Bab 7 : Officially, Dr. Kaylila

4K 534 31
                                    

"Sayang, udah empat hari lho handphone ku sepi dari chat dan panggilan dari kamu."

Wajah serius dengan kacamata baca yang bertengger di sana ditambah kedua tangannya sibuk membalik halaman demi halaman textbook, menjadi alasan Lila tak kunjung menjawab rasa penasaran kekasih yang duduk di sebelahnya itu.

"Rasanya ada yang kurang kalau setiap harinya nggak dengar suara kamu." cicit Kevin lagi, kali ini disertai usapan lembut di pipi Lila.

Kevin semakin dibuat gerah oleh sikap Lila yang hari ini cuek, tidak seperti Lila yang biasanya selalu merajuk padanya. Dan kalau ditanya, rindu sekali Kevin pada Lila karena empat hari terakhir Lila benar-benar tanpa kabar padahal biasanya tiada hari dilalui tanpa chat atau telepon dari gadis itu.

Tak bosan sampai di situ, Kevin kembali mengajukan pertanyaan hanya untuk mendapatkan perhatian kekasihnya. "Ujiannya kapan, Kay?"

"Minggu depan."

Seulas senyum terbit di bibir Kevin ketika Lila akhirnya mengeluarkan suara. Pasalnya sejak setengah jam yang lalu mereka duduk di dalam mobil, tidak ada percakapan yang berarti. Kebetulan hari ini dia free sehingga bisa mengajak kekasihnya bertemu meskipun sepertinya salah waktu karena Lila sedang tidak biasa.

"Kalau gitu, bisa kan kita liburan sebentar? Sebelum aku sibuk lagi." ajak Kevin dengan wajah berbinar. Namun perlahan memudar saat Lila menoleh untuk melempar tatapan tajam.

Kevin yang kesabarannya mulai terkikis oleh sikap cuek Lila, membalas tatapan itu. "Ada yang salah?" tanyanya.

Lila menutup bukunya kemudian melepas kacamatanya.  "Aku yang salah, Vin." ucapnya kesal.

Kini Kevin benar-benar dibuat pusing oleh sikap Lila. Memang benar jika ada yang mengatakan wanita itu sulit dimengerti, Kevin mengalaminya sendiri. Kekasihnya tiba-tiba cuek, ketika ditanya dijawab tidak apa-apa dan sekarang malah menyalahkan diri sendiri. Wanita memang selalu benar.

"Sayang, kamu kenapa?" Kevin mencoba menekan egonya dan berbalik menggenggam tangan  Lila.

Lila menarik napasnya kemudian menjawab, "Sebenarnya aku udah berencana mengosongkan pikiran. Aku nggak mau pikiranku terkontaminasi yang akhirnya akan mempengaruhi ujian akhirku. Aku nggak mau enam tahun ku sia-sia karena gagal ujian gara-gara mikirin sesuatu yang nggak penting."

"Okay, aku ngerti! Silakan ambil waktu semau kamu, Sayang. Aku nggak akan ganggu kamu selama seminggu ke depan." jawab Kevin mencoba memberi ruang pada Lila. Dia paham kekasihnya ini sedang berjuang menempuh ujian akhir.

Lila menarik tangannya dari genggaman Kevin lalu menyandarkan kepalanya pada kursi mobil. "Kamu nggak ngerti, Vin." ucapnya pelan.

Tadinya Kevin mencoba memberi ruang dan mengerti keinginan Lila namun kekasihnya itu malah semakin membuatnya kehilangan kesabaran. "Terus aku harus gimana, Kaylila? Aku itu bingung maunya kamu apa!"

Tatapan Lila lurus ke depan. Dia tersenyum hambar mendengar nada bicara Kevin yang sudah mengisyaratkan emosi.

Dengan tanpa mengalihkan tatapannya, Lila mulai bersuara lagi. "Pernah nggak kamu yang mulai kirim pesan atau mencet nomorku duluan? Empat hari ini aku sengaja menunggu kamu, tapi nggak pernah ada."

"Kamu tau aku sibuk, Kay!" balas Kevin.

Lila mendengus pelan kemudian menatap kekasihnya. "Kamu pikir,  aku menjalani pendidikan di rumah sakit itu juga nggak sibuk? Bahkan aku sering mengorbankan waktu tidur yang singkat untuk bisa telepon kamu. Di saat kamu luang ,aku bela-belain tetap menemui kamu walaupun harus curi-curi waktu praktek ku. Pernah kamu begitu?"

 Triage Of Life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang