45. Surat

1.3K 90 2
                                    

Hayyy balik sama dd 😎😎👋👋

[Vote + spam sebanyak banyaknya, folow aku wattpad aku biar ada notifikasi masuk!]

Gimana kabar kalian?

Semoga betah dan senang sama ceritanya

HAPPY READING!!

**
"Komik itu buku, kalau memiliki kamu itu halusinasi lucu."

-Nanda Ariesta Firmanka

💐💐

Seminggu berlalu setelah meninggalnya kedua orang tua Mikael. Mikael sedikit demi sedikit mengikhlaskan mereka. Mikael sudah seminggu bersama Dipta menginap di rumahnya untuk menemani Bi Inah.

"Non Mikael." panggil Bi inah melihat Mikael yang duduk di taman belakang.

Mikael menoleh, tersenyum hangat menatap wanita paruh baya itu. "Kenapa Bi?"

Bi Inah langsung memberikan sebuah kertas yang mungkin sudah sangat lama. Mikael mengerutkan dahinya. "Apa ini Bi?"

"Bibi nemuin ini di laci kamarnya Nyonya, Non."

"Makasih Bi."

"Yaudah Bibi ke dapur dulu yah?" Mikael mengangguk.

Mikael membalikkan kertasnya, terdapat nama Ratu di kertas tersebut. Tangannya membuka kerta itu, yang pertama kali ia lihat adalah kata-kata.

"Kalau El baca surat ini, berarti Mimih udah pergi jauh dari hidup El."

Hatinya seketika tergores melihat tulisan tersebut. Tetesan air mata kembali jatuh, mengingat bahwa mereka sudah memang benar-benar pergi jauh dan tidak bisa kembali lagi.

Dengan dahi yang sudah di penuhi keringat, Mikael mencoba untuk kuat. Perlahan lahan membuka kertas tersebut.


Mikael menutup kembali surat tersebut, meraih bingkai poto  sepasang kekasih yang sangat ia rindukan. "Kalian lagi ngapain?"

"Gak kangen sama El?"

💥💥

"Nanda!" Joki mencengkal tangan Nanda yang hendak meraih pengangan pintu, Nanda memutar bola mata malas, menoleh ke arah si pelaku.

"Ngapain lo nahan gua?" tanya Nanda dengan ekspresi biasa saja.

"Lo kenapa jauhin gua?"

Alis Nanda sedikit terangkat ke atas. "Gua gaada jauhin lo, sekarang gua mau kuliah jadi jangan ganggu gua." Nanda melepaskan tangannya Joki. Melongos pergi dari hadapannya.

"Nda." Joki yang hendak mengejar pun ia urungkan niatnya karena ponselnya yang berdering. Menggeser tombol hijau menempelkannya ke daun telinga.

"Halo?"

"...."

"Baik Bi."

PRADIPTA END || cerita lengkapnya cek bioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang