18.

267 47 1
                                    

⋆♱✮♱⋆☽☾⋆♱✮♱⋆


          ROSETTE semula mengira bobolnya penjara Azkaban akan membuat Umbridge sedikit rendah hati, bahwa dia mungkin malu akan bencana yang terjadi di depan hidung Fudge-nya yang tercinta. Namun ternyata kejadian ini malah semakin memperbesar nafsunya untuk membuat semua aspek kehidupan di Hogwarts berada di bawah kendalinya, sehingga tiba-tiba Rosette dipanggil untuk memenuhi hukumannya pada Rabu malam di kantornya.

"Selamat datang, Miss Northwood."

Dia sudah kenal kantor kecil ini sewaktu ditempati penghuni-penghuni sebelumnya setidaknya ketika ia membantu mereka membawakan buku-buku karena Rosette selalu menjadi anak teladan demi menghindari para perundung. Ketika Gilderoy Lockhart tinggal di sini, dindingnya dipenuhi lukisan dirinya yang tersenyum. Ketika Profesor Lupin yang menempatinya, ia bertemu beberapa makhluk kegelapan yang memesona dalam kandang atau tangki kalau datang berkunjung. Selama hari-hari Profesor Moody yang kata Harry Potter adalah gadungan, ruang ini dipenuhi berbagai alat dan benda untuk mendeteksi pelanggaran dan penyembunyian sesuatu.

Namun sekarang ruang ini sama sekali tak bisa dikenali. Semua permukaan ditutup taplak berenda. Ada beberapa vas berisi bunga kering, masing-masing di atas alas rendanya, dan di salah satu dinding terdapat koleksi piring hias, bergambar anak kucing besar berwarna-warni, masing-masing memakai pita yang berbeda di lehernya. Gambar-gambar ini sangat buruk, sehingga Rosette terperangah memandangnya, sampai Profesor Umbridge berbicara lagi.

"Selamat sore, Miss Northwood."

Rosette terperanjat dan menoleh. Dia tadi tidak melihatnya karena Profesor Umbridge memakai jubah berbunga mengerikan yang menyatu sekali dengan taplak di meja di belakangnya.

"Sore, Profesor Umbridge," balas Rosette kaku.

"Silakan duduk," kata Umbridge, menunjuk ke meja kecil bertaplak renda yang di sampingnya telah disiapkan kursi berpunggung tegak, setumpuk perkamen kosong tersusun di atas meja, dan Harry Potter.

"Harry?"

"Hai, Rosette," sapanya, tersenyum tapi tidak bertenaga.

"Kebetulan Mr Potter juga menjalani detensinya malam ini," jelas Umbridge tidak perlu.

Rosette bisa langsung tahu mengapa tangan punggung Lee berdarah kemarin dan akan menjadi apa tangannya nanti, ketika ia melihat punggung tangan Harry yang lebih putih dari sisi lain bagian tubuhnya yang terlihat. Ada bekas sayatan dalam di sana, bahkan tidak lagi terbaca.

Rosette menelan ludah, akhirnya duduk di samping Harry.

"Nah," kata Umbridge manis, "kita sudah lebih baik dalam mengontrol kemarahan kita, kan? Sekarang kau akan menulis kalimat untukku, Miss Northwood, seperti yang Mr Potter lakukan. Tidak, tidak dengan pena-bulumu," dia menambahkan ketika Rosette membungkuk untuk membuka tasnya. "Kau akan memakai pena-buluku yang agak istimewa. Ini dia."

Dia menyerahkan pena-bulu hitam panjang, kurus, dengan ujung yang luar biasa tajam. Rosette melirik Harry yang memandangnya cemas, beralih pada punggung tangan lelaki itu, dan sebagai jawaban atas pertanyaannya, Harry mengangguk, mengiyakan bahwa mereka akan berakhir sama.

"Aku ingin kau menulis, Saya tak boleh merundung teman," Umbridge berkata lembut.

Rosette menyeringai untuk menahan tawanya. Ia menggertakan giginya dengan mata yang semakin memanas. Namun semakin dia menahan marahnya, rasanya seluruh tubuhnya malah memaksanya untuk menampar wanita kodok itu keras-keras.

𝐀 𝐒𝐨𝐮𝐥𝐦𝐚𝐭𝐞 𝐖𝐡𝐨 𝐖𝐚𝐬𝐧'𝐭 𝐌𝐞𝐚𝐧𝐭 𝐭𝐨 𝐁𝐞 | 𝐕𝐨𝐥 𝐈 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang