18. Sakit

2.9K 158 0
                                    

Hayy bosquuee kembali bersama ddiyn yang cakep 😎🤭👍

Gimana harinya baikkkan? pasti baik

[ JANGAN LUPA SEBELUM BACA VOTE OKEH 👌]

..

HAPPY READING!!

**
"Lelah bertahan namun harus berjuang demi membahagiakan orang-orang terdekat."

- Mikael Xycellie Sri Ayu Wijaya

💐💐

Mikael terbangun dari tidurnya karena sinar matahari yang begitu menyerap ke matanya.

Mikael melirik tempat tidur sebelahnya, tidak melihat tanda-tanda keberadaan Dipta, Mikael menghembuskan nafas lengah.

"Belum balik juga." lirih Mikael khawatir Dipta tidak pulang semalaman, dia tidak yakin kalau Dipta lembur kerja.

Dia juga tau kalau lembur tidak sampai pagi hari, biasanya jam 3 pagi sudah pulang karena Mikael tau dari kebiasaan Ferry. Ferry dulu selalu lembur dengan kerjaannya sampai-sampai selalu pulang dini hari.

Mikael beranjak dari balik selimut, pergi ke kamar mandi karena badannya yang begitu sangat lengket, matanya masih mengantuk berat karena dia begadang sampai jam 2.

💥💥

Tring

Mikael mengambil ponselnya, melihat siapa yang mengirim pesan di pagi hari minggunya.

Mikael menghelan nafas kasar. "Gua bosen anjing harus bolak-balik kaya gitu, libur napa sehari aja." gerutu Mikael menahan kesalnya.

Tadinya dia ingin menyantai di depan kolam karena hari minggunya, namun sesuatu menghambatnya.

Mikael kembali naik untuk mengambil tasnya. Mikael berlari kecil membuka pintu utama yang sekarang menjadi tujuannya untuk keluar.

"ASTAGFIRULLAH!" Mikael dikagetkan oleh Dipta yang sudah tergeletak tidak berdaya di lantai.

Mikael menepuk-nepuk pipi Dipta, namun tidak ada reaksi apapun. Mau tidak mau Mikael harus membawa Dipta ke dalam, Dipta sangat berat di banding dengan tubuhnya yang kecil.

Mikael menidurkan Dipta di kamar tamu yang ada di lantai bawah, dia tidak mungkin membawa Dipta ke kamarnya. Mikael meraba-raba baju Dipta yang terasa sangat dingin.

"Mas." Mikael mulai khawatir karena Dipta yang tidak sadarkan diri.

"Mas are you okey?" Mikael semakin di buat khawatir karena Dipta tidak bereaksi apapun, Mikael menempelkan punggung tangannya ke kening Dipta, terasa sangat panas.

"Ya Allah Mas, kenapa kamu jadi kek gini." Mikael terkejut, suhu tubuh Dipta sangat panas.

Mikael berlari keluar kamar untuk ke dapur mengambil kompresan. Mikael kembali ke kamar, menempelkan kain yang sedikit basah itu ke kening Dipta.

Mikael mengambil termometer yang ada di atas nakas dan memasukannya ke mulut Dipta. "48." ucap Mikael setelah melihat hasil termometer.

PRADIPTA END || cerita lengkapnya cek bioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang