang.

"Iya, iya" Mereka pun membawa Beby kerumah sakit cempaka, rumah sakit milik Ayah Bintang.

★★★

yeayyy, sekarang gak ngaret lagi kan.
In Syaa Allah teratur 2 hari sekali update yah guys.
see you in the next story.
terimakasih banyak udah baca.

AALFAKASHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang