35.

271 49 0
                                    

⋆♱✮♱⋆☽☾⋆♱✮♱⋆


          ROSETTE menelan ludahnya kasar hingga bisa merasakan darah, dan memandang kosong ke segala hal ketika ia ditarik beberapa orang untuk dikembalikan ke Hogwarts. Dia tidak bisa lagi memikirkan bagaimana Thestral-Thestral yang ditinggal di luar, bahkan tidak tahu siapa yang membawa mereka—atau sihir seperti apa yang digunakan atau apa yang dipesankan lelaki parubaya itu padanya. Kemudian dia dihadapkan dengan pemandangan Hermione yang pingsan, Ron yang terkikik lemah dengan sesuatu yang hijau berlendir melilitnya...dan dia tidak bisa melihat bagaimana yang lain terluka ketika Madam Pomfrey langsung membawanya ke rumah sakit dan memplester luka-luka akibat pecahan kaca yang membuat kaki dan tangannya berdarah.

"Miss Northwood, kau harus minum ini agar paru-parumu kembali normal lagi," kata Madam Pomfrey, menyodorkan segelas ramuan hijau berbau busuk. Rosette meminumnya dengan setengah hati, dan akhirnya berbaring di ranjang saat napasnya tidak lagi mengeluarkan bunyi aneh untuk membuatnya batuk berdarah.

Rosette berusaha memejamkan matanya, setidaknya dia butuh tidur untuk hari itu. Tapi bayangan Voldemort yang membayangi pikirannya tidak bisa hilang. Memori itu terus terulang-ulang, dan dia tidak bisa mencerna kenapa penjahat besar itu tahu namanya. Bahkan berhenti menyerangnya ketika melihat wajahnya. Apa dia ada kaitannya dengan Hagrid dan Abraxas Malfoy?

Rosette benar-benar merasa tak tenang. Dia berkali-kali berguling ke kiri dan kanan, tapi tidak ada yang berubah. Gadis itu menghembuskan napasnya kasar, bergerak duduk, dan segera berlari keluar rumah sakit ketika teringat ucapan Snape.

"MISS NORTHWOOD!"

Dia mengabaikan Madam Pomfrey yang berteriak di belakang, bahkan mengabaikan Draco yang ditemuinya di koridor dan hampir menghempaskannya karena menghalangi jalan. "Nanti," kata Rosette cepat.

Dia berlari ke menara kepala sekolah dan baru berhenti ketika menemukan gargoyle—patung batu besar yang jelek sekali—di depannya. Rosette mendengus kesal, merutuki dirinya sendiri yang bodoh karena berlari kesana tanpa tahu kata kuncinya. Saat memikirkan hal-hal yang mungkin akan dijadikan Dumbledore sebagai kata kunci, patung makhluk jelek itu mendadak hidup, melompat minggir, dan dinding di belakangnya terbelah. Di belakang dinding itu ada tangga spiral, yang bergerak pelan ke atas, seperti eskalator. Saat dia melangkah menaiki anak tangganya, Rosette mendengar benturan dinding yang menutup di belakang. Dia meluncur ke atas melingkar-lingkar, makin lama makin tinggi, sampai akhirnya, agak pusing, Rosette bisa melihat pintu kayu ek berkilat di depan, dengan pengetuk pintu berbentuk griffin, makhluk menakjubkan berkepala dan bersayap elang, tapi bertubuh singa. Rosette melangkah cepat menuju pintu, tapi saat dia mengangkat tangannya untuk mengetuk, pintu itu terbuka dengan sendirinya.

Rosette baru pertama kali ke kantor kepala sekolah yang ternyata begitu besar, bahkan ada tangga untuk naik ke lantai yang lebih tinggi, dan punya banyak pernak-pernik aneh yang tidak ia ketahui. Di dalam kekalutannnya dia masih bisa kagum dengan semua itu. Namun entah apa yang baru saja terjadi, ada banyak sekali hiasan perak yang pecah dan berserakan di lantai. Sesuatu tampaknya juga terbakar di perapian.

"Miss Northwood," kata Dumbledore, duduk di kursinya yang kelihatannya empuk sekali. Di sebelahnya di tempat duduk yang tidak terlalu jauh, Rosette melihat Harry, yang wajahnya pucat dengan mata penuh emosi, seakan dia baru menyaksikan orang mati di depannya untuk sekali lagi. "Maaf untuk penampilannya."

"Y-ya...Sir," kata Rosette, ngos-ngosan karena telah berlari ke lantai tiga. "Maaf menganggu. Tapi saya benar-benar butuh tahu."

Dumbledore tersenyum tipis. Mata birunya berkilat dari balik kacamata bulan separuhnya, menatap Rosette lamat-lamat. "Kalau aku boleh meminta satu hal padamu, Miss Northwood, maukah kau tenang dan duduk dulu?" Rosette menghembuskan napas kasar, mengangguk cepat dan tanpa berpikir duduk di kursi di depan meja Dumbledore. "Severus, berikan tehnya." Rosette menoleh ke belakang, dimana Snape membawakan secangkir teh camomile hangat ke depan Rosette. "Silakan diminum. Tenang saja, tidak ada vitaserum di dalamnya."

𝐀 𝐒𝐨𝐮𝐥𝐦𝐚𝐭𝐞 𝐖𝐡𝐨 𝐖𝐚𝐬𝐧'𝐭 𝐌𝐞𝐚𝐧𝐭 𝐭𝐨 𝐁𝐞 | 𝐕𝐨𝐥 𝐈 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang