Simplify Our Heartbreak | [12]

48.6K 9.6K 4.6K
                                    

Ada yang nungguin banget notif cerita ini nggak? 😶‍🌫️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada yang nungguin banget notif cerita ini nggak? 😶‍🌫️





Kayaknya minggu ini batal ada additional part di Karyakarsa deh.
Mungkin minggu depan.
Pokoknya siap-siap aja dulu yaaa. Biar pas upload di sana langsung pada meluncurrr. Wkwk.






Sanggup kasih api segimanaaa
🔥🔥🔥🔥🔥
***






Davi masih duduk di samping Arjune, masih menikmati perannya; sebagai wanita yang tergila-gila pada pria itu. Tangannya sejak tadi masih menggelayut di lengan Arjune sampai sebuah telepon dari nomor tak dikenal masuk ke ponselnya.

Davi melirik Arjune, lalu mengangguk sopan pada Tante Ardani. "Saya permisi dulu ya, Tante," ujarnya sembari beranjak dari tempat itu, lalu menjauh.

Davi melangkah tergesa ke arah ruang karyawan. "Halo?" Dia membuka sambungan telepon sambil berjalan di koridor yang menghubungkan ruang karyawan dan ruang ganti wanita.

"Halo, Davi?"

Suara itu membuat tubuh Davi membeku, langkahnya terhenti. Dia mengenali suara itu, yang sekarang menghubunginya adalah Rayan, kakak laki-lakinya yang sampai saat ini belum jelas keberadaannya. Dan Davi tahu, apa pun kabar yang didengarnya dari Rayan, untuk sekarang, biasanya kabar yang tidak berdampak baik untuk jalan hidupnya.

"Kamu lagi apa, Vi?"

Davi ingin sekali berkata, "Aku lagi susah payah buat bertahan hidup sampai jual kewarasanku sendiri karena kamu." Tapi dia yakin jawaban apa pun tidak akan menggugah sedikit pun rasa simpati Rayan.

"Kamu lagi di mana sekarang?" tanya Rayan lagi dari seberang sana.

Rayan tidak akan pernah benar-benar peduli padanya. Dia hanya akan peduli tentang segala hal yang menyangkut kepentingan dirinya sendiri. Jadi, Davi hanya menjawab. "Kamu nggak harus tahu aku lagi di mana dan ngapain."

"Ada dua orang yang akan datang ke Blackbeans sekarang," jelaa Rayan, mulai tergesa.

Dugaan Davi benar.

"Aku nggak tahu dari mana mereka bisa dapat informasi tentang kamu. Pokoknya—"

"Siapa lagi 'mereka'?" Tubuh Davi merapat ke sisi, punggungnya menabrak dinding. "Aku tuh capek ... sama kelakuan kamu, tahu nggak?"

"Vi, sekarang tuh bukan waktunya untuk marah-marah. Mendingan kamu cepet-cepet  pergi dari Blackbeans—seandainya kamu masih di sana. Dan sebelumnya, pastiin dulu kalau semua teman kerja kamu nggak akan kasih info apa pun tentang kamu ke dua orang itu, kasih tahu mereka untuk bilang bahwa mereka sama sekali nggak kenal kamu. Mereka—"

"Mas?"

"Mereka penagih yang lagi cari aku, Vi." Hening. Lama. "Maafin aku, Vi. Aku nggak bermaksud buat nyusahin kamu, aku juga nggak pernah sedikit pun nyebut-nyebut kamu sebelumnya di perjanjian kami, jadi—"

Simplify Our HeartbreakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang