24. Surat peringatan kedua (SP 2)

48.9K 3.3K 981
                                    

WAJIB FOLLOW WATTPAD AUTHOR: Tialrhyu BIAR ENGGAK KETINGGALAN INFO UPDATE!!

Bantu promosikan cerita ini ke teman atau sosial media kalian! Post di tiktok atau reels gunakan hastag #darrenmargantara #tialrhyu, ya!❤️

Cek selalu spoiler next part serta konten menarik di tiktok: @wattpadtiaa or Instagram: @tialrhyu & @wattpadtiaa jangan sampe ketinggalan 😜!

Doakan aku semoga tetap bisa konsisten nulis, ditengah-tengah kesibukan aku yang udah kelas 12, jadi maaf ya kalo lama☺️🙏🏻

Aku selalu usahain update tiap satu Minggu sekali, so semoga kalian bisa sabar nunggu satu Minggu doang yaa, thank you<3

17+⚠️

Pintu kamar terbuka, menampilkan sosok Darren Margantara dengan kotak P3k di tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pintu kamar terbuka, menampilkan sosok Darren Margantara dengan kotak P3k di tangannya. Cowok itu menelan ludah, melihat penampilan Paula saat ini.

"L-lo belum ganti baju?" Darren spontan menutup mata. Namun, Paula malah memanggilnya.

"Darren, ke sini ...," cicit gadis itu, nyaris tak terdengar karena merasa sedikit malu, tapi ia membutuhkan bantuannya.

Akhirnya Darren membuka kedua matanya lagi. Berdeham pelan, berusaha mengatur napasnya yang tersendat. Cowok itu menghampiri Paula dan duduk di pinggir kasur, setelah kontak P3k yang dibawanya ia simpan di nakas.

Tank top berwarna putih yang Paula kenakan cukup transparan. Membuat bra gadis itu yang berwarna hitam tercetak jelas, memperlihatkan bentukan sesuatu di dalamnya, yang ternyata tak sekecil dalam bayangan Darren. Bulu kuduknya sontak meremang. Keadaan di sekeliling mendadak terasa panas. Detak jantung Darren menggila. Jakunnya naik turun akibat menelan ludah yang terasa sulit.

"Nyangkut, telinganya menjadi sakit." Paula menatap Darren dengan polosnya. Ia tak berpikir jauh mengenai penampilannya yang mampu membuat Darren kepanasan.

Di rumah, Paula sering berpenampilan lebih terbuka daripada ini. Jadi Paula rasa ini bukanlah masalah besar. Pikiran Paula tak akan seliar pikiran Darren, atau pun pikiran kamu yang sedang membaca ini.

"K-kok, bisa?" tanya Darren, mendadak gugup. Tangannya seketika tremor kala ia menyentuh telinga Paula, membuat gadis itu terpejam, karena ternyata tangan Darren cukup dingin.

"Darren seperti es," ceplos Paula, menatap kekasihnya yang berjarak dekat.

Darren langsung mengalihkan pandangan. "La please, g-gue punya penyakit," katanya, yang tak bisa Paula pahami.

DARREN MARGANTARA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang