10.

312 44 0
                                    

⋆♱✮♱⋆☽☾⋆♱✮♱⋆


          PERTANDINGAN Quidditch sudah dimulai. Rosette memutuskan untuk masuk ke dalam barisan Hufflepuff seperti biasanya, dimana mereka semua kuning sedangkan ia hijau sendiri. Namun gadis tidak bisa fokus ke pertandingan di depannya. Pikirannya terus menerus berkutat pada Draco Malfoy. Ia bahkan beberapa kali menyentuh bibirnya sendiri, sementara memberi tatapan kosong ke arah lapangan yang penuh kilatan merah dan hijau.

Apa yang dipikirkan Malfoy tadi? Kenapa dia mencium Rosette? Bahkan dua kali?

Rosette memutar-mutar bunga mawar yang disihir Malfoy menjadi agak gelap di tangannya. Bagaimana lelaki itu melakukannya, merubah warnanya menjadi agak gelap? Apa maksudnya ini?

Gadis itu menggeleng pelan, akhirnya memperhatikan apa yang sedang terjadi di lapangan dan mengabaikan fakta bahwa ia masih kebingungan karena si seeker Slytherin. Komentar Lee Jordan berkumandang di stadion dan ia mendengarkan sebisa mungkin, menembus hiruk-pikuk penonton, semua berteriak-teriak, dan berseru buuu, dan menyanyi.

"...berkelit dari Warrington, menghindari Bludger—nyaris saja, Alicia—dan penonton senang sekali, coba dengarkan mereka, apa yang mereka nyanyikan?" Dan ketika Lee berhenti untuk mendengarkan, nyanyian itu terdengar keras dan jelas dari lautan hijau dan perak di bagian tempat duduk anak-anak Slytherin.

Weasley tak bisa berkutik lagi
Tak bisa menyelamatkan gawang sendiri
Maka semua anak Slytherin bernyanyi:
Weasley raja kami.
Weasley lahir di tempat sampah
Dia biarkan Quaffle masuk dengan mudah
Membuat kemenangan kami pastilah sudah
Weasley raja kami.

"...dan Alicia melempar kembali ke Angelina!" Lee berteriak, berusaha meleburkan nyanyian tadi. "Ayo, Angelina—kelihatannya dia tinggal mengalahkan si Keeper!—DIA MENEMBAK—DIA—aaah..."

"Kau dengar?" tanya Rosette pada Justin yang baru saja menggeram. Dia mengangguk, tampak marah.

Pandangan Rosette kembali tertuju pada tribun Slytherin yang masih bisa terdengar menyanyi keras bagaimana pun Lee Jordan berusaha meredamnya. Gadis itu berfirasat bahwa ini akan berakhir tidak baik nanti...mungkin sampai salah satu pihak meluapkan emosi.

Weasley raja kami,Weasley raja kami
Dia biarkan Quaffle masuk dengan mudah
Weasley raja kami.

Rosette melihat Ron, yang sendirian di ujung lapangan, melayang di atas ketiga tiang gawang sementara Warrington yang bertubuh besar melesat ke arahnya.

"...dan Warrington membawa Quaffle, Warrington menuju gawang, dia di luar jangkauan Bludger dengan hanya Keeper di depan yang menghalanginya..."

Nyanyian membahana terdengar dari tempat duduk anak-anak Slytherin,

Weasley tak bisa berkutik lagiTak bisa menyelamatkan gawang sendiri

"ini tes pertama bagi Keeper baru Gryffindor Weasley, adik Beater Fred dan George, dan bakat baru yang menjanjikan bagi tim ini—ayo, Ron!"

Tetapi teriak kegirangan terdengar dari anak-anak Slytherin. Ron menukik liar, lengannya terentang lebar, dan Quaffle meluncur di antaranya, langsung masuk ke lingkaran gawang di tengah.

"Slytherin mencetak gol!" terdengar suara Lee di tengah sorak dan teriak buuu dari penonton di sekitarnya, "jadi, 10-0 untuk Slytherin—sayang sekali, Ron."

Anak-anak Slytherin bernyanyi semakin keras,

WEASLEY LAHIR DI TEMPAT SAMPAH
DIA BIARKAN QUAFFLE MASUKDENGAN MUDAH

"...dan Gryffindor kembali memegang Quaffle dan Katie Bell menguasai lapangan..." teriak Lee gagah berani, meskipun nyanyian itu sekarang begitu memekakkan telinga sehingga dia nyaris tak bisa membuat suaranya terdengar, mengalahkan nyanyian itu.

MEMBUAT KEMENANGAN KAMIPASTILAH SUDAH
WEASLEY RAJA KAMI
WEASLEY RAJA KAMI
WEASLEY RAJA KAMI
WEASLEY LAHIR DI TEMPAT SAMPAH

"Sebenarnya apa yang Ron lakukan?" tanya Justin kesal.

"Dia gugup, Justin, dan anak-anak Slytherin terus memprovokasinya. Dia pasti kalut," bela Rosette. "Kalau saja ada cara menghentikan nyanyian mereka..." Suasana stadion itu begitu ramai dan riuh, membuat gadis itu sama sekali tidak bisa memikirkan cara untuk membantu tim Gryffindor menang dari kursi penonton.

"...dan sekarang Warrington lagi," teriak Lee, "yang melemparkannya ke Pucey, Pucey terbang melewati Spinnet, ayo, Angelina, kau bisa merebutnya—ternyata tak bisa—tapi Bludger bagus dari Fred Weasley, maksudku George Weasley, oh, masa bodoh, pokoknya salah satu dari mereka, dan Warrington menjatuhkan Quaffle dan Katie Bell—eh—menjatuhkannya juga—sehingga Montague sekarang memegang Quaffle, Kapten Slytherin Montague membawa Quaffle, dan dia meluncur ke seberang lapangan, ayo, ayo, Gryffindor, blokir dia!"

TAK BISA MENYELAMATKANGAWANG SENDIRI

"...dan Pucey berkelit dari Alicia lagi dan dia langsung menuju gawang, hentikan, Ron!"

Rosette tak perlu melihat lagi untuk tahu apa yang terjadi: terdengar keluh sesal dari tempat duduk anak-anak Gryffindor, dibarengi teriak dan sorak-sorai anak-anak Slytherin. Memandang lurus, gadis itu melihat Pansy Parkinson, yang sekali lagi bukan hanya dia yang berpikir bahwa wajahnya mirip anjing pug, berdiri di depan tempat duduk, memunggungi lapangan, memimpin para pendukung Slytherin yang bernyanyi menggelegar:

ITULAH SEBABNYA
KAMI SEMUA BERNYANYI
WEASLEY RAJA KAMI.

"...dan Katie Bell dari Gryffindor berkelit dari Pucey, menghindar dari Montague, putaran yang bagus, Katie, dan dia melemparkannya ke Johnson, Angelina Johnson menangkap Quaffle, dia melewati Warrington, dia menuju gawang, ayo, Angelina—GOL UNTUK GRYFFINDOR! 40-10, 40-10 untuk Slytherin dan Quaffle di tangan Pucey..."

Rosette bisa mendengar topi singa lucu milik Luna mengaum di tengah sorakan anak-anak Gryffindor dan membuatnya sedikit berbesar hati, tim Gryffindor pasti bisa menyusul.

"...Pucey melempar ke Warrington, Warrington ke Montague, Montague kembali ke Pucey—Johnson menyela, Johnson menangkap Quaffle, Johnson ke Bell, kelihatannya bagus—maksudku jelek—Bell dihantam Bludger dari Goyle, Beater Slytherin, dan bola di tangan Pucey lagi..."

WEASLEY LAHIR DI TEMPAT SAMPAH
DIA BIARKAN QUAFFLE MASUKDENGAN MUDAH
MEMBUAT KEMENANGAN KAMIPASTILAH SUDAH

Gadis itu bisa melihat Harry yang sejak tadi memutari lapangan, tiba-tiba memacu sapunya dengan kecepatan angin. Malfoy mengikuti dari belakang. "Justin, lihat! Harry melihat Snitch," kata Rosette bersemangat, memberitahu. Ernie, Hannah, dan, Susan ikut-ikutan melihat ke arah yang ia tunjuk.

Beberapa saat kemudian bludger menghantam Harry di punggung dan ia terjatuh dari sapunya, terempas tertelentang di atas tanah lapangan yang membeku. Rosette mendengar peluit nyaring Madam Hooch, kegemparan di tribun penonton yang merupakan gabungan teriakan jengkel, teriakan marah, dan ejekan, serta bunyi debam.

"Gryffindor menang!" teriak Lee Jordan dan anak-anak Hufflepuff di sekitar Rosette meloncat-loncat girang, membawanya untuk ikut mengangkat tangan merayakan juga.

Gadis itu terus melihat ke bawah, ke lapangan saat kemeriahan itu masih membendung. Tampaknya ada sesuatu yang sedang terjadi. Ia berhenti mengikuti yang lain melompat untuk mendengarkan dengan susah payah apa yang sedang dibicarakan mereka di bawah.

Semua anggota tim Gryffindor telah turun dari sapu mereka, berlari memeluk Harry seperti biasa. Namun Rosette tidak melihat Ron, tidak bisa menemukannya dimana pun. Malfoy ikut turun, berbicara sesuatu entah apa ke arah tim Gryffindor dan beberapa saat kemudian dia jatuh terjengkang kebelakang akibat tinjuan Fred, George, dan Harry.

Peluit berbunyi keras, dan Rosette yang masih ingin tahu apa yang terjadi, tertarik mengikuti rombongan Hufflepuff yang hendak turun dari tribun untuk kembali ke kastil.


⋆♱✮♱⋆☽☾⋆♱✮♱⋆

original by IR. Sequoia

𝐀 𝐒𝐨𝐮𝐥𝐦𝐚𝐭𝐞 𝐖𝐡𝐨 𝐖𝐚𝐬𝐧'𝐭 𝐌𝐞𝐚𝐧𝐭 𝐭𝐨 𝐁𝐞 | 𝐕𝐨𝐥 𝐈 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang