Disini Natta yang tersenyum kecil, karena ucapan Archen yang membuatnya malu. (previous)
Malam pun datang, disini Archen yang sedang merapikan barangnya, sedangkan Natta ke kamar mandi untuk mencuci muka nya.
"Archen, tolong ambilin kuncir rambut diatas meja" panggil Natta.
Archen yang mendengar panggilan itu, langsung bergegas menuju Natta.
"Ini" ucap Archen sambil menyodorkan kuncir rambut tersebut.
Tangan Natta yang berniat mengambil kuncir rambut itu, tetapi Archen langsung mendekap tubuh Natta.
"Apaa" ucap Natta sambil menatap tak takut dengan Archen.
"Tumben panggil nama, biasanya pake kak" ucap Archen sambil sedikit memperhatikan bibir Natta.
"Bukannya kak Chen suka di panggil itu" goda Natta.
Kemudian Archen yang menjawab dengan bisikan tepat di telinga Natta.
"Aku lebih suka ketika kau manggil itu dengan erangan" bisik Archen, sambil menjilat telinga Natta.
"Ihh kak Chen jorok, mana kuncir rambutnya" ucap Natta sambil melepaskan dekapan dari Archen.
"Biar aku bantu" ucap Archen sambil mengikat rambut Natta.
Natta yang fokus dengan wajah Archen sambil tersenyum kecil. Archen yang sadar itu, ketika selesai mengikat rambut Natta, ia langsung mencium pipi Natta kemudian meninggalkan Natta begitu saja.
"Ihh kak Chen..." teriak Natta.
'tok 'tok 'tokk (ketokan pintu yang berasal dari kamar Natta)
Archen yang menuju pintu tersebut, lalu membuka nya. Seketika itu Valin dan Archen saling tatap, disini Valin yang kaget karena yang membuka pintu seharusnya Natta, tetapi Archen hanya memamerkan wajah tanpa dosanya.
"Kenapa jadi lo yang buka pintunya" ucap Valin.
"Ya kenapa, gue pacarnya Natta" balas Archen mengejek.
"Siapa kak?" tanya Natta.
Yang awalnya ia cuma tanya, tiba-tiba melihat muka Valin yang terlihat di penuhi banyak pertanyaan, seketika Natta bersembunyi di balik badan Archen. Valin yang nyelonong masuk dan duduk di sofa. Kemudian Natta dan Archen mengikuti Valin. Kini Archen yang duduk di kursi sedangkan Natta yang duduk di sofa dengan Valin. Valin yang hanya diam menunggu penjelasan dari Natta, tiba-tiba ia tak tega dan akhirnya melunak.
"Udahlah aku gak bisa marah sama lo Nat" ucap Valin sambil mengusap rambut Natta, dan membuat Natta duduk dengan benar. Karena posisi duduk Natta di sofa sambil menyenderkan kepalanya di pundak Valin.
"Sekarang lo jelasin, kenapa Natta kemarin bisa sama lo dan kenapa dia gak ada di kondominium nya" ucap Valin sambil menunjuk Archen.
"jadi..." belum selesai Archen menjelaskan, tiba-tiba dipotong oleh Natta.
"Aku yang minta nginep di rumahnya kak Chen, soalnya kemarin juga kemaleman" jelas Natta sambil meyakinkan Valin.
Valin yang hanya mangut-mangut mempercayai penjelasan dari Natta.
"Terus kenapa Archen kesini, bawa koper lagi" ucap Valin.
Disini Natta tidak bisa lagi menyembunyikannya, Archen yang akhirnya angkat suara dan mendekati Natta sambil memeluknya dari belakang dengan keadaan duduk di sofa.
"Kita tinggal bersama mulai hari ini, kenapa Lin?" ucap Archen sambil menyandarkan kepalanya di pundak milik Natta.
"Bau kalian, dasar bucin gak tau tempat lo Chen, gue masih disini loh" ucap Valin sambil berdiri, berniat meninggalkan mereka.
"Yaudah terserah kalian, pesen gue jangan sakitin Natta" ucap Valin.
Natta yang sontak berdiri dan memeluk Valin.
"Terima kasih" ucap Natta.
"Gue pulang dulu, Nat lain kali jangan peluk gue" ucap Valin.
"Liat muka suami lo, gue masih pengen hidup" lanjut Valin.
Sambil berjalan keluar kamar dan meninggalkan mereka.
Disini Archen yang tiba-tiba mengabaikan Natta, merajuk ingin Natta memanjakannya. Kemudian Archen menuju tempat tidur milik Natta sambil pura-pura membaca buku asal yang ia temukan.
"Kenapa kak Chen mukanya kok begitu" ucap Natta.
"Kak Chen" lanjut Natta.
Kali ini Natta mendekati kak Chen sambil memeluk Archen dari belakang.
"Kak, kenapa aku diabaikan" gumam Natta tepat di tengkuk leher Archen.
Lama tak ada balasan, nafas Natta yang naik turun tepat di tengkuk leher Archen. Disini Archen yang terlalu fokus atas nafas Natta yang membuatnya tidak kuat lagi. Kemudian Archen membalikkan tubuhnya yang langsung berhadapan dengan Natta.
"Kak Chen jangan marah" ucap Natta, sambil memeluk Archen.
"Aku gak marah sih, kamu sama Valin" ucap Archen.
"Tapi aku berhak cemburu dong, walau kamu sama Valin juga udah deket" lanjut Arhen dengan membenarkan rambut Natta sambil mengelusnya.
"Janji deh kak Chen" balas Natta sambil memanyunkan bibirnnya yang membuat Natta terlihat seperti bayi kelici.
*cup *cup (kecupan bibir yang diberikan Archen pada Natta)
"Tunggu kak Chen" ucap Natta menghentikan kecupan ketiga yang dibuat Archen.
"Kenapa?" tanya Archen.
Disini Natta yang langsung menyambar bibir Archen, yang awalnya ciuman biasa. Kini Archen memimpin dan berujung lumatan yang sangat panas.
kcup.. cup.. meuach.. kcup.. kcupp (suara ciuman mereka)
Pagi pun menyapa mereka, disini Archen dan Natta yang sudah rapi untuk berangkat ke kampus.
"Kak Chen, udah wangi belum?" sambil melebarkan tangannya, untuk menunjukkan bahwa tubuhnya sudah bisa kecium wanginya atau enggak.
Archen yang tidak tau adab, malah memeluk tubuh Natta dan mencium lehernya.
muach (suara ciuman)
"Wanginya, bayi siapa ini" ucap Archen.
"Ah kak Chen" kesal Natta.
"Loh kamu suruh nyium loh" ucap Archen.
"Ya nyium apa wanginya udah kecium walau dari jarak kak Chen tadi" jelas Natta.
Archen yang hanya memanggukkan kepala.
"Iya sayang, udah wangi emang kenapa?" tanya Archen.
"Ya gapapa, aku gak mau istrinya Archen Alexander bau" goda Natta.
Disini Archen yang mengambil kunci, kemudian memalingkan wajahnya dan langsung turun karena terlalu malu atas ucapan yang dilontarkan Natta kepadanya.
"Kenapa kak Chen, malu ya" ucap Natta sambil bergegas mengunci kamar.
"Tunggu aku kak Chen" lanjut Natta sambil sedikit mengejar untuk menyamakan langkah dengan Archen.
to be continue ...
KAMU SEDANG MEMBACA
about decisions and feelings (END)
Romans"Gue suka sama lo Nat, gue suka" ucap Archen. (hanya bisa mematung atas ungkapan yang dilontarkan si Chen) isi hati Natta. #boyslove #romance