⋆♱✮♱⋆☽☾⋆♱✮♱⋆
ROSETTE merasa seakan membawa semacam jimat di dalam dadanya selama dua minggu berikutnya, rahasia menyenangkan yang membuatnya berhasil mengikuti pelajaran Umbridge dan bahkan memungkinkannya tersenyum lembut ketika ia memandang mata wanita itu yang menonjol mengerikan. Rosette dan LD memberontak terhadapnya dengan bimbingan Harry di bawah hidungnya, melakukan hal yang paling ditakuti Umbridge dan Kementerian, dan setiap kali dia menyuruh mereka membaca buku Wilbert Slinkhard di kelas, gadis itu malah mengingat-ingat hal-hal paling memuaskan dalam pertemuan mereka belakangan ini, mengingat bagaimana Neville berhasil melucuti senjatanya, bagaimana Colin Creevey berhasil menguasai Mantra Perintang setelah berusaha keras selama tiga kali pertemuan; bagaimana Parvati Patil melakukan Kutukan Reduksi dengan baik sekali sampai dia berhasil mereduksi meja tempat Teropong-Curiga menjadi debu; dan bagaimana akhirnya dia menguasai banyak mantra yang belum pernah dipraktikkannya, seakan mereka memang mempersiapkan pasukan untuk perang.
Hampir selalu tak mungkin menentukan malam yang sama untuk pertemuan LD, karena mereka harus menyesuaikan dengan jadwal latihan tiga tim Quidditch, sedangkan jadwal latihan itu sendiri sering berubah karena cuaca buruk; tetapi ia tidak menyesal, tampaknya Harry juga tidak menyesal; Rosette merasa mungkin ada baiknya waktu pertemuan mereka tak bisa ditebak. Kalau ada yang memantau, akan sulit memahami pola latihan mereka.
Hermione segera menemukan metode sangat cerdik untuk menginformasikan waktu dan tanggal pertemuan berikutnya kepada semua anggota, seandainya mereka perlu mengubahnya dalam waktu singkat, karena akan mencurigakan jika anak-anak dari asrama berbeda tampak terlalu sering menyeberangi Aula Besar untuk saling berbicara. Hermione memberi masing-masing anggota LD sekeping Galleon palsu.
"Kalian lihat angka-angka di sekeliling tepi koin?" Hermione berkata, mengacungkan satu koin untuk diamati pada akhir pertemuan keempat. Koin tebal dan kuning itu berkilau tertimpa cahaya obor. "Pada Galleon asli, ini nomor seri yang menunjuk kepada goblin yang mengeluarkannya. Tetapi pada koin palsu ini, angkanya akan berubah untuk menunjukkan waktu dan tanggal pertemuan berikutnya. Koinnya menjadi panas ketika tanggalnya berubah, jadi, jika kalian membawanya dalam saku, kalian bisa merasakannya. Masing-masing mengambil satu, dan kalau Harry menentukan tanggal pertemuan berikutnya, dia akan mengubah angka pada koinnya, dan karena aku sudah menaruh Mantra Protean pada koin-koin ini, mereka semua akan berubah mengikuti koinnya."
Keheningan menyusul kata-kata Hermione. Dia memandang berkeliling ke semua wajah yang mendongak memandangnya, agak malu. "Kupikir ini ide bagus," katanya ragu-ragu. "Maksudku, bahkan kalau Umbridge meminta kita mengeluarkan semua isi saku kita, tak ada yang mencurigakan kalau kita membawa Galleon, kan? Tapi... yah, kalau kalian tak mau menggunakannya..."
"Kau bisa melakukan Mantra Protean?" tanya Terry Boot.
"Ya," kata Hermione.
"Tapi itu... itu standar NEWT, kan," katanya lemah.
"Oh," kata Hermione, berusaha tampak rendah hati. "Oh... ya... kurasa begitu."
"Kenapa kau tidak masuk Ravenclaw?" dia menuntut, menatap Hermione penuh kekaguman. "Dengan otak sepertimu?"
"Topi Seleksi memang serius mempertimbangkan diriku masuk Ravenclaw sewaktu aku diseleksi," jawab Hermione ceria, "tapi akhirnya dia memutuskan aku masuk Gryffindor. Jadi, apakah itu berarti kita menggunakan Galleon ini?"
Terdengar gumam setuju dan semua maju untuk mengambil sekeping Galleon dari keranjang.
Ketika pertandingan Quidditch pertama musim ini semakin dekat, yaitu Gryffindor lawan Slytherin, pertemuan LD ditunda sementara, karena semua ketua tim bersikeras mereka latihan hampir setiap hari. Kenyataan bahwa Quidditch Cup belum pernah tertunda begitu lama, menambah minat dan kegairahan anak-anak dalam menyambut pertandingan yang akan datang. Anak-anak Ravenclaw dan Hufflepuff sangat tertarik pada hasilnya, karena mereka, tentu, akan bermain melawan kedua tim tahun ini; dan kedua Kepala Asrama tim yang akan bertanding, meskipun berusaha menyamarkannya dengan pura-pura bersikap sportif, bertekad melihat timnya menang. Rosette menyadari betapa Profesor McGonagall menginginkan Gryffindor mengalahkan Slytherin ketika dia tidak memberi mereka PR pada minggu sebelum pertandingan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀 𝐒𝐨𝐮𝐥𝐦𝐚𝐭𝐞 𝐖𝐡𝐨 𝐖𝐚𝐬𝐧'𝐭 𝐌𝐞𝐚𝐧𝐭 𝐭𝐨 𝐁𝐞 | 𝐕𝐨𝐥 𝐈
Fanfiction𝓨𝓸𝓾'𝓻𝓮 𝓳𝓾𝓼𝓽 𝓪 𝓼𝓽𝓻𝓪𝓷𝓰𝓮𝓻 𝔀𝓱𝓸 𝓾𝓷𝓭𝓮𝓻𝓼𝓽𝓪𝓷𝓭 𝓶𝓮 𝓶𝓸𝓻𝓮 𝓽𝓱𝓪𝓷 𝓲 𝓾𝓷𝓭𝓮𝓻𝓼𝓽𝓪𝓷𝓭 𝓶𝔂𝓼𝓮𝓵𝓯, 𝓪𝓷𝓭 𝓮𝓿𝓮𝓷𝓽𝓸𝓾𝓰𝓱 𝔀𝓮'𝓻𝓮 𝓶𝓪𝓭𝓵𝔂 𝓲𝓷 𝓵𝓸𝓿𝓮, 𝔀𝓮 𝓷𝓮𝓿𝓮𝓻 𝓶𝓮𝓪𝓷𝓽 𝓽𝓸 𝓫𝓮 𝓽𝓸𝓰𝓮𝓽𝓱𝓮𝓻. Ro...