10. Malam pertama

3.9K 198 5
                                    

Hayy semua 👋👋

[ JANGAN LUPA VOTE ]

semoga senang dan betah sama ceritanya

HAPPY READING!!

..

"Senyaman apa pun kamu bersama dia, kalau di hatinya masih ada masa lalunya kamu tetap bakal terkalahkan."

- Mikael Arcelie Wijaya

💐💐

BRUKK

Mereka berempat terkejut. “Astagfirullah El.”

Keduanya jatuh. Ya, Dipta pun ikutan jatuh, tangannya berhasil menjadi bantalan bagi kepala gadis itu. Dipta menghela nafas lega setelah memastikan bahwa Mikael tidak kenapa-kenapa.

Dipta membantunya berdiri. “Ngapain berlari gitu? Buat apa? Hati-hati kalau jalan menuruni tangga, kalau gak ada saya kamu terluka!” ucapnya menatap Mikael khawatir.

Ratu bersama lainnya menghampiri keduanya. Ratu menjewer telinga putrinya begitu menghampiri. “Mikael Arcelie Wijaya, sudah Mimih peringati berapa kali sih? Kalau kamu emang lagi terburu-buru harus tetap hati-hati dong, jangan ceroboh kaya tadi, kalau kepalamu bocor gimana hah? Untung ada menantu Mimih, kalau gak gimana sama nasib kamu, Mikael?” oceh Ratu kesal.

Ferry sang Ayah berusaha menghentikan tangan Ratu yang menjewer telinga anaknya. “Mih, udah dong kasihan putri kita kesakitan.”

Begitu pun dengan Dipta membantu mertuanya Ferry. “Mih, udah kasihan El nya.” ucap Dipta berhasil membuat Ratu melepaskan tangannya dari telinga Mikael.

“Pipih, Dipta, ini anak kalau gak di tegur gini malah ke terusan nantinya!”

Ferry mengelus-ngelus punggung istrinya. “Udah sayang udah, El nya jangan di marahin lagi, emangnya kamu nggak kasihan sama putri kamu sendiri?”

“Maafin El, Mimih.” cicit Mikael dalam keadaan menundukkan kepalanya.

“Udah sayang gapapa.” ujar Ferry merasa kasihan dengan putrinya yang selalu kena marah oleh Ratu.

“Pipih!”

“Udah Mih, jangan di marahin lagi, malu itu sama besan.” ucap Ferry menatap Hendra dan Jeya.

Hendra tersenyum. “Hahaha.... Gapapa Fer, wajar saja jika istri kamu bereaksi seperti itu, itu menandakan bahwa istri kamu tidak mau putrinya kenapa-kenapa.” jelas Hendra mendapatkan anggukan antusias dari Ratu.

“Oh iya Dip, kok kamu tadi lancar banget ngucapin ijab kabulnya, tapi tadi pas di ajarin sama Papah kamu kaya gak bisa gitu.” katanya terheran, pasalnya tadi sebelum acara akad di mulai, Dipta mengajak dirinya untuk mengajarkan kalimat ijab kabul.

Flassback on

Hendra menghela nafasnya gusar, penampilannya sudah hampir berantakan. “Kamu itu sebenarnya bisa apa enggak, Dip?” tanyanya berusaha sabar.

“Ih ai si Papah ya bisa lah.” jawab Dipta yakin.

“Yaudah kalau kamu emang bisa, kita coba lagi.” ujar Hendra berharap bahwa ini untuk yang terakhir kalinya.

PRADIPTA END || cerita lengkapnya cek bioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang