60. Telah Terbelenggu

36.5K 2.7K 2K
                                    

WAJIB FOLLOW WATTPAD AUTHOR: Tialrhyu BIAR ENGGAK KETINGGALAN INFO UPDATE!!

Bantu promosikan cerita ini ke teman atau sosial media kalian! Post di tiktok atau reels gunakan hastag #darrenmargantara #Paulavalencia dan #tialrhyu, ya!❤️

Cek selalu spoiler next part serta konten menarik di tiktok: @wattpadtiaa or Instagram: @tialrhyu & @wp.tialrhyu jangan sampe ketinggalan 😜

-10 part menuju ending~

KITA SUDAH SAMPE DI TEBING KONFLIK DAN SEBENTAR LAGI AKAN MELEBUR💨

kuat-kuat ya kita selesaikan bersama, bakal ada yang bikin 'sakit' bgt nanti tapi tenang aja happy end kok, tapi happy end-nya ada 3 pilihan antara Darrenula, Yogiula atau Darrenyogi bersyandah😁🫶🏻

gak vote part ini gak bisa baca next part🤪 SPAM COMMENT HUI❣️❤️‍🩹💝❤️💖🫶🏻

gak vote part ini gak bisa baca next part🤪 SPAM COMMENT HUI❣️❤️‍🩹💝❤️💖🫶🏻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kondisi Darren baru membaik setelah Yogi memberinya susu beruang. Diduga susu beruang memang mampu menetralisir alkohol dengan cepat. Yogi menghembuskan napas berat, ia menyimpan nampan berisi nasi goreng buatannya dengan segelas air putih di nakas.

“Ren, makan dulu. Nggak usah mau gue suapin, ya. Bukan muhrim,” ujar Yogi, seraya mendudukkan diri di pinggiran kasur.

Darren menatap Yogi tanpa minat. “Lo ngapain sih ke sini? Nggak usah sok peduli lah, Gi. Lo takut gue mati? Emang bakal kok! Nggak usah sok-sokan nahan gue! Jangan sok peduli! KITA SAINGAN TAPI LO UDAH KALAH!”

Yogi mendengus. Lantas memijat pelipisnya yang pusing. “Kalo lo mati, entar Neng Ula beneran jadi milik gue dan itu artinya gue menang. Emang lo ikhlas ngebiarin gue menang? Nanti lo depresot di neraka lagi, mau ngedrama ke Malaikat Malik, hm?”

“YA ENGGAK LAH!” sentak Darren. “Emang malaikat bakal tahan sama drama gue?”

“Yaudah nggak usah banyak gaya makanya,” balas Yogi. “Makan!” perintahnya kemudian, menunjuk sepiring nasi goreng yang sudah mulai dingin di nakas. “Gue masaknya pake bumbu kewarasan itu, dikasih jampi-jampi juga biar lo rada sehat. Ngunyahnya harus tiga puluh tiga kali bolak-balik kanan kiri.”

“BACOT!” sahut Darren. Lalu meraih nampan tersebut. “Ini gue makan bukan karena ngikutin perintah lo ya jamet! Tapi karena emang gue laper aja!” Cowok itu gengsi.

Yogi tertawa meledek. “Ya, ya, ya, serah lo.”

Beberapa saat jadi hening setelah itu. Darren mulai fokus makan dengan lahap dan sesekali Yogi mencuri pandang ke arahnya. Jelas sekali Darren terlihat sangat kelaparan. Sesaat Yogi merasa tidak tega. Darren sendirian di apartemennya. Jika ia tidak datang ke sini, apa Darren tidak akan makan sampai nanti malam atau bahkan besok atau bahkan sampai mati kelaparan?

DARREN MARGANTARA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang