chapter XVIII

417 23 1
                                    

panggilan diputus sepihak oleh Archen - (previous)

Disini Archen yang memang sudah kembali dari turki, ia langsung buru-buru keluar rumah dan menancap gas untuk menyusul Natta.

Ditempat yang sama, di bar. Disana Natta yang masuk ke toilet untuk membasuh mukanya. Dan menatap wajahnya cukup lama, akhirnya ia meraba kantong celana untuk menemukan ponselnya. Natta berniat menelepon Archen.

"Yaelah, ketinggalan di meja tadi" ucap Natta.

Disini Natta yang berniat kembali untuk mengambil ponselnya, tiba-tiba ada laki-laki yang ia kenal dan tidak ingin ia temui.

"Leo?!" ucap Natta.

"Jangan Leo" lanjut Natta, sambil memperingatkan Leo untuk tak mendekat ke arahnya.

Kini Archen yang secepat kilat, tiba-tiba udah datang aja di bar tersebut dan mengejutkan Valin yang sibuk memainkan ponselnya.

"Valin" ucap Archen.

"Bangsat lo, ngagetin gue aja" ucap Valin.

"Dimana Natta?" tanya Archen.

"Lagi di toi..." ucap Valin.

"Valinnn..." teriak Natta.

Belum sempat menyelesaikan, Natta yang berteriak namanya akhirnya Valin dan Archen berlari menuju suara Natta. Kebetulan toilet lumayan dekat dengan tempat duduk yang mereka pesan.

Disini Archen dan Valin yang memasuki toilet tersebut, ternyata Natta yang sudah terpojok diujung.

"Natta kemari" ucap Valin.

"Brengsek, siapa lo" ucap Archen sambil memberikan tinjuan ke muka Leo.

Kini kerah baju Leo di genggam kasar oleh Archen.

"Siapa lo, jawab" ucap Archen dengan emosi sambil memberikan pukulan kedua di muka Leo.

"Udah kak Chen, udah" ucap Natta.

"Siapa ini Nat, emang paling bener lo itu jadi pelacur?!" ucap Leo.

"Dasar brengsek, keparat" ucap Archen, sambil memberi pukulan ke Leo, tetapi belum sempat Archen memukul suara Natta yang sangat membuat Archen tak kuat lagi.

"Archen Alexander!!" ucap Natta.

"Udah cukup, cukup kak Chen" gumam Natta, sambil Valin menenangkan tubuh Natta.

Dan Archen pun melepaskan genggaman di leher Leo, kini Leo berdiri dan mereka mendengarkan penjelasan dari Natta dan Leo.

"Oke Nat, jelasin siapa dia?, kenapa dia gangguin kamu" jelas Archen.

"Gu.." ucap Leo terputus karena ucapan Archen.

"Lo diem, gue tanya ke Natta, bukan lo" sahut Archen.

Disaat mereka dalam kondisi panas, Valin yang menengahi kondisi ini.

"Chen, lebih baik, kau selesaiin masalah ini dirumah lo, biar Leo gue yang urus" ucap Valin.

"Lin" balas Archen.

"Percaya sama gue Chen, bawa Natta balik dan bicarain baik-baik" jelas Valin.

Archen yang paham, dan percaya pada Valin. Akhirnya Archen menggandeng badan Natta yang sedikit lemas atas kejadian itu. Saat di perjalanan mereka hanya diam tak ada obrolan yang keluar, dan membuat perjalanan sedikit lama.

"Kita kerumah aku dulu ya" ucap Archen, dan hanya diangguki oleh Natta.

Beberapa menit telah ia habiskan di mobil tanpa obrolan, akhirnya mereka sampai di rumah milik kediaman Archen. Archen emang tinggal sendiri di rumah tersebut.

"Turun Nat, udah sampek" ucap Archen sambil melepaskan self belt Natta.

"Terima kasih kak" ucap Natta, dan di angguki oleh Archen.

Disini Archen yang sedikit kesal dengan Natta, tapi ia harus tetap tenang karena Archen juga belum tau apa hubungan si cowok dengan Natta. Ia belum dapat jawaban dari Natta langsung.

Sampailah mereka di kamar milik Archen, disini Archen mempersilahkan Natta untuk duduk di kasur miliknya.

"Duduk dulu, aku mau ganti baju dulu" ucap Archen.

Pada dasarnya memang Archen baru sampai dari Turki dan dikejutkan Natta yang sedang ke bar.

"Ini, minum dulu Nat" ucap Archen.

"Terima kasih kak" jawab Natta.

"Gimana udah tenang?" ucap Archen, sambil mengambil gelas minum dari tangan Natta tersebut.

"Udah kak" angguk Natta.

"Bisa ceritain, apa yang terjadi tadi?" ucap Archen.

"Aku gak akan marah kalo kamu jujur" lanjut Archen sambil mengusap rambut Natta.

"Dia Leo, orang di masa lalu aku kak Chen" ucap Natta.

"Aku udah bilang kalo aku gay, dan aku..." lanjut Natta.

"aku dipaksa..." belum sempat Natta menyelesaikan ceritanya, air mata pun mulai keluar.

Disini Archen yang sedih melihat orang yang ia sayangi menangis. Dan ia memeluk Natta sambil menenangkan.

"Udah jangan di terusin Nat, aku gak mau kamu membuka luka lama" ucap Archen sambil mencium kepala Natta.

"Aku dipaksa untuk berhubungan secara 'masokis', aku gak bisa kak" ucap Natta, dan tangisan semakin pecah.

"Dasar brengsek" gumam Archen.

Disini Archen yang semakin mengeratkan pelukannya kepada Natta, dan menenangkan Natta.

"Udah ya Nat, kamu aman sama aku" ucap Archen sambil menegakkan tubuh Natta untuk saling menatap. Dan diangguki oleh Natta.

"Yaudah kamu mau mandi dulu?" tanya Archen.

"Iya kak" balas Natta.

Natta yang ingin masuk kamar mandi, di urungkan oleh panggilan dari Archen.

"Malam ini kita tidur disini dulu, besok kita pindah ke asrama kamu, kamu gak lupa kan?" goda Archen.

Disini Natta yang paham apa yang dimaksud Archen, langsung terbirit untuk masuk ke kamar mandi dan menguncinya, karena Natta terlalu malu atas ucapan Archen.

Archen yang sedang menunggu Natta selesai mandi, ia fokus membaca buku. Tidak lama kemudian Natta yang keluar dengan handuk di pinggangnya, memamerkan tubuh indah yang ia miliki.

"Kak Chen, boleh aku pinjam baju nya" ucap Natta.

Disini Archen yang shock atas apa yang ia lihat, kemudian kembali tersadar dan beranjak ke almari untuk memilihkan baju yang diminta Natta.

"Sini Nat, kamu bisa pilih sendiri" ucap Archen.

Natta yang menghampiri Archen yang berada di dekat almari, dan berkata

"Boleh aku pinjam yang ini kak?" tanya Natta.

Archen yang tidak tahan dengan tubuh indah milik Natta, akhirnya ia meraba dan memeluk tubuh Natta dari belakang.

"Kenapa kamu lagi-lagi memancing beruang yang lagi tidur, hmm?!?" bisik Archen tepat di telinga Natta.

"Kak Chen geli" sahut Natta.

Disini Natta bukan geli karena bisikan tersebut, melainkan jari Archen yang tiba-tiba memainkan puting milik Natta.

to be continue ...

about decisions and feelings (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang