58. Terungkap

35.6K 2.5K 2.9K
                                    

WAJIB FOLLOW WATTPAD AUTHOR: Tialrhyu BIAR ENGGAK KETINGGALAN INFO UPDATE!!

Bantu promosikan cerita ini ke teman atau sosial media kalian! Post di tiktok atau reels gunakan hastag #darrenmargantara #Paulavalencia dan #tialrhyu, ya!❤️

Cek selalu spoiler next part serta konten menarik di tiktok: @wattpadtiaa or Instagram: @tialrhyu & @wp.tialrhyu jangan sampe ketinggalan 😜

Guys tolong bgt vote! tekan tombol ⭐ di pojok kiri bawah soalnya aku mau ngebut up ngejar ending tapi tetap mau vote-nya tembus 1k minimal😁🫶🏻 1k doang kok:)

S P A M C O M M E N T ‼️

Ayo kita bongkar kebusukan Madya☝🏻

Noted: Tulisan yang di garis miring artinya nostalgia/tokoh berkhayal ke masa lalu

‼️🔞 Kekerasan

Satu jam sebelum berita tentang Madya Viral pada pukul 23

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu jam sebelum berita tentang Madya Viral pada pukul 23.50 sempat terjadi percakapan antara Lidya dengan salah satu pasiennya itu.

"Dokter Lidya tolong saya ...." Madya tak berhenti menangis dari arah seberang. "Saya tidak tenang lagi hidup seperti ini. Saya takut. Saya seperti dikejar-kejar kematian. S-saya harus apa, dokter?" isaknya dengan suara bergetar, terdengar sangat putus asa.

"Saya semakin panik setelah bertemu anak itu di makam mas Marga. A-apa mungkin itu anak Laras? Apa dia akan membunuh saya? Dokter tolong! Saya tidak ingin mati!!"

Kurang lebih satu setengah tahun kebelakang ini, kebahagiaan Madya perlahan lenyap. Madya selalu merasa diincar oleh Margantara, dikejar-kejar seperti akan dibunuh. Padahal, pria itu sudah lama meninggal dunia.

Terkadang Madya sampai bertingkah mirip orang gila hanya karena selalu berhalusinasi bertemu dengan sosok Margantara. Madya berpikir pria itu akan membunuhnya, sama dengan yang telah ia lakukan padanya dulu.

Padahal kenyataannya ... sama sekali tidak pernah ada Margantara. Selama ini, Madya hanya dikejar-kejar rasa takut akibat perasaan bersalah dan dosanya sendiri yang ia sembunyikan selama bertahun-tahun.

"Jika Ibu Madya sudah sadar dengan kesalahan Ibu, saran saya, pertanggung jawabkan lah, Bu." Lidya menyahut. "Ibu akuin aja semuanya. Jujur pada anak dan suami Ibu. Hidup di dalam kebohongan tak akan membuat kita tenang," terangnya.

"Saya tidak berani berbicara kepada mereka, Dok! Saya takut mereka akan membenci Saya. Saya takut Mas Setyo akan menceraikan Saya jika tahu Aninda bukan anak kandungnya."

DARREN MARGANTARA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang