18. Jealous

69.3K 4.1K 1.1K
                                    

WAJIB FOLLOW WATTPAD AUTHOR: Tialrhyu BIAR ENGGAK KETINGGALAN INFO UPDATE!!

Bantu promosikan cerita ini ke teman atau sosial media kalian! Post di tiktok atau reels gunakan hastag #darrenmargantara #tialrhyu, ya!❤️

Cek selalu spoiler next part serta konten menarik di tiktok: @wattpadtiaa or Instagram: @tialrhyu & @wattpadtiaa jangan sampe ketinggalan 😜!

Hai baby! maaf baru bisa up lagi setelah sekian purnama wkwk, beberapa hari kemarin aku sempat sakit, jadi updated nya telat, maaf yaaa semoga kalian tidak marah, maaf bikin nunggu lama💖😔

BTW, SPAM KOMENTAR SETIAP PARAGRAF, RAMEINS YAP!

Aku bakal usahakan up cepat lagi kalo lapaknya rame, imbangi votment sama bab sebelumnya ya babiies kuuh!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku bakal usahakan up cepat lagi kalo lapaknya rame, imbangi votment sama bab sebelumnya ya babiies kuuh!

•••

Darren langsung keluar dari kamar Paula dengan langkah lebar. Wajahnya merah, ia terbatuk-batuk akibat tenggorokannya sakit. Bagaimana bisa Paula menekan jakunnya sekeras itu?

Uhuk!! Uhuk!! Ini benar-benar menyiksanya!

Darren nyaris muntah-muntah. Jika kalian melihat, kondisinya amat sangat mengkhawatirkan saat ini. Atmaja dan Valerie yang memang hendak menuju kamar Paula sampai terkejut melihatnya. Kedua orangtua itu langsung mendekati Darren dengan raut wajahnya berbeda.

Valerie khawatir, Atmaja Penasaran.

“Ya Allah! Kamu kenapa, Kasep?” Valerie menghampiri Darren yang sibuk terbatuk di depan pintu kamar Paula sampai membungkukkan badannya. Ibu cantik itu refleks menepuk-nepuk pelan punggung Darren. “Keselek?”

“Mama! Papa! Darren nya kasihan!” Tidak lama dari itu, sosok Paula muncul. Ia terlihat begitu panik dan khawatir juga. “Darren keselek gula-gula!” pekiknya.

“Uka kasih dia gula-gula?” tanya Atmaja, dibalas gelengan polos putrinya.

“Sepertinya Darren mendapatkan karma. Soalnya makan gula-gula tidak memberi Ula. Makanya gula-gulanya menyangkut di leher.”

Krik. krik. krik. Tak ada yang menyahut. Suasana hening beberapa saat. Atmaja dan Valerie saling pandang, berusaha mencerna perkataan sang anak.

Gula-gula menyangkut di leher?

“Tuh, lihat! Sepertinya itu milkita melon! Besar sekali, Mama!” Paula menunjuk leher Darren. Eh ralat, tepatnya, jakun cowok itu.

Melihat raut wajah Valerie dan Atmaja yang seperti mempercayai perkataan Paula, Darren lantas menggeleng lemah. Ia ingin menjelaskan kejadian sebenarnya tapi masih tak mampu bicara banyak.

DARREN MARGANTARA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang