31. Surat peringatan ketiga (SP 3)

51.8K 3.6K 1.2K
                                    

WAJIB FOLLOW WATTPAD AUTHOR: Tialrhyu BIAR ENGGAK KETINGGALAN INFO UPDATE!!

Bantu promosikan cerita ini ke teman atau sosial media kalian! Post di tiktok atau reels gunakan hastag #darrenmargantara #tialrhyu, ya!❤️

Cek selalu spoiler next part serta konten menarik di tiktok: @wattpadtiaa or Instagram: @tialrhyu & @wattpadtiaa jangan sampe ketinggalan 😜!

Abis ini aku ga up dulu ya beberapa hari ke depan, aku ada ujian 3 hari. Doakan semuanya lancar dengan hasil yg memuaskan❤️🥺

⚠️Dangerous scenes⚠️

Pagi ini, Darren dan Paula tidak berangkat sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini, Darren dan Paula tidak berangkat sekolah. Paula sedikit demam karena insiden tadi malam. Darren benar-benar kesal kepada tiga teman Paula yang mengajak gadis itu ke club. Kening Darren yang benjol dan sedikit terluka entah karena apa sebabnya pun telah Paula tempelkan hansaplast semalam.

Gini-gini gadis itu masih peduli pada kekasihnya, walau rasa kesalnya segede dosa Darren. Dan terkait Aninda serta balas dendam yang Darren maksud, sebenarnya ia masih bingung. Saking bingungnya sampai ingin meminta kejelasan pun bingung.

Paula beneran menginap di apartemen Darren. Darren tengah menyiapkan sarapan dan Paula menunggunya di meja makan saat ini. Cowok itu baru berniat akan mengantarkan Paula pulang setelah gadis itu makan dan mandi. Atmaja dan Valerie tidak mengkhawatirkan kondisi putrinya. Kedua orangtua itu cukup mempercayai Darren ternyata.

"Ini sadwich, dan ini susunya. Lala makan, ya," ucap Darren selembut mungkin, seraya menaruh sepiring sadwich beserta gelas berisi susu putih di meja tepat di hadapan Paula.

Paula tak banyak berkata. Ia mulai meraih sadwich bikinan Darren dan melahapnya hingga habis. Rasanya cukup enak, Darren tak terlalu bego dalam hal menyiapkan sarapan. Kemudian setelah itu, Paula lanjut meminum susu putihnya juga. Darren terdiam memperhatikan Paula yang tengah makan. Gadis itu masih tak membuka suaranya.

"Lain kali jangan ke club lagi ya," ucap Darren. Membuat Paula menoleh.

"Kenapa? Darren takut ketahuan lagi? Ula bahkan jadi mau lebih sering ke sana untuk memastikan bahwa Darren tidak pergi ke sana lagi dan memakan bibir-bibir jelek perempuan lain!"

Darren menghela napasnya. "Tempat itu bahaya buat Lala."

"Tidak perduli!" balas Paula, lalu turun dari kursi karena makanannya telah habis. "Mau pulang!"

Darren ikut turun dari duduknya dan mengejar Paula. "Lala mandi dulu ya, gue panasin airnya."

"Ya!" jawab Paula. "Cepetan, babu!"

Darren membulatkan kedua mata. Sedikit terkejut mendengar ucapan Paula. Babu?

•••

DARREN MARGANTARA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang