9. Merdu

74.5K 5.2K 247
                                    

WAJIB FOLLOW: Tialrhyu BIAR ENGGAK KETINGGALAN INFO UPDATE!!

Bantu promosikan cerita ini ke teman atau sosial media kalian! Post di tiktok atau reels gunakan hastag #darrenmargantara #tialrhyu, ya!❤️

Cek selalu spoiler next part serta konten menarik di tiktok: @wattpadtiaa or Instagram: @tialrhyu & @wattpadtiaa jangan sampe ketinggalan 😜!

Join GC WA dan berbincang langsung dengan para role players DM ke; @ofcreaderswattpadtiaa 

Masih ada waktu sebelum PAS, aku mau rajin update, bantu kasih semangat dengan cara memberikan vote & komentar yaaa🍼🤍🍭

Masih ada waktu sebelum PAS, aku mau rajin update, bantu kasih semangat dengan cara memberikan vote & komentar yaaa🍼🤍🍭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Darren menjambak rambutnya sendiri dengan sangat keras. Kedua matanya memejam kuat berusaha menghilangkan rasa pusing yang tiba-tiba melanda. Keringat dingin pun mulai bercucuran dari pelipisnya.

“Argh!” Cowok itu mengerang untuk yang kesekian kali. Telinganya semakin bising padahal keadaan sekitar benar-benar sunyi.

Bukan lingkungannya yang berisik, tapi pikiran Darren sendiri. “Argh! DIEM BANGSAT!” Cowok itu berteriak dan mengamuk entah kepada siapa, dia benar-benar hilang kontrol.

“P-papa ... papa Darren takut ....” lirihnya kemudian, dibarengi dengan setetes air mata yang membasahi pipinya.

Ini adalah hal yang paling tidak bisa Darren kontrol. Emosinya.

J-jadi papa itu ... dibunuh, Om?”

“Ini orang yang udah bunuh papa kamu. Sampai detik ini Om juga belum nemuin dia. Dia hilang setelah Papa kamu meninggal. Tidak bertanggung jawab.”

Darren menenggelamkan kepalanya pada sopa yang berada di rooftop. Membentur-benturkannya berharap rasa pusingnya hilang. Kenapa harus waktu ia di sekolah?

Tiga buah permen yang sengaja ia beli untuk memancing kedatangan seseorang tidak sengaja Darren hancurkan. Kini pecahan permen itu berserakan di mana-mana.

“Darren, mama kamu ... m-meninggal. Dia diperkosa, dan dianiaya.”

Ceklek.

“H-halo?” Paula menghentikan langkah kakinya. Tubuhnya bergetar hebat melihat pemandangan di hadapannya.

Sofa rooftop yang berpindah dari tempatnya, sebuah ponsel yang sedikit retak sepertinya akibat dibantingkan ke tembok. Dan yang paling menyedihkan adalah ... ada tiga buah permen cantik di lantai yang sudah tidak layak dimakan.

Paula menebak bahwa alasan kekacauan ini berasal dari seorang laki-laki yang tengah menenggelamkan kepalanya ke sopa.

Paula menutup pintu rooftop rapat-rapat kemudian menghampiri cowok itu. “D-darren?” Sentuhan Paula pada pundaknya berhasil membuat Darren terkejut.

DARREN MARGANTARA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang