Hari Minggu niii.Pada jalan ke manaaa?
Btw ini tu baru berhasil upload setelah laptopnya muter-muter terus selama setengah jam. Sungguh kesabaranku. Terus nggak sempet edit hehe jadi tandain aja yaaa 🙆🏻♀️
Mau beri api yang banyak tidak? 🔥🔥🔥
***
"Davi?" Arjune kembali bersuara ketika Davi masih membeku dalam bingung. "Will you marry me?" Dia bertanya untuk kedua kali.
Di antara riuh suara banyak orang yang terkagum-kagum pada adegan itu, Davi melihat Arjune yang menatapnya dengan senyum—terlalu santai untuk seorang pria yang baru saja melamar wanitanya di depan banyak orang.
Seseorang sudah memberinya microphone, tapi Davi masih membeku. Perlahan dia melirik Tante Ardani yang kini ikut menatapnya dengan wajah gusar. Sama sekali tidak ada petunjuk atas jawaban yang harus dia berikan. Skenario sejauh itu, sama sekali belum mereka persiapkan.
Sorak suara orang-orang di sekelilingnya kembali menyadarkan Davi yang selama beberapa saat tadi terperangkap dalam gamang. Dia mencoba menatap Arjune sekali lagi, memastikan pria itu tidak lagi mengatakan omong kosong.
Dan, dia tidak menemukan petunjuk apa-apa sampai sorak dan tepuk tangan itu layaknya dorongan sebelum satu langkahnya membawanya masuk ke jurang. Dia jelas tidak mungkin menolak ajakan itu karena akan membuat Tante Ardani dan Om Bram malu setengah mati di depan banyak orang.
Namun, terlalu berisiko ketika dia menyetujui. Arjune dengan segala tingkah impulsif yang tidak bisa ditebak membuat Davi semakin kelabakan. Sementara dia harus tetap menjawab. Jadi, dia menjawab dengan suara ragu yang bergetar, "Yes, I will."
Setelah itu, dia tahu langkahnya tentu tidak boleh berhenti di sana. Dia harus mengikuti segala permainan Arjune ketika memutuskan untuk terus mempertahankan kerjasamanya dengan Tante Ardani. Walau tentu saja, dengan penuh hati-hati.
Sesaat setelah itu, Davi melihat Arjune bergerak turun. Pria itu datang dengan sekotak cincin yang dia pamerkan isinya. Saat tiba di hadapannya, Arjune merasa tidak perlu repot-repot meminta izin, tangannya menyematkan cincin di jari manis Davi tanpa mengatakan apa-apa.
Di antara riuh suara kagum dan takjub, Arjune masih belum puas. Wajahnya bergerak merunduk, memberi ciuman singkat yang tipis di bibir Davi seolah-olah itu adalah hal yang wajar. Davi tidak menemukan aroma alkohol dari bibirnya, dari napas tipis yang tadi menerpa wajahnya, tapi dia tetap ingin memastikan. "Lo nggak lagi mabuk, kan?"
Dan Arjune hanya menyeringai seraya menelengkan wajah, ibu jarinya mengusap sisi bibirnya sendiri, menemukan noda lisptik merah milik Davi uang menempel di sana. "Nggak transferproof, ya?" tanyanya, random sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Simplify Our Heartbreak
Romance[TSDP #4] Davi pikir, segalanya sudah menjadi buntu. Sampai akhirnya, suatu kondisi memberikan sebuah celah untuk jalan keluar. Walau benci, dia akan kejar pria itu untuk menjadi pembuka jalannya. 10/08/22 s.d 9/02/23