3. Bocil nyusahin!

105K 6.6K 263
                                    

WAJIB FOLLOW: Tialrhyu🤍 BIAR GAK KETINGGALAN INFO UPDATE!!

Bantu promosikan cerita ini ke teman atau sosial media kalian! Post di tiktok atau reels gunakan hastag #darrenmargantara #tialrhyu, ya!❤️

Cek selalu spoiler next part serta konten menarik di tiktok: @wattpadtiaa or Instagram: @tialrhyu & @wattpadtiaa jangan sampe ketinggalan 😜!

VOTE AND SPAM KOMENTAR SETIAP PARAGRAF, RAMEINNSSSS!!

Paula keluar dari supermarket dengan satu buah kantung keresek berukuran sedang yang berisi banyak aneka ragam permen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Paula keluar dari supermarket dengan satu buah kantung keresek berukuran sedang yang berisi banyak aneka ragam permen. Dimulai dari permen milkita, sampai permen kaki yang berwarna merah juga ada.

Sejak pukul lima sore tadi, sampai sekarang waktu sudah menunjukkan pukul setengah tujuh malam Paula baru selesai dengan urusannya memborong permen, atau yang tepatnya sering gadis itu sebut "gula-gula".

"Ula harus cepet pulang," gumamnya, melihat ke arah langit yang semakin menggelap. Hari sudah mulai malam.

Lantas berjalan cepat-cepat, Paula ingin segera sampai ke rumahnya. Ia sampai tidak mempedulikan ponselnya yang terus berdenting beberapa kali di dalam tas selempangnya.

Gadis itu tidak menaiki angkutan umum karena dia takut. Takut diculik sama sopirnya lebih tepatnya. Lagipula jarak dari supermarket ke rumahnya juga tidak jauh jadi pasti Paula akan aman walau harus berjalan kaki.

Berdecak pelan, akhirnya gadis itu kesal juga. Makin lama dibiarkan dentingan ponselnya malah makin menjadi-jadi. Alhasil Paula pun meraih benda pipih berwarna pink itu dari dalam tas nya.

Ia memainkan bibirnya seraya membaca sederetan pesan masuk yang ternyata berasal dari salah grup antara dia dan ketiga sahabatnya. Calista, Aninda, dan Ghea.

Paula terkekeh kecil membaca pesan mereka, ketiga gadis itu mengkhawatirkannya ternyata. Lantas mengetikkan beberapa balasan, Paula berkata bahwa dia baru pulang dari supermarket, supaya para sahabatnya tidak bertanya-tanya lagi.

Sama dengan kedua orang tuanya, mereka juga selalu berlebihan, seolah-olah Paula tidak bisa menjaga dirinya sendiri.

"Yah ... mati." Paula mendesah berat. Ponselnya tiba-tiba mati, bahkan Paula belum selesai mengetikkan balasan kepada teman-temannya. "Ini gara-gara Ula lupa charger tadi."

Tak ingin memusingkan kondisi ponselnya, Paula pun kembali memasukan benda itu ke dalam tasnya lagi. Ia memilih fokus pada langkah kakinya untuk segera pulang.

Tapi, Paula tiba-tiba merasa ada yang mengikutinya.

Maka dengan cepat gadis itu menoleh ke belakang, dan ternyata dugaannya benar. Seorang pria paruh baya dengan badan sedikit berisi nampak tersenyum menyeramkan kala pandangan mereka bertemu.

DARREN MARGANTARA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang